Jakarta - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia memiliki efek samping bagi kesehatan masyarakat sekitar. Penyakit asma, hingga Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) mulai menghantui pemukiman dekat kawasan kebakaran.
Tidak hanya saat kebakaran, penyakit yang menyerang sistem pernapasan masih bakal terus ada meski api telah padam. Pasalnya, asap kebakaran hutan dapat menyebarkan zat kimia yang berbahaya'
Kimia berbahaya dalam asap kebakaran serupa bahayanya dengan zat-zat seperti pestisida, cat, bahan bakar, hingga pelapis bangunan.
Sebagian besar zat kimia ini berasal dari pepohonan, bangunan, kendaraan, fasilitas industri, dan pemukiman di sekitar hutan.
Tidak hanya berbahaya bagi orang dewasa, zat ini juga membahayakan jiwa anak-anak, terlebih anak usia dini dan balita.
Berbagai macam penyakit gangguan pernapasan yang disebabkan oleh kebakaran hutan antara lain asma, bronkitis, pneumonia hingga penyakit paru obstruktif kronis. Kesemuanya dapat terjadi ketika kita tidak sengaja menghirup partikel-partikel asap akibat kebakaran.
Baca juga: Tiga Cara Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Selain itu, campuran gas, zat kimia, partikel debu, dan berbagai bahan pada asap kebakaran juga bisa membuat seseorang yang menghirupnya menderita kesulitan bernapas.
Penderita akan mengalami sesak napas, iritasi tenggorokan, paru serta batuk, dan juga hidung meler, sinus, hingga iritasi mata dan sakit kepala.
Masyarakat yang tinggal di daerah itu juga berpotensi mengalami gangguan kesehatan kronis, seperti penyakit ginjal, diabetes, masalah kesuburan hingga peningkatan tekanan darah.
Bahkan, asap kebakaran hutan bisa mengakibatkan gangguan pada syaraf. Karena, paparan asap dapat menurunkan kualitas udara yang kita hirup.
Penanganan sementara, masyarakat disekitar kebakaran dapat menggunakan masker khusus untuk menghalau agar partikel asap agar tidak terhirup.
Tidak keluar dari rumah untuk sementara waktu jika kualitas udara masih dalam tingkatan sangat berbahaya bagi kesehatan.
Selanjutnya, tetap aktif untuk membersihkan sekitar rumah yang terpapar debu dan polusi akibat kebakaran hutan. Antisipasi juga dapat dilakukan dengan memasang alat penyaring udara di setiap titik ventilasi rumah.
Selain itu, tetap mengkonsumsi makanan sehat dan banyak meminum air putih. Serta, rutin melakukan konsultasi kepada dokter sampai benar-benar terhindar dari penyakit yang disebabkan asap kebakaran. []