Bahrain Juga Ikut Normalisasi Hubungan dengan Israel

Presiden Donald Trump kembali mencatat sejarah setelah disebut-sebut menjadi fasilitator normalisasi hubungan Israel-Bahrain.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mencatat sejarah, setelah disebut-sebut menjadi fasilitator normalisasi hubungan Kerajaan Bahrain dengan Israel. (Foto: Getty Images).

Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mencatat sejarah, setelah disebut-sebut menjadi fasilitator normalisasi hubungan Kerajaan Bahrain dengan Israel. Jumat lalu, Trump mengumumkan bahwa salah satu negara di kawasan Teluk, Bahrain akan membangun hubungan diplomatik penuh dengan Israel.

Keputusan Bahrain ini tepat sebulan negara di kawasan Teluk, Uni Emirat Arab membangun hubungan dengan Israel. Hal ini membuat jumlah negara Arab yang mengakui keberadaan Israel bertambah menjadi empat yakni Mesir pada 1979, Yordia pada 1994, UEA dan Bahrain.

Israel dan para pemimpin Arab di Teluk Persia telah diam-diam membina hubungan selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Makin Mesra, Israel Buka Penerbangan Kargo ke UEA

Seperti diberitakan dari portal nytimes.com, namun banyak kalangan yang menyebutkan bahwa kesepakatan negara Arab - Israel terbaru ini bukan hasil diplomasi "pesawat ulang-alik" yang rumit oleh pemerintahan Trump selama berbulan-bulan.

Israel dan para pemimpin Arab di Teluk Persia telah diam-diam membina hubungan selama bertahun-tahun. Mereka diklaim dipersatukan oleh antipati yang sama terhadap Iran dan kekhawatiran tentang kekosongan di wilayah tersebut karena pengurangan Amerika.

Yasser ArafatPerjanjian perdamaian Oslo antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) ditandatangani pada tahun 1993. (Foto: Dokumentasi Jeffrey Markowitz|Sygma melalui Getty Images).

"Impor ini jauh lebih strategis daripada yang terkait dengan perdamaian," kata Martin S. Indyk, yang menjabat sebagai duta besar Amerika untuk Israel di bawah Bill Clinton dan utusan perdamaian Timur Tengah di bawah Barack Obama.

Gedung Putih memanfaatkan kekuatan-kekuatan ini, mengakui peluang untuk membuat kemajuan di satu bidang setelah kegagalannya di bidang lain- menengahi kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

Israel dan negara-negara Arab teluk mulai membangun hubungan tentatif setelah kesepakatan damai Oslo antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina pada 1993. Mereka membuka misi perdagangan di ibu kota masing-masing, meskipun beberapa ditutup setelah gelombang kekerasan Israel-Palestina dalam Intifadah kedua  yang meletus pada tahun 2000.

Hubungan itu semakin kuat dalam dekade terakhir karena Israel dan Arab Teluk mempunyai tujuan yang sama atas Iran, yang dipandang kedua belah pihak sebagai ancaman yang mengerikan. Pada 2015, Uni Emirat Arab mengizinkan Israel untuk membangun kehadiran diplomatik di Badan Energi Terbarukan Internasional di Abu Dhabi.

Qatar telah bekerja dengan Israel untuk menengahi gencatan senjata di daerah kantong Gaza yang didominasi Hamas. Kesultanan Oman menjadi tuan rumah pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada 2018.

Simak Pula: Israel dan Uni Emirat Arab Normalisasi Hubungan

Untuk negara-negara teluk, Israel adalah pelindung terhadap penurunan peran Amerika Serikat di kawasan, serta mitra dagang yang kaya dengan ekonomi teknologi tinggi. Bagi Israel, hubungan dengan negara-negara Teluk memudahkan isolasi dan merupakan cara untuk melawan tekanan dari Palestina untuk menegosiasikan negara baru, karena dukungan dari sesama orang Arab adalah kunci utama dari kampanye panjang itu. []

Berita terkait
Bermesraan dengan Israel, Iran Ancam Serang UEA
Iran mengeluarkan ancaman kepada Uni Emirat Arab (UEA) yang membuat kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel.
Israel dan UEA Memulai Penerbangan Langsung
Penerbangan komersial pertama dari Israel telah mendarat di bandara Uni Emirat Arab (UEA) menandai langkah besar dalam normalisasi hubungan.
Makin Mesra, Israel Buka Penerbangan Kargo ke UEA
Maskapai penerbangan nasional Israel, El Al pada Kamis, 3 September 2020 mengumumkan penerbangan kargo pertama ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.