Alasan Penolakan Eduwisata Glow di Kebun Raya Bogor

Pemasangan glow untuk atraksi wisata malam akan memberikan tambahan tekanan lingkungan bagi Kebun Raya Bogor.
Kebun Raya Bogor. (Foto: Tagar/ist)

Jakarta - Pengelola Kebun Raya Bogor (KRB), PT Mitra Natura Raya (MNR) berencana menyediakan eduwisata malam hari bertajuk Glow. Fasilitas wisata sinar laser itu bertujuan untuk mengenalkan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia, yang disampaikan dengan cara yang menarik untuk generasi milenial saat ini. 

Namun, konsep wisata itu ditolak lima kepala Kebun Raya Bogor periode 1981-2008, yaitu Prof Made Sri Prana, Usep Soetisna, Suhirman, Dedy Darnaedi, serta Irawati. 

Mereka mengirim surat terbuka berjudul 'Marwah Kebun Raya'.  Pada intinya mereka tidak setuju dengan adanya wisata malam di KRB yang dianggap bisa menggangu ekosistem dan habitat asli di dalamnya, demi kepentingan komersialisasi.

Rencana pemasangan lampu sorot (glow) di Kebun Raya Bogor juga menuai kritik dari dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Melani Abdulkadir Sunito mengatakan rencana pemasangan lampu sorot (glow) untuk atraksi wisata malam akan memberikan tambahan tekanan lingkungan bagi Kebun Raya Bogor.

"Aktivitas-aktivitas yang memberi tekanan dari dalam tidak cuma glow, jalan gico yang disemen dan sebagainya. Akan tetapi semua perubahan adalah tekanan yang kemudian dari luar dan kemudian ini ada lagi dari dalam. Saya agak khawatir bahwa ekosistem ini akan runtuh seperti jerami diletakkan di keledai yang sangat keberatan dengan segala bebannya," kata Melani dalam Webinar bertajuk 'Apa Kata Mereka Tentang Kebun Raya?' di Jakarta belum lama ini.

Melani yang merupakan dosen dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB mengingatkan, seluruh pengembangan yang dilakukan untuk kebun raya semestinya memikirkan dampak terhadap kebun raya. 



Kebun raya yang berusia 200 tahun ini tidak bisa disamakan dengan berbagai kebun raya yang lain yang usianya jauh lebih muda.



"Kebun Raya Bogor merupakan ekosistem yang sudah terbentuk selama lebih dari 200 tahun dan dalam proses itu telah mengelola diri dengan sangat luar biasa ketika menghadapi berbagai tekanan dari luar," ujarnya.

Karena itulah, Melani berharap semua pihak tidak menambah tekanan pada kebun raya itu. Selain itu, otentisitas dari Kebun Raya Bogor juga harus dijaga. Kebun Raya Bogor hendaknya tidak dilihat sebagai taman rekreasi semata, karena kebun raya tersebut memiliki nilai historis dan fungsi strategis yang penting bagi lingkungan dan manusia.

"Kebun raya yang berusia 200 tahun ini tidak bisa disamakan dengan berbagai kebun raya yang lain yang usianya jauh lebih muda," tegasnya.

Melani menyebutkan, kebun raya mengusung lima tugas dan fungsi penting yaitu konservasi tumbuhan, penelitian, pendidikan, wisata ilmiah, dan jasa lingkungan. Ketiga fungsi pertama merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan menjadi acuan bersama seluruh kebun raya di dunia.

Untuk itu, Melani mengajak untuk membangun sebanyak-banyaknya kebun raya sehingga menjadi ruang hijau di mana bisa bernafas dengan baik dan bisa mendukung upaya untuk mengatasi krisis ekologi. Menurut Melani, perubahan paradigma juga dibutukan untuk menggeser cara berelasi dengan alam, yang dapat dimulai dengan kebun raya, sehingga memiliki cara pandang yang lebih holistik dan berimbang untuk peduli dan menjaga keberlanjutan kebun raya. Pihanya tidak ingin ada paradigma yang semata-mata ingin menghasilkan pendapatan dari pengelolaan kebun raya.

"Kami bersama teman-teman yang bergabung di dalam komunitas peduli Kebun Raya Bogor itu menyusun petisi dengan sangat jelas kita mengatakan stop glow dan dukung pengusungan World Heritage untuk kebun raya," katanya. []


Berita terkait
Kebun Raya Bogor Harus Pertahankan Citra Kawasan Konservasi.
Harus ada kajian lebih lanjut mengenai daya tampung wisatawan yang tidak boleh mengganggu aktivitas pelestarian ribuan tumbuhan.
MS Kaban: Kebun Raya Bogor Cocok Jadi Wisata Konservasi
Sudah berusia 204 tahun dan menjadi tujuan wisata bagi banyak wisatawan Indonesia.
Menteri PUPR Tinjau Penataan Taman Anggrek Kebun Raya Bogor
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan ke Penataan Bangunan Kawasan Taman Anggrek Kebun Raya Bogor.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.