Anandi Gopal Joshi, Dokter Perempuan Pertama di India

Usia sembilan tahun menikah, usia empat belas tahun melahirkan anak, usia dua puluh satu tahun menjadi dokter, belum genap usia dua puluh dua tahun ia meninggal.
Anandi Gopal Joshi, dokter perempuan pertama di India, lahir 31 Maret 1865, wafat 26 Februari 1887. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 2/4/2018) – Anandi Gopal Joshi adalah salah satu dokter perempuan paling awal di India, perempuan pertama India yang belajar dan lulus diploma dua tahun di bidang kedokteran di Amerika Serikat.

Ayahnya seorang tuan tanah sebelum mengalami kebangkrutan. Saat ia berusia sembilan tahun, ibunya memaksanya menikah dengan Gopalrao Joshi, seorang duda hampir dua puluh tahun lebih tua darinya, bekerja sebagai pegawai di sebuah kantor pos.

Pada usia empat belas tahun ia melahirkan seorang anak laki-laki, tapi anak itu hanya hidup selama sepuluh hari karena perawatan medis yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya tidak tersedia. Situasi ini menjadi titik balik dalam kehidupannya yang menginspirasinya untuk menjadi seorang dokter.

[caption id="attachment_52710" align="alignnone" width="712"] (Google Doodle 31 Maret 2018 menandai perayaan ulang tahun ke-153 Anandi Gopal Joshi)[/caption]

Gopalrao Joshi, suaminya, ternyata seorang pemikir progresif, mendukung pendidikan bagi perempuan, sesuatu yang tidak lazim pada zaman itu.

(Baca juga: Farouque Shaikh, Pahlawan Romantis Bermata Lebar dari India)

Pada 1880 Gopalrao mengirim surat pada Royal Wilder, seorang misionaris Amerika terkenal, menyatakan minat istrinya untuk mempelajari ilmu kedokteran di Amerika Serikat dan bertanya tentang kantor pos yang cocok di AS untuk dirinya sendiri.

Wilder menerbitkan korespondensi di Princeton's Missionary Review. Theodicia Carpenter, seorang penduduk Roselle, New Jersey, kebetulan membacanya sambil menunggu untuk menemui dokter giginya. Ia terkesan pada keinginan Anandi untuk belajar kedokteran, dan dukungan Gopalrao untuk istrinya, kemudian menulis surat pada mereka, menawarkan akomodasi Anandi ke Amerika.

Sementara pada saat bersamaan kesehatan Anandi sedang menurun. Ia menderita kelemahan, sakit kepala konstan, demam, dan kadang-kadang sesak napas. Theodicia mengirim obat-obatannya dari Amerika, tanpa hasil.

Pada 1883 Gopalrao memutuskan mengirim Anandi sendiri ke Amerika untuk studi medis, meskipun kesehatan istrinya itu tidak terlalu baik. Gopalrao meyakinkannya untuk memberi teladan bagi perempuan lain dengan mengejar pendidikan tinggi.

Seorang dokter bernama Thorborn menyarankan agar Anandi mendaftar ke Woman's Medical College of Pennsylvania.

Sementara itu masyarakat India ortodoks sangat cemas begitu mengetahui rencana Anandi melanjutkan pendidikan tinggi di Barat.

Berdiri di depan podium di Serampore College Hall, Anandi menjelaskan perlunya dokter perempan di India, juga berbicara tentang tujuannya membuka perguruan tinggi kedokteran bagi perempuan di India.

Pidatonya itu mendapat publisitas, simpati dan dukungan berdatangan, kontribusi keuangan mengalir dari berbagai penjuru di India.

Anandi menempuh perjalanan ke New York dengan kapal, ditemani dua kenalan perempuan Inggris.

Di New York, Theodicia Carpenter menerimanya pada Juni 1883.

Anandi menulis surat pada Woman's Medical College of Pennsylvania, meminta dimasukkan ke program medis mereka, yang merupakan program medis wanita kedua di dunia. Rachel Bodley, dekan perguruan tinggi, mendaftarkannya.

Anandi memulai pelatihan medis pada usia 19 tahun.

Di Amerika, kesehatannya memburuk karena cuaca dingin dan pola makan yang tidak biasa. Ia mengidap tuberkulosis. Namun Anandi bertahan dalam semangat, dan lulus pada 11 Maret 1885 dengan topik tesis ‘Kebidanan di Kalangan Aryan Hindu’.

Pada kelulusannya, Ratu Victoria mengiriminya pesan ucapan selamat.

Pada akhir 1886 Anandi kembali ke India, dan menerima sambutan besar. Negara bagian Pangeran Kolhapur menunjuknya sebagai dokter yang bertanggung jawab di bangsal perempuan di Rumah Sakit Albert Edward setempat.

Anandi meninggal karena tuberkulosis pada awal tahun berikutnya, tepatnya 26 Februari 1887 sebelum berusia 22 tahun. Kematiannya menjadi duka seluruh India. Abunya dikirim ke Theodicia Carpenter, yang menempatkannya di pemakaman keluarganya di Poughkeepsie Rural Cemetery di Poughkeepsie, New York.

Google Doodle pada Sabtu 31 Maret 2018 merayakan ulang tahunnya ke-153, mengagumi semangatnya yang di usia 19 tahun menempuh pendidikan dokter, menandai perjuangan hidupnya yang singkat tapi sangat berarti adalah keberanian dan ketekunan.

Google menulis di lamannya, “Kehidupan muda Anandi secara tragis terputus ketika dia meninggal karena tuberkulosis sebelum ulang tahunnya yang ke 22. Namun, warisannya dan jalan yang ia rintis untuk generasi perempuan berlanjut hingga hari ini."

Menariknya, lanjut Google, nama Anandi diabadikan sebagai nama kawah di planet venus.

Dalam usia yang singkat Anandi menancapkan tonggak sejarah dengan memecahkan hambatan ketidaksetaraan jender di India. Kisah hidupnya menjadi ilham yang mencerahkan banyak perempuan India untuk berani mengejar mimpi setinggi bintang di langit. (sa)

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.