Arab Saudi Akan Cabut Larangan Menonton Film di Bioskop

Inilah malam yang langka di ibu kota Arab Saudi, Riyadh. Pertama kali setelah pihak Kerajaan Arab Saudi mencabut larangan menonton film di bioskop.
Warga Arab saudi menghadiri pemutaran film pendek di King Fahd Cultural Center di Riyadh. (Foto: Straitstimes/AFP)

Riyadh, (Tagar 24/10/2017) - Lampu padam. Sebuah proyektor kemudian berputar dan para penonton kemudian tenggelam di kursi mewah menikmati pengalaman pertama mereka selama beberapa dekade untuk pertama kali menonton film di sebuah bioskop.

Inilah malam yang langka di ibu kota Arab Saudi, Riyadh. Pertama kali setelah pihak Kerajaan Arab Saudi mencabut larangan menonton film di bioskop. Selama beberapa dekade, orang-orang di Arab saudi tak boleh menonton film di bioskop karena dicap vulgar dan berdosa oleh kelompok garis keras religius.

Setelah sebuah keputusan yang mengizinkan perempuan mengemudi, pihak berwenang Arab Ssaudi mengisyaratkan bioskop akan segera diijinkan sebagai bagian dari reformasi.

"Bioskop itu seperti jiwa masyarakat Saudi," kata Faisal Alharbi, direktur National Dialogue, yang memutar tiga film pendek di King Fahd Cultural Center. "Itu membuat orang melihat kenyataan, cerminan hidup mereka sendiri di layar."

Namun, setiap bisokop harus memisahkan penonton sesuai jenis kelamin.

Begitu pelarangan bioskop berakhir, seorang mahasiswa kedokteran Sultan (19), mengharapkan hadirnya bioskop dengan semua ornamen pengalaman film modern, termasuk mesin penjual yang menawarkan popcorn.

Pencabutan larangan menonton di bioskop diprediksi akan membangkitkan pergeseran paradigma di kerajaan, yang sebenarnya sudah dirancang sebagai bagian dari rencana reformasi yang dijuluki Vision 2030.

Sebelumnya, kelompok garis keras, yang melihat bioskop sebagai ancaman terhadap identitas budaya dan agama, berperan penting dalam menutupnya pada tahun 1980-an.

Ulama tertinggi Arab Saudi memperingatkan pada bulan Januari 2017 lalu tentang "kebejatan" bioskop. Namun pihak berwenang tampaknya mengabaikan ancaman tersebut, dengan beberapa membandingkan dorongan reformasi Arab Saudi ke bus yang bergerak cepat - ada orang yang naik atau berisiko ditinggalkan.

Dalam beberapa bulan terakhir, negara ini telah menyelenggarakan konser, festival budaya Comic-Con pop dan perayaan hari tua campuran gender.

Larangan bioskop tidak masuk akal di zaman YouTube, kata pembuat film. Film-film Saudi telah membuat gelombang di luar negeri, menggunakan internet untuk menghindari jalur distribusi dan sensor negara.

Film Wadjda, oleh sutradara perempuan Haifaa al-Mansour, membuat sejarah pada tahun 2013 setelah menjadi entri Academy Award pertama di Arab Saudi. Film ini menggambarkan mimpi seorang gadis berusia 10 tahun untuk mendapatkan sepeda seperti anak laki-laki di lingkungan konservatifnya.

Tahun ini, negara ini lagi berlomba meraih Oscar, dengan Barakah Meets Barakah, komedi romantis pertama kerajaan yang ditayangkan perdana di Berlin International Film Festival.

Pemerintah belum secara resmi mengumumkan tanggal untuk mengakhiri larangan tersebut, namun pembukaan "bioskop yang dibuka di Riyadh" telah mendapat daya tarik pada media sosial.

Reformasi Akibat Minyak

Kerajaan Arab Saudi mulai melakukan reformasi sebagai bagian untuk meningkatkan belanja domestik melalui dunia hiburan karena pihak kerajaan mulai melihat mulai menurunnya harga minyak dan pendapat kerajaan tak bisa hanya mengandalkan minyak.

Selama ini masyarakat Arab Saudi belanja miliaran dolar setiap tahunnya untuk menonton film dan pergi ke taman hiburan di negara tetangga Bahrain dan Dubai.

Beberapa sutradara asal Arab Saudi pun mengatakan tanpa bioskop, investasi dalam film tidak akan berkembang dan penggambaran masyarakat tidak akan bergerak melampaui penggambaran asing terhadap orang Saudi sebagai ekstremis atau budaya primitif.

Saat film diputar di King Fahd Cultural Center, para penonton tampak antusias menonton film yang bercerita tentang seorang pemuda yang berjuang untuk menemukan pasangan yang tepat.

Saat lampu menyala, teriakan para pria meletus menjadi sorak sorai.

Dan sorak-sorai para pria pun dibalas dengan sorak sorai yang tak kalah meriah oleh para penonton wanita. (Fet/Straitstimes)

Berita terkait
0
Ukraina dan Moldova Resmi Sebagai Kandidat Anggota Uni Eropa
KTT Uni Eropa akhirnya memberikan status “kandidat resmi“ kepada Ukraina dan Moldova yang disebut sebagai momen unik dan bersejarah