Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut alasan dirinya akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 adalah agar masyarakat Indonesia yakin bahwa vaksin yang diberikan aman.
Melalui akun Twitter pribadinya @jokowi menyampaikan ia akan menerima vaksin Covid-19 tersebut pada 13 Januari 2021 nanti.
“Saya, sekali lagi akan menjadi orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 tersebut. Mengapa Presiden jadi yang pertama? Bukan hendak mendahulukan diri sendiri, tetapi agar semua yakin bahwa vaksin ini aman dan halal. Jadi, siap-siap saja,” ujarnya melalui akun Twitter pribadinya pada Kamis, 7 Januari 2021.
Mengapa Presiden jadi yang pertama? Bukan hendak mendahulukan diri sendiri, tetapi agar semua yakin bahwa vaksin ini aman dan halal.
Baca juga: Vaksin Pertengahan Januari, Jokowi: Izin Darurat Segera Dikeluarkan
Dirinya juga menyampaikan bahwa vaksin sudah tersedia dan sudah mulai didistribusikan ke daerah. Namun, vaksin harus menunggu izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta menunggu kajian halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Vaksinnya sudah ada, dan mulai didistribusikan ke daerah. Tapi kita masih menunggu izin penggunaan darurat dari BPOM dan kajian halal dari MUI,” ujarnya.
Presiden juga mengatakan jika izin vaksin sudah keluar, vaksin gratis akan dilaksanakan secara bertahap.
“Apabila izin sudah keluar, vaksin gratis secara bertahap, kita laksanakan,” tuturnya.
Baca juga: Menkes Targetkan Distribusi Vaksin Sinovac Rampung Hari Ini
Diketahui, Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono menyampaikan bahwa Presiden akan menjalani suntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac pada 13 Januari 2021. Jokowi rencananya akan menjalani suntik vaksin bersama sejumlah pejabat negara dan disiarkan secara live kepada publik.
“Presiden akan divaksin Rabu, 13 Januari dan tata cara prosesnya akan dibahas Jumat, 8 Januari 2021 ini,” ujarnya pada Selasa, 5 Januari 2021.
Indonesia diketahui sudah menerima 3 juta dosis vaksin Covid-19 buatan pabrikan farmasi Tiongkok Sinovac. Vaksin tersebut tiba dalam 2 kloter, yaitu sebanyak 1,2 juta dosis pada 6 Desember 2020 dan 1,8 juta dosis pada 31 Desember 2020. [] (Amira Salsabila Aprilia)