Yordania Gelar Pertemuan Israel dan Palestina untuk Redam Bentrokan

Pertemuan itu diharapkan bisa menghentikan lonjakan kekerasan yang dikhawatirkan bisa meluas menjelang bulan suci Ramadan
Para demonstran Palestina membakar ban dalam demonstrasi malam hari untuk menentang permukiman Israel di Beita, di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel, 22 Juni 2021. (Foto: voaindonesia.com/Mohamad Torokman/Reuters)

TAGAR.id, Amman, Yordania - Yordania pada Minggu, 26 Februari 2023, menjadi tuan rumah pertemuan antara para pejabat tinggi keamanan dan politik dari Israel dan Palestina.

Pertemuan itu diharapkan bisa menghentikan lonjakan kekerasan yang dikhawatirkan bisa meluas menjelang bulan suci Ramadan. Hal ini dikatakan oleh para pejabat seperti dilansir oleh Reuters.

Menurut para pejabat, pembicaraan yang akan berlangsung satu hari di Kota Aqaba, di pelabuhan Laut Merah, mempertemukan para pemimpin keamanan Israel dan Palestina untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun. Brett McGurk, penasihat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk Timur Tengah, juga akan hadir dalam pertemuan.

Pembicaraan itu adalah bagian dari upaya Yordania untuk meningkatkan hubungan diplomatic dengan Washington dan mitranya, Mesir, untuk menenangkan situasi di wilayah Israel dan Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Selain itu, pertemuan tersebut juga untuk membangun rasa saling percaya dari kedua belah pihak, kata para pejabat yang berbicara tanpa mengungkap identitas mereka.

Pertemuan itu bertujuan memberi Palestina harapan masa depan politik, kata pejabat senior Yordania kepada Reuters. Jika tujuan-tujuannya tercapai, “akan tercermin dengan pengurangan ketegangan,” kata pejabat itu.

Selain itu, pembicaraan pada Minggu juga menawarkan kesempatan untuk menghentikan lonjakan bentrokan antara Israel dan Palestina dalam beberapa bulan terakhir. Bentrokan-bentrokan itu memicu kemarahan negara-negara Arab dan kekhawatiran masyarakat internasional akan konflik Israel-Palestina yang lebih luas.

“Pertemuan seperti ini sudah bertahun-tahun belum terjadi .… mempertemukan mereka adalah pencapaian besar,” kata seorang pejabat Yordania yang menolak diungkap identitasnya.

warga muslim palestina salat di antara puingWarga muslim Palestina menjalankan salat Ied di sekitar puing-puing kerusakan akibat serangan udara Israel pada Hari Raya Idulfitri, 13 Mei 2021. (Foto: voaindonesia.com/Mahmud Hams/AFP)

Beberapa tahun belakangan, bentrokan pecah antara polisi Israel dan warga Palestina di sekitar masjid Al Aqsa pada puncak bulan puasa Ramadan yang bersamaan dengan perayaan Paskah umat Yahudi dan Kristiani.

Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, sekitar 62 orang Palestina, termasuk orang bersenjata dan warga sipil, terbunuh tahun ini. Sepuluh orang Israel dan satu turis Ukraina tewas dalam serangan oleh warga Palestina selama periode yang sama, menurut Kementerian Luar Negeri Israel.

Beberapa faksi Palestina dari kelompok bersenjata di kelompok Fatah hingga kelompok Islamis Hamas dan Jehad mendesak Otoritas Palestina untuk mundur dari pertemuan itu. Mereka mengatakan pertemuan itu adalah plot yang dipimpin AS untuk melawan aspirasi Palestina.

Otoritas Palestina dalam pernyataannya mengatakan delegasi akan mendesak Israel untuk mengakhiri pendudukan di Tepi Barat. Delegasi Palestina juga meminta Israel untuk maju mencapai kesepakatan damai yang menetapkan solusi dua negara dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.

Awal bulan ini, Raja Abdullah dari Yordania bertemu dengan Biden dan dan McGurk. Dalam pertemuan itu, AS memperingatkan ancaman terhadap keamanan regional dan melobi untuk menghidupkan kembali pembicaraan mengenai status negara Palestina, yang disponsori oleh AS. AS adalah sekutu dekat Israel, Mesir dan Yordania. (ft/ah)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Solusi Dua Negara Palestina dan Israel Sebagai Sebuah Utopia
Solusi Dua Negara pertama kali dicetuskan oleh Komisi Peel yang dibentuk oleh Inggris sebagai pemegang mandat kekuasaan di Palestina