Bagaimana Hubungan SBY dan Jokowi Setelah Agum Gumelar Membuka Fakta Prabowo?

Timbul pertanyaan bagaimana hubungan SBY dan Jokowi setelah Agum Gumelar membuka fakta Prabowo.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyapa ribuan kader dan simpatisannya saat melakukan kunjungan ke kecamatan Tenayan Raya kota Pekanbaru, Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12/2018). (Foto: Antara/Aswaddy Hamid)

Jakarta, (Tagar 15/3/2019) - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, yakin pernyataan dari Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Agum Gumelar yang heran atas dukungan SBY terhadap calon presiden nomor urut dua (02) Prabowo Subianto, tidak sepengetahuan atau apalagi atas permintaan calon presiden nomor urut satu (01) Joko Widodo.

"Meskipun sebagai anggota Wantimpres mungkin Pak Agum Gumelar sangat dekat dengan Pak Jokowi, salah satu capres kita, belum tentu kata-kata Pak Agum itu sepengetahuan atau apalagi atas permintaan Pak Jokowi," bebernya dalam pesan tertulis pada Para Kader Partai Demokrat, yang diterima Tagar News, Jumat (15/3).  

Karena, menurut SBY, antara dirinya dengan Jokowi ada pada sikap dan posisi untuk saling menghormati baik secara sosial maupun politik. Jadi, ada tanggung jawab untuk menjaga situasi nasional tetap teduh.

"Sebab, diantara kami, Pak Jokowi dan saya, berada dalam sikap dan posisi untuk saling menghormati. Secara sosial dan politik, sikap kami ini tentunya baik agar situasi nasional tetap teduh. Secara moralpun memang harus demikian," jelasnya.

Sebelumnya, beredar video pernyataan bahwa Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Agum Gumelar heran dengan dukungan SBY terhadap calon presiden nomor urut dua (02) Prabowo Subianto. Padahal menurut Agum, SBY adalah anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang turut menandatangi pemberhentian Prabowo dinas militer, 1998 silam. []

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.