Amerika Pantau Langkah China di Asia Tenggara

Menlu Blinken tandatangani perjanjian dengan Menlu Thailand, Don Pramudwinai, perluas “Aliansi dan Kemitraan Strategis” Amerika-Thailand
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS)< Antony Blinken (kiri), dan Menlu Thailand, Don Pramudwinai, menandatangani nota kesepahaman kerjasama bilateral dalam lawatan Blinken di Bangkok, 10 Juli 2022. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Bangkok, Thailand - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS)< Antony Blinken, akhir pekan ini mengunjungi Thailand ketika pemerintahan Biden melangkah untuk menunjukkan komitmennya pada Asia Tenggara, dalam menanggapi kuatnya pengaruh China di kawasan itu.

Di Bangkok pada hari Minggu, 10 Juli 2022, Blinken bertemu dengan pejabat-pejabat senior Thailand dan aktivis demokrasi dari Myanmar.

Menlu Blinken menandatangani perjanjian dengan Menlu Thailand, Don Pramudwinai, untuk memperluas “Aliansi dan Kemitraan Strategis” Amerika-Thailand.

Blinken datang ke Tahiland setelah menghadiri pertemuan menteri luar negeri negara-negara G20 di Bali. Dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, di sela-sela pertemuan di Bali, Blinken menyuarakan keprihatinan tentang meningkatnya pengaruh China ke kawasan itu.

menlu blinken dan menlu chinaMenteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, di sela-sela KTT G-20 di Roma, 31 Oktober 2021. (Foto: voaindonesia.com/via Reuters)

Sebagaimana pendahulunya, pemerintahan Biden mengamati dengan hati-hati pertumbuhan pesat China dan berusaha mendorong negara itu agar mematuhi standar internasional tanpa keberhasilan berarti.

Blinken hari Sabtu, 9 Juli 2022, mengatakan dukungan China pada Rusia dalam perang yang dilancarkan di Ukraina telah menimbulkan ancaman terhadap tatanan berbasis aturan dan memperumit hubungan Washington dan Beijing yang memang sudah tegang.

Namun menurut pejabat-pejabat Amerika, dorongan agresif China ke negara-negara tetangganya di Asia Tenggara dan mempertahankan kehadiran kuat Amerika merupakan puncak agenda Blinken di Thailand. Ditambahkan, Blinken akan menawarkan dukungan dan dorongan kepada para pembangkang Myanmar yang telah terpaksa meninggalkan tanah air mereka sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih pada 1 Februari 2021.

Amerika dan negara-negara demokrasi yang beraliran sama berupaya mencegah negara-negara berkembang di Asia Tenggara untuk melakukan kerjasama proyek infrastuktur dan pembangunan berskala besar dengan China kecuali jika terbukti layak secara ekonomi, sehat secara struktural dan aman bagi lingkungan.

“Kami tidak meminta negara-negara di Asia Tenggara ini untuk memilih, tetapi memberi mereka pilihan dalam hal investasi, infrastruktur, bantuan pembangunan dan lain-lain,” ujar Blinken di Bali.

“Banyak hal yang dapat dilakukan semua orang karena kebutuhannya sangat besar,” ujar Blinken. “Tetapi yang ingin kami pastikan adalah kami terlibat dalam pertarungan menuju puncak, di mana kita melakukan berbagai hal dengan standar tertinggi, bukan pertarungan yang dilakukan dengan standar terendah.”

Pejabat Amerika dari pemerintahan yang datang silih berganti sama-sama telah mengkritisi China karena mengeksploitasi negara-negara yang lebih kecil dengan memikat mereka ke dalam perjanjian yang tidak adil atau menipu.

“Harapan saya adalah jika China terus melibatkan diri dalam semua upaya pertarungan menuju puncak, maka hal ini akan meningkatkan pertarungan,” ujar Blinken, seraya menambahkan “da hal ini akan benar-benar menguntungkan semua pihak.” (em/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Amerika Memperkuat Komitmennya di Asia Tenggara
AS) kembali menegaskan komitmen pada negara-negara Asia Tenggara dalam KTT AS-ASEAN di Ibu Kota Washington
0
Amerika Pantau Langkah China di Asia Tenggara
Menlu Blinken tandatangani perjanjian dengan Menlu Thailand, Don Pramudwinai, perluas “Aliansi dan Kemitraan Strategis” Amerika-Thailand