Armitha Seha Safitri Pemegang WHV Asal Malang Alami Kecelakaan Lalu Lintas di Australia

Mitha kini masih dirawat di rumah sakit Flinders Medical Center di Adelaide dengan kondisi "luka kritis," ini menurut laporan polisi
Armitha Seha Safitri menjadi korban kecelakaan mobil di kawasan Australia Selatan. (Foto: abc.net.au/indonesian - Koleksi pribadi)

Oleh: Natasya Salim

TAGAR.id- Seorang warga negara Indonesia, Armitha Seha Safitri, menjadi korban kecelakaan mobil pada Jumat, 7 Juli 2023, di Wynarka, kawasan negara bagian Australia Selatan.

Mitha adalah pemegang visa Working Holiday (WHV) yang berasal dari Malang, Jawa Timur (Jatim).

Mitha kini masih dirawat di rumah sakit Flinders Medical Center di Adelaide dengan kondisi "luka kritis," ini menurut laporan polisi.

Elinda, pemegang WHV lain yang terus mengikuti perkembangan Mitha di rumah sakit mengatakan baru menerima update terakhir tadi malam (9 Juli 2023).

"Dari informasi yang diberikan dokter per tadi malam, kondisi beliau semakin tidak baik atau semakin memburuk," katanya. "Tidak ada tanda bahwa beliau akan kembali pulih."

Menurut laporan polisi, pada Jumat, 7 Juli 2023, pukul 08.20 pagi waktu setempat, polisi menerima panggilan layanan darurat kecelakaan mobil di Jalan Raya Karoonda yang terletak di daerah Wynarka dan Chapman Bore.

Mitha yang berusia 30 tahun langsung diterbangkan ke rumah sakit menyusul kecelakaan tersebut. Polisi belum menjelaskan kronologi kecelakaan dan masih melakukan penyelidikan.

Namun, dalam pernyataan melalui akun Facebook Polisi Australia Selatan disebutkan bahwa pengemudi mobil lainnya adalah seorang pria berusia 63 tahun yang juga dibawa ke rumah sakit "tanpa cedera yang mengancam keselamatan jiwanya."

Menurut Elinda, bagian belakang mobil Mitha ditabrak oleh mobil silver yang "jauh lebih besar dari mobil beliau sehingga mengalami cedera parah."

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter yang disampaikan pada Elinda dan teman-temannya, Mitha "banyak sekali mengalami cedera pada organ tubuhnya."

"Termasuk patah tulang punggung, kemudian saat kecelakaan jantungnya sempat berhenti dan mereka mencoba melakukan CPR untuk pertolongan pertama," kata Elinda. "Kemudian (Mitha) sudah mengalami mati otak.”

"(Dan) memang satu ginjalnya masih berfungsi, tapi tidak begitu baik. Yang lainnya sudah tidak bisa diselamatkan."

Saat ini, Elinda mengatakan bahwa Mitha masih dirawat di rumah sakit dengan bantuan alat-alat untuk menopang hidupnya.

Penggalangan dana

Komunitas Indonesia di Adelaide melakukan penggalangan dana untuk meringankan tanggungan biaya dari kecelakaan yang menimpa Mitha.

Penggalangan dana tersebut dilakukan sejak Sabtu oleh IndoPeduliAdelaide dan organisasi Masyarakat Islam Indonesia Australia Selatan (MIIAS).

Hingga artikel ini diterbitkan, jumlah dana yang terkumpul sudah mencapai lebih dari 35,000 dolar Australia (setara dengan Rp 350 juta).

"(Jumlah) ini (memecahkan) rekor," kata Eni Mosel, pendiri organisasi IndoPeduliAdelaide.

"Orang-orang Indonesia ini, saya terharunya di situ, enggak pakai berpikir kalau untuk mengulurkan tangan meski hanya 5 dolar, 10 dolar, yang penting mereka ikut terlibat."

Menurut Eni, sebagian dari uang yang sudah terkumpul sudah disisihkan untuk keperluan visa ibu dan adik Mitha yang hendak datang ke Adelaide untuk menengoknya.

Keberangkatan keluarga Mitha ke Australia masih menunggu proses pengajuan visa yang melalui KJRI setempat telah dibantu melalui proses ekspres yang dipercepat karena kedaruratan kondisi Mitha.

Selain untuk keberangkatan keluarga, dana tersebut juga diberikan kepada teman-teman Mitha yang menunggu di rumah sakit untuk keperluan mendadak.

Elinda, teman Mitha mengatakan ia tidak menyangka donasi yang terkumpul akan sebanyak saat ini dan berterima kasih.

"Komunitas semua terlibat, banyak sekali yang datang untuk berkunjung ... makanya saya bilang luar biasa masyarakat dan teman-teman dukungannya," katanya.

"Semoga hal-hal baik yang dilakukan ini akan kembali lagi ke teman-teman dan saudara sekalian."

ElindaElinda (kedua dari kanan atas) mengatakan Mitha merupakan seseorang yang tulus ketika berteman. (Foto: abc.net.au/indonesian - Koleksi pribadi)

'Tulus kalau berteman'

Elinda adalah teman kerja Mitha yang dikenalnya sebagai seseorang yang "tulus kalau berteman."

Menurutnya, tidak sedikit teman Mitha yang terbang dari Sydney atau pun tempat lainnya yang mengunjunginya di rumah sakit.

"Bagaimana beliau terbiasa memanusiakan manusia lain, jadi teman-teman lain juga ikut mendukung," katanya.

"Sampai detik ini, kita dari penjuru mana-mana datang dan berkumpul [menjenguk Mitha], dari yang enggak kenal [satu sama lain], kami jadi menambah keluarga."

Elinda mengatakan bahwa Mitha berencana untuk pindah ke Sydney dari kawasan Renmark di pedalaman Australia Selatan.

Menurutnya, pada hari Jumat, Mitha berangkat sekitar pukul 6 pagi ke Adelaide untuk mengembalikan mobil yang ia sewa di sana.

Ia berencana untuk jalan-jalan di Adelaide, sebelum akhirnya terbang ke Sydney pada hari Sabtu, 8 Juli 2023 untuk menetap di sana. (abc.net.au/indonesian). []

Berita terkait
Peserta WHV Asal Indonesia Merasa Kerja di Australia Utara Tidaklah Seperti yang Diharapkan
Kostariana mengaku terpaksa bekerja di beberapa tempat untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya di Australia