TAGAR.id – Hasil survei menunjukkan rekor tertinggi peningkatan angka pencurian di supermaket, yang dilakukan oleh geng atau oleh individu yang terhimpit kebutuhan hidup. Namun, beberapa kriminolog meragukan angka tersebut. Ben Knight* melaporkannya untuk Deutsche Welle (DW, 4/7/2025).
Di antara rak-rak swalayan yang dipenuhi wangi deterjen dan susunan kaleng makanan yang tertata rapi, ada angka yang tak bisa ditata ulang: Tahun 2024 mencatat jumlah pencurian toko swalayan atau supermarket terbanyak sepanjang sejarah Jerman.
Sebuah survei tahunan yang melibatkan 98 perusahaan ritel memperkirakan terjadi lonjakan sebesar tiga persen dibanding tahun sebelumnya. Kerugian yang dialami pasar swalaan atau supermarket mencapai sekitar 4,95 miliar euro atau setara lebih dari 90 triliun rupiah.
Dalam laporan yang disebut sebagai studi "perbedaan inventaris,” Institut Ritel Jerman EHI menyebutkan bahwa bagian terbesar dari kerugian itu—sekitar 4,2 miliar setara dengan Rp 80,083,500,000,000—berasal dari pencurian atau pengutilan di supermarket.
Pelakunya bukan cuma pelanggan, tapi juga dari pegawainya sendiri, bahkan kurir pengantar barang. Negara pun ikut menanggung kerugian berupa pajak penjualan yang tak tersentuh akibat pengutilan ini. Nilainya tak tanggung-tanggung, ditaksir merugikan kas publik hingga 570 juta euro setara dengan Rp 10,868,475,000,000.