Jakarta - Duel Arsenal melawan Manchester United menjadi pembuka di tahun baru, 2020. Arsenal yang menjamu Man United di kompetisi Liga Premier Inggris di Stadion Emirates, Kamis 2 Januari 2019 dini hari WIB, berharap meraih kemenangan dalam laga yang tak layak lagi bersematkan duel klasik seperti era 2000-an.
Arsenal dan Man United bukan lagi tim-tim besar yang selalu menghuni big four sejak kompetisi Liga Inggris berubah menjadi Liga Premier. Pada era 1995 sampai 2005, Arsenal dan Man United mendominasi kompetisi Inggris. Mereka rutin bermain di Liga Champions.
Hanya, Man United yang diarsiteki Sir Alex Ferguson lebih dominan ketimbang Arsenal yang saat itu ditangani Arsene Wenger. Meski demikian, duel kedua tim memang selalu panas dengan tensi tinggi. Saat itu, pertemuan mereka, selain duel Man United melawan Liverpool, bak el Clasico yang kerap diwarnai kontroversi dan adu mulut antarpemain.
Bagi kami, kini setiap pertandingan adalah final. Kami adalah Arsenal dan itu adalah tuntutan
Laga mereka selalu diwarnai mind game alias perang kata-kata di media dari Ferguson maupun Wenger. Buntutnya big match itu kerap menyedot perhatian di seluruh dunia. Bahkan laga mereka kerap menempati peringkat atas untuk tayangan televisi di seluruh dunia.
Hanya setelah kepergian Ferguson dan Wenger, Man United dan Arsenal mulai melempem. Keduanya sudah sulit masuk big four sehingga harus puas bermain di Liga Europa. Meski demikian, mereka masih bisa sesekali berkompetisi di Liga Champions.
Begitu pula di musim ini, Arsenal dan Man United masih terengah-engah untuk masuk zona Liga Champions. Arsenal yang memiliki poin 24 berkutat di papan bawah dengan menduduki peringkat 12. Mereka hanya unggul enam poin dari Aston Villa yang berada di zona degradasi.
Posisi Man United masih lebih baik karena bisa menempati peringkat lima dengan poin 31. Harapan The Red Devils masuk zona Liga Champions masih terbuka.
Kemenangan atas Arsenal setidaknya bisa menjaga jarak poin dengan tim-tim di atasnya. Bila kalah, posisi Man United bakal kembali turun karena mereka hanya unggul satu atau dua poin dari tim-tim di bawahnya.
Arsenal Tak Ingin Gagal di Laga Kandang
Hanya, Arsenal tentu tak ingin kembali gagal meraih poin di kandang sendiri. Kehadiran manajer anyar, Mikel Arteta memang tidak dalam situasi bagus. Pasalnya, The Gunners justru menghadapi laga-laga tak mudah di periode festival. Sebuah periode klub-klub Liga Premier melakoni laga yang padat saat liga-liga Eropa beristirahat.
Saat pemain dari liga lain merayakan Natal dan Tahun Baru, pemain di Inggris justru harus bertanding tiga kali dalam sepekan. Pada laga boxing day atau sehari setelah Natal misalnya, Arsenal hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Bournemouth.
Hanya berselang tiga hari, mereka dihajar Chelsea 1-2 dalam London Derby di kandang sendiri. Dalam kondisi terpuruk, mereka harus meladeni Man United.
"Ini memang menjadi kecemasan saya," ujar Arteta. "Tetapi saya berharap hasil itu tidak banyak berpengaruh pada pemain. Mereka secara psikis memang terpukul dan kecewa karena kami tak pantas meraih hasil tersebut. Namun kami harus bangkit," kata eks asisten manajer Manchester City ini.
Sebaliknya, tim lawan menunjukkan tren bagus. Man United menang 4-1 atas Newcastle United dan 2-0 atas Burnley di periode festival. Kini, manajer Ole Gunnar Solskjaer berharap tim asuhannya mencetak hat-trick kemenangan saat tandang ke London utara.
Arteta berharap pemainnya tak terpengaruh dengan kekalahan dari Chelsea. Menurutnya laga melawan Man United merupakan momen tepat untuk bangkit. Pasalnya, mereka menghadapi salah satu rival abadi The Gunners.
"Kami menghadapi laga besar berikutnya. Mereka harus memberi respon terbaik karena ini merupakan tantangan kami. Bagi kami, kini setiap pertandingan adalah final. Kami adalah Arsenal dan itu adalah tuntutan," kata Arteta menegaskan.
Arsenal memang terpuruk. Mereka baru sekali menang di 15 pertandingan di berbagai kompetisi. Catatan buruk itu berujung pemecatan Unai Emery yang kemudian digantikan Arteta. Arsenal juga untuk kali pertama sejak 1959 mengalami kekalahan di empat pertandingan kandang. []