Yuk Simak, 17 Pelanggaran di Pilkada Tangerang Selatan

Bawaslu Kota Tangerang Selatan menemukan 17 pelanggaran di Pilkada Tangsel. Nah nih dia pelanggaran yang mendominasi.
Pertarungan 3 Keluarga Elite Politik di Pilkada Tangsel. (Foto: Tagar/Alfi)

Tangerang Selatan - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah inventarisir laporan pelanggaran pendukung serta pasangan calon di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020.

"Sejak awal hingga saat ini, ada sedikitnya 17 laporan," kata koordinator Divisi Penindakan Bawaslu Kota Tangsel, Ahmar Jazuli, Minggu, 4 Oktober 2020.

Dugaan pelanggaran netralitas ASN dan administrasi masih mendominasi.

Ia mengatakan, laporan itu terdiri dari 7 laporan warga, 7 temuan oleh Bawaslu Kota Tangsel, dan 3 temuan dari Panitia Pengawas Kecamatan  (Panwascam). Dari total 17 kasus itu, kata Jazuli, ada dua pelanggaran tertinggi. Pertama, netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kedua soal administrasi.

"Masalahnya variatif ada pidana, ASN, dan administrasi. Dugaan pelanggaran netralitas ASN dan administrasi masih mendominasi," ucap dia.

Jazuli mengatakan, semua kasus sudah ditangani. Namun, tidak ada yang sampai dijatuhkan kepada pasangan calon.

"Dari total 17 kasus ini, yang pidana ada 6, semuanya sudah sampai proses putusan. Tetapi ada yang dihentikan di pembahasan pertama dan kedua Gakkumdu," ujarnya.[]

Berita terkait
Disdukcapil Tangsel: Ada 14 Ribu Pemilih Pemula Tak Punya KTP
Disdukcapil Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat sebanyak 14 ribu pemilih pemula dalam perhelatan Pilkada.
PSI Tangsel: Hukum ASN Tak Netral di Pilkada 2020
PSI Tangsel memberi imbauan keras kepada ASN agar berperilaku netral dan jangan terlibat dalam proses gelaran Pilkada 2020.
Segini Batas Maksimal Dana Kampanye Pilkada Tangsel
KPU Tangsel telah menetapkan batas maksimal nominal dana kampanye bagi pasangan di Pilkada Tangerang Selatan.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.