Aulia Rahma Penyelam Perempuan Satu-satunya

Aulia Rahma penyelam perempuan satu-satunya dalam tim pencari korban kapal motor Arista yang karam di perairan Makassar.
Aulia Rahma penyelam perempuan satu-satunya dalam tim pencari korban kapal motor Arista yang karam di perairan Makassar, Kamis (14/6/2018). (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Makassar, (Tagar 14/6/2018) - Aulia Rahma (20) penyelam perempuan satu-satunya dalam tim pencari korban kapal motor Arista yang karam di perairan Makassar. 

Ia berada di antara lima penyelam laki-laki yang tergabung dalam Tim Sar Pemuda dalam kapal Basarnas (badan nasional pencarian dan pertolongan). Tagar News berkesempatan mengikuti tim pencari ini.

Walau baru empat bulan belajar menyelam, mahasiswi Akademi Perawat Anging Mammiri Makassar ini tampak luwes bekerja sebagai tim penyelamat. 

"Saya bergabung di Tim Sar Pemuda belum cukup satu tahun, nanti bulan November baru satu tahun. Saya juga satu-satunya dari tim pemuda yang ikut menyelam," katanya dengan raut antusias pada Tagar News seusai melakukan penyelaman di Pelabuhan Paotere Makassar, Kamis (14/6).

Ia tampak cantik dan tangguh, tidak canggung berada di antara para pria, menyelam ke kedalaman laut lepas terlihat tanpa rasa takut.

"Justru menyelam bersama mereka merupakan tantangan tersendiri bagi saya. Apalagi kalau menyelam terus dapat korban, itu bahagianya luar biasa," ujarnya penuh semangat.

Aulia RahmaAulia bersiap untuk menyelam. Kemauan dan tekadnya untuk menolong sesama mengalahkan rasa takutnya. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Ia bercerita, diajari menyelam oleh seseorang yang ia panggil Pak Ali. 

"Beliau seorang penyelam senior di Makassar. Beliau juga yang mendapatkan dua korban meninggal ketika menyelam semalam, hingga total korban menjadi 15 orang," katanya.

Ia mengaku terketuk hati ingin menemukan korban yang hilang. 

"Sedih melihat korbannya, apalagi yang masih anak-anak. Apalagi kan sudah mau Idul Fitri dimana kita sebagai umat muslim khususnya merayakannya, berkumpul dengan sanak saudara, sedangkan mereka malah kehilangan anggota keluarganya," ujarnya.

Bekerja untuk Kemanusiaan

Aulia senang bekerja untuk kemanusiaan, tampaknya sesuai benar dengan ungkapan apel jatuh tak jauh dari pohonnya. Ayahnya juga seorang pekerja kemanusiaan lewat jalur Palang Merah Indonesia.

Anak ketiga dari empat bersaudara ini bercerita, beda dengan ayahnya, ibunya menampakkan rasa cemas pada niatnya untuk bekerja di Basarnas.

"Ibu khawatir terlalu tinggi, kadang melarang. Tapi setelah diberi penjelasan, ia mengerti sedikit demi sedikit," katanya.

Aulia RahmaAulia bersama tim penyelam dari Basarnas (badan nasional pencarian dan pertolongan) sedang berupaya mencari korban hilang dari kapal Arista yang karam di perairan laut lepas Makassar. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Di Sulawesi Selatan khususnya Makassar, sangat jarang penyelam penyelamat perempuan. Itu yang mendorong Aulia bergabung dalam tim penyelam Basarnas.

"Saya orang yang suka tantangan," katanya dengan suara mantap.

Aulia mengaku, pertama menyelam sebenarnya ada rasa takut. Tapi, rasa takut itu dikalahkan kemauan dan tekadnya yang kuat untuk bisa menolong sesama.

"Makanya saya berani dan bertekad untuk ikut turun ke lapangan," katanya. "Apalagi ayah sangat mendukung. Yang penting tidak mengganggu perkuliahan saya dan bisa menjaga diri."

Wajahnya bersemu merah saat ditanya sudah punya pacar atau belum.

"Saya tidak punya, karena rata-rata pacar sebelumnya tidak mendukung saya dengan hobi dan jiwa saya. Makanya saya kurang nyaman untuk pacaran," katanya.

Berita terkait: Kapal Tenggelam, Bocah Soraya dan Indriani Ditemukan Menghitam, Tambah Jumlah Korban

Dihempas Ombak

Sebelumnya, berdasarkan kronologis kejadian, pada Rabu (13/6) pukul 12.45 Wita, terjadi kecelakaan di perairan Makassar (perairan Gusung) Kecamatan Ujung Tanah Makassar. Perahu KM Arista tenggelam.

Kapal yang dinahkodai Kila dengan puluhan penumpang itu bergerak dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo, Kelurahan Barrang Lompo Makassar Kecamatan Sangkarrang, Makassar.

Di pertengahan jalan, KM Arista oleng dihempas ombak. Diduga lantaran muatan berlebihan membuat kapal tidak terkendalikan, akhirnya terbalik dan karam. (rio)

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.