Untuk Indonesia

Arah Baru Universitas Sumatera Utara

Era disrupsi bukan saja telah mematikan fungsi kepakaran sebuah ilmu pengetahuan.
Mahasiswa UNY Yogyakarta pembuat sosis tempe jamur tiram. (Foto: Istimewa)

Oleh: Abi Rekso Panggalih (Almamater Universitas Sumatera Utara)

“Era disrupsi bukan saja telah mematikan fungsi kepakaran sebuah ilmu pengetahuan. Namun, telah menggeser fungsi pendidikan menjadi penghardikan”

Tentu masih basah dalam ingatan kita bagaimana perseteruan politik elektoral hampir melewati batas normal dari yang pernah ada sebelumnya. Hampir setiap kelompok anti-Jokowi menebalkan kebencian dengan amarah yang membabi buta. Mulai dari tuduhan komunis, keturunan Cina hingga anak tanpa orang tua. Kebodohan ditebarkan dimana-mana, disambut tepuk tangan kosong tubuh-tubuh tanpa pikiran.

Hingga pada akhirnya semua senyap, dan berlomba melakukan puja-puji kepada pemerintahan yang sah dan demokratis. Kesenyapan itu bersambut ketika Prabowo Subianto diminta Presiden Jokowi untuk sama-sama membangun negri.

Jiwa besar Prabowo ternyata masih ada. Ajakan itu diterima dengan tangan terbuka dan kepala tegak terhormat. Tidak ada yang dipermalukan dalam konteks ini, karena keduanya baik Jokowi dan Prabowo tetap berkomitmen untuk bangsa dan negara. Kemudian, dikubangan mana tubuh-tubuh tanpa pikiran itu tergenang??

Universitas Sumatera Utara juga punya cerita yang kurang lebih sama. Hingga secara legal dan demokratis Dr. Muryanto Amin terpilih, hujatan dan upaya pembatalan atas pelantikan dirinya sebagai Rektor semakin masif dan brutal.

Entah karena ada kekhawatiran kelompok status quo yang sudah terlalu lama di zona nyaman. Atau, tubuh-tubuh tanpa pikiran yang telah lama tergenang kembali bergentayangan.

Bagi siapapun yang merasa dirinya Almamater USU, dalam hati kecil selalu ada harapan di mana satu saat USU bisa menjadi sebuah Universitas yang membanggakan bagi Indonesia.

Dr. Muryanto Amin adalah tonggak untuk arah baru Univerversitas. Bukan saja prestasi akademiknya yang mensuarkan reputasi USU dalam kancah nasional. Namun juga dirinya adalah salah satu tokoh muda Sumatera Utara dengan segudang jejak gerakan perubahan bersama masyarakat Sumatera Utara.

Ini juga rekor sekaligus catatan sejarah baru, dimana selama Universitas Sumatera Utara ini kali pertama Rektor terpilih berlatar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Banyak harapan sekaligus hujatan, dalam proses pengembanan tugas Dr. Muryanto Amin ke depan.

Pembunuhan Karakter Berdalih Plagiarisme

Adalah Marcus Valerius Martialis seorang yang pertama kali mencetuskan terma dari plagiarisme, berasal dari plagiarisus. Plagiarus dimaknai sebagai sebuah tindakan picik yang mengambil karya orang, dang kemudian menyakatan bahwa itu karya dirinya.

Bukan tanpa alasan Martialis melahirkan sebuah terminologi baru (pada masanya), karena karya-karya Epigram Martialis kerap disadur bahkan di jiplak mentah-mentah dengan aforisme dialek bahasa yang berbeda.

Perbincangan soal plagiarisme pada abad pertama masehi, adalah konsumsi bagi mereka yang yang hidup dan tumbuh dalam lingkungan ilmu pengetahuan dan sastra bahasa.

Begitupun pada masanya, dugaan atau tuduhan akan plagiarisme sangat sulit dibuktikan secara otentik ataupun diberikan sebuah sanksi hukum positif. Karena praktik atau kecenderungan tersebut sejatinya terdeteksi dalam setiap komposisi pemikiran setiap ilmuan, filsuf ataupun sastrawan.

Maka era Post-Modern berupaya untuk melepaskan dari belenggu tuduhan tersebut, dan mendeklarasikan sebuah sikap bahwa sejatinya tidak ada sebuah karya yang betul-betul otentik. Foucalt misalnya begitu meyakini bahwa dalam sebuah proses falsifikasi kebenaran atas pengetahuan selalu ada repetisi (pengulangan). Atau misalnya Habermas yang berkesimpulan bahwa sebuah konstruksi pengetahuan yang ada, bukanlah sebuah epistemologi tunggal.

Era disrupsi melebarkan definisi atau pemahaman plagiarisme, dengan sebutan Self-Plagiarism. Terma ini muncul dan digunakan banyak penulis untuk saling meruntuhkan sebuah karya pengetahuan dengan bantuan mesin, bukan dengan kemampuan akal pikiran.

Artificial of Intelligence (AoI) adalah sebuah alat bantu pencarian yang mempermudah manusia untuk memaksimalkan fungsi dari internet dan ruang digital. Gampangnya, sebuah karya tulis bisa di lacak jejaknya kebelakang ataupun seberapa banyak dibaca publik luas.

Self-Plagiarism yang dituduhkan kepada Muryanto Amin sudah sangat berbeda dari makna dasar yang diusung Martialis. Apa yang dituduhkan kepada Muryanto, dalam era Post-Modern adalah repetisi. Dan itu sangat dimungkin bahkan dibolehkan dalam rangka falsifikasi bangunan teori yang dikembangkan. Muryanto tidak menduplikasi karya orang, juga tidak hingga detik ini tidak ada orang yang menuntut karyanya diduplikasi oleh Muryanto. Yang dia lakukan adalah repetisi dari karyanya sendiri dengan tujuan memperluas wilayah korektif atas bangunan teorinya.

Self-Plagiarisme yang dituduhkan kepada Muryanto bukan saja omong kosong, tetapi juga sama sekali tidak dikenali dalam sistem hukum kita. Bahkan kementerian pendidikan sendiri sudah menganulir tuduhan itu. Jadi, lagi-lagi ini adalah upaya pembunuhan karakter kepada Muryanto Amin dengan dalih plagiarisme. Dalih itu digunakan karena mereka yang merasa terusik dengan agenda pembaharuan USU, adalah kaum krisis mental sekaligus akal.

Jangan-jangan mereka yang menuding self-plagiarism, bahkan melakukan tindakan plagiarism. Lebih lagi mereka yang terlalu banyak omong tentang self-plagiarisme padahal dirinya tidak pernah menulis satu jurnal pun. Ini menyedihkan, karena dalih plagiarisme digunakan atas karena orang-orang yang gagal mempertahankan tahta dan kuasa yang sudah kadaluarsa.

Selamat kepada Dr. Muryanto Amin dengan amanah baru sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara. Semoga amanah di jalan pembaharuan.

Salam #RakyatAkalSehat

Berita terkait
Waspada Virus Nipah, Khususnya Sumatera Utara, Tingkat Kematian Tinggi
Virus Nipah jadi ancaman baru. Tingkat kematian akibat virus ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari virus corona. Kalong dan Babi pembawa virus.
Daftar 20 SMA Terbaik di Sumatera Utara 2020 Berdasarkan Nilai UTBK
LTMPT beberapa hari lalu merilis daftar SMA terbaik di Indonesia berdasarkan hasil rata-rata nilai Tes Potensi Skolastik (TPS) tertinggi 2020.
Ijek Targetkan Golkar Pimpin Legislatif di Sumatera Utara
Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijek ini, resmi dilantik sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumut periode 2020-2025, Jumat, 20 November 2020.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.