Ani Yudhoyono Kanker Darah, Ini Efek Psikologisnya pada SBY

Sudah 16 hari Ani Yudhoyono dirawat di rumah sakit di Singapura karena kanker darah. Ini efek psikologisnya pada SBY.
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono akrab disapa SBY setia mendampingi istrinya, Ani Yudhoyono, yang sedang menjalani perawatan di National University Hospital, Singapura, karena penyakit kanker darah. (Foto: Twitter/Agus Yudhoyono)

Singapura, (Tagar 19/2/2019) - Hingga Senin (18/2), sudah 16 hari Ani Yudhoyono, istri Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono dirawat di National University Hospital, Singapura, dan sejak itu pula SBY setia mendampinginya.

Mantan presiden RI dua periode tahun 2004-2014 itu hanya keluar rumah sakit sekali-sekali untuk beristirahat dan sesudahnya segera kembali ke rumah sakit lagi.

Saat menemui para tamu di lobi rumah sakit, Sabtu (16/2), mantan presiden SBY nampak lelah. Raut mukanya menggambarkan kesedihan.

"Dia `upset`, sedih," kata MS Hidayat, sahabat SBY yang sengaja datang dari Jakarta untuk menjenguk Bu Ani di rumah sakit di negara tetangga tersebut.

Bahkan, MS Hidayat yang adalah mantan ketua Kadin Indonesia dan sempat menjabat menteri perindustrian itu menyebut, SBY sempat tidak mau makan.

MS Hidayat yang merupakan tokoh asal Jawa Barat itu menyatakan, ia sengaja memberikan nasihat dan penguatan kepada SBY agar mau makan dan selalu semangat menemani Bu Ani.

"Makanya saya nasihati, SBY sendiri harus kuat," kata dia.

Wajar bila SBY sedih, kata dia, karena Bu Ani selama ini selalu setia mendampingi mantan kepala negara ke mana saja. Bahkan turut turun ke sejumlah daerah untuk sosialisasi Pemilu 2019.

Bu Ani, disebut sebagai istri yang "tahan banting" karena tidak pernah mengeluh selama mendampingi SBY, baik ketika masih menjabat presiden maupun sesudah tidak menjabat.

"Terutama 10 tahun ini," katanya bercerita.

MS Hidayat mengatakan, demi menjaga istri tercinta, SBY bahkan mengatakan tidak akan aktif ikut kampanye pemilu serentak 2019. Padahal sejumlah agenda sudah disusun untuk dihadiri.

Susilo Bambang Yudhoyono menugaskan putra sulungnya, Agus Yudhoyono menggantikan dirinya berkampanye, terutama di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Dia tidak bisa aktif. Tadinya dia ada agenda mau kampanye, utamanya di Jawa Timur, Jawa Tengah. Sama sekali enggak bisa," kata MS Hidayat.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto, sebelumnya mengabarkan bahwa partainya tetap solid mendukung pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Ia juga mengabarkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga akan turun mengampanyekan Prabowo-Sandi sekitar bulan Maret 2019.

"Pak SBY juga memutuskan Partai Demokrat mendukung pasangan Prabowo dan Pak Sandi, sehingga direncanakan itu adalah pada saatnya yang tepat, kurang lebih pada bulan Maret," ujar Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/11).

Namun fakta kemudian berbicara lain. SBY ternyata ingin terus mendampingi istrinya hingga pulih seperti sedia kala. Layaknya Bu Ani yang juga setia mendampinginya kemanapun.

Ani YudhoyonoAni Yudhoyono menjalani perawatan di National University Hospital, Singapura, karena penyakit kanker darah. Agus, Ibas, Alya dan Anisa bergantian menjaganya. (Foto: Twitter/Agus Yudhoyono)

Kerabat Khawatir pada SBY

Kondisi SBY, sempat membuat para kerabatnya khawatir. MS Hidayat menyampaikan, sejumlah kawan di Jakarta sengaja meminta dirinya untuk menyampaikan pesan, agar SBY tidak lupa menjaga kesehatan.

Mantan Kapolri, Jenderal Polisi Sutarman mengatakan, SBY merasa sedih dengan kondisi yang terjadi. Apalagi, penyakit itu diketahui saat mantan ibu negara tersebut tengah sibuk mendampinginya keliling daerah.

Namun, menurut dia, SBY tetap optimistis dapat mengalahkan kanker di tubuh istrinya karena semuanya sudah ditangani para ahli.

SBY juga merasa lega, karena penanganan penyakit kanker itu belum terlambat.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan semangat kepada SBY agar tidak menyerah mendampingi Bu Ani.

Menurut Khofifah, SBY harus kuat dan mentransferkan kekuatan itu kepada Bu Ani agar terlepas dari seluruh penyakit. "Pak SBY tabah, karena bagaimana pun juga harus memberikan kekuatan kepada Bu Ani," ucapnya.

Alya dan Anisa Bergantian Jaga Ibu Mertua

Tidak hanya SBY yang membanjiri Bu Ani dengan cinta dan dukungan, melainkan seluruh keluarga. Dua orang putranya berbagi waktu untuk menjaga, demikian juga dua menantunya.

Menantu Bu Ani, Alya diketahui terus berjaga di rumah sakit sejak beberapa hari lalu. Dan Senin pagi (18/2) kemarin, ia berganti peran dengan menantu Bu Ani yang lain, Anisa Pohan yang baru tiba dari Jakarta.

Dalam laman Iinstagram, Anisa sempat mengomentari foto yang dipasang di akun @aniyudhoyono. "Kamu adalah wanita terkuat yang pernah kutahu. Kamu akan memenangkan pertarungan melawan kanker. Allah akan melindungimu memo sayang," tulis Anisa dalam akun @anisayudhoyono.

Masih melalui Instagram, Alia melalui akun @rubi_26 kerap menuliskan doa untuk mertuanya, yang disapa Memo, yang kemungkinan diambil dari kata mami atau mama itu.

"Kita semua bersatu dalam doa untuk mengawal pemulihan memo sampai diangkat semua penyakitnya dan pulih seperti sedia kala. Kita bisa, bersama kita bisa hadapi ini. Lets fight the cancer. I love you so much Mo," tulisnya.

Putra bungsu Bu Ani, Ibas juga terus setia mendampingi ibu dan ayahnya itu di rumah sakit.

Ditemui Antara di negara kota Singapura, Senin (18/2), Ibas meminta masyarakat terus mendoakan kesehatan ibunya.

"Kami meminta doa agar diberi kelancaran kemudahan dalam perawatan dan pengobatan hingga ibu sehat wal afiat," kata Ibas.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, kondisi Ani Yudhoyono kian membaik, dan siap untuk melanjutkan ke tahap penyembuhan, melalui kemoterapi.

Dalam dua pekan terakhir, tim dokter berusaha menyetabilkan kondisi kesehatan Bu Ani, agar siap menjalankan kemoterapi. []

Baca selengkapnya dalam Ani Yudhoyono Kanker Darah

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.