Jakarta - Salah satu investasi yang minim risiko yang bisa kamu pilih ialah obligasi. Obligasi atau surat utang diterbitkan ketika perusahaan atau entitas lain perlu mengumpulkan uang untuk membiayai proyek terbaru, mempertahankan operasi yang sedang berjalan, atau membiayai utang yang ada.
Penerbit (perusahaan atau entitas lain) menerbitkan obligasi yang mencakup persyaratan pinjaman, pembayaran bunga yang akan dilakukan, dan waktu di mana dana pinjaman (pokok obligasi) harus dibayar kembali (tanggal jatuh tempo).
Pembayaran bunga (kupon) merupakan bagian dari pengembalian yang diperoleh pemegang obligasi karena meminjamkan dana mereka kepada penerbit. Tingkat bunga yang menentukan pembayaran disebut tingkat kupon.
Harga awal sebagian besar obligasi biasanya ditetapkan pada nilai nominal ketika ditawarkan kali pertama.
Sementara harga pasar aktual suatu obligasi tergantung pada sejumlah faktor seperti kualitas kredit penerbit, lamanya waktu hingga kedaluwarsa, dan tingkat kupon dibandingkan dengan lingkungan suku bunga pada saat itu.
Sebagian besar obligasi dapat dijual pemegang obligasi awal kepada investor lain setelah diterbitkan. Dengan kata lain, investor obligasi tidak harus memegang obligasi sampai tanggal jatuh tempo.
Biasanya obligasi dibeli kembali oleh peminjam jika suku bunga menurun, atau jika kredit peminjam membaik, dan obligasi itu dapat diterbitkan kembali dengan biaya lebih rendah.[]
(Fiona Renatami)
Baca Juga:
- 3 Faktor yang Mempengaruhi Harga Obligasi
- Cara Membeli dan Menghitung Cuan Hasil Obligasi
- Mengenal Lebih Dekat Risiko dan Macam Obligasi
- Ragam Obligasi Berdasarkan Hak Tukar