Oleh: Denny Siregar*
"Kamu kalau ketemu Jokowi, kalau ketemu Jokowi, kamu buka celananya jangan-jangan haid Jokowi itu, kayaknya banci itu...."
Video ceramah Bahar bin Smith viral kemana-mana. Ceramah provokasi dengan nada kebencian itu dibagikan banyak orang dengan penuh kemarahan karena ada unsur penghinaan terhadap simbol negara.
Dan benar saja. Tidak lama kemudian elemen masyarakat bergerak melaporkan Bahar bin Smith ke polisi. Yang pertama adalah beberapa orang yang mengatasnamakan diri sebagai Jokowimania. Dan satunya lagi, Muannas Al Aidid seorang pengacara yang terkenal karena pernah menjebloskan Jonru Ginting ke penjara.
Entah apa yang membuat Bahar bin Smith begitu berapi-api menghina Jokowi, sampai harus mengatakan ia banci. Padahal selama ini Jokowi sendiri tidak pernah melarang para ustaz berceramah. Tetapi mereka tutup mata dengan kebebasan itu, bahkan dipergunakan sebebas-bebasnya untuk menghina.
Ketika agama dicampuradukkan dengan politik, maka muncullah model-model seperti Bahar Smith yang tanpa logika jelas kemudian memaki-maki simbol negara. Mungkin dia merasa gagah karena merasa mendapat dukungan, tapi dia tidak sadar bahwa dia masuk jebakan pujian.
Indonesia seharusnya sudah harus memulai program untuk membersihkan masjid dan majelis dari ceramah radikal seperti ini. Ketika kebencian sudah ditanamkan dalam dakwah-dakwah agama, bisa terbayang kualitas umat yang dilahirkan dari ceramah seperti ini. Ujungnya adalah bom bunuh diri yang dijadikan sebagai pelampiasan.
Perang Suriah dimulai dari model ustaz-ustaz seperti ini. Ketidakpuasan terhadap pemerintah, dilontarkan melalui caci maki di mimbar-mimbar, kemudian berkembang menjadi fitnah-fitnah dan ditunggangi oleh politik yang ingin membakarnya lebih besar. Suriah hancur awalnya bukan karena serangan dari luar, tetapi justru dimulai dari tempat-tempat ibadah yang dijadikan sebagai mimbar kebencian.
Jika aparat tidak tegas, tunggu saja. Akan muncul Bahar-Bahar lain yang merasa mendapat angin segar dan merasa aman. Sesudah itu, selesailah negeri ini.
Saya sampai tidak mampu seruput kopi melihat ceramah Bahar Smith yang penuh cacian....
*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secankir Kopi