Yogyakarta Punya Bekal Menghadapi Resesi Ekonomi

Ekonom UII Yogyakarta menyebut DIY punya bekal dalam menghadapi resesi ekonomi. Berikut penjelasannya.
Ilustrasi Ekonomi (Foto: Pixabay)

Yogyakarta - Perekonomian Indonesia disebut akan mengalami resesi oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akibat pandemi Covid-19. Ekonom Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Jaka Sriyana menilai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih memiliki sejumlah poin positif, yang bisa menjadi bekal bagi masyarakat guna menghadapi resesi tersebut.

Ia mengungkapkan, DIY memiliki karakter khas yang bernilai positif dalam membantu masyarakat setempat menghadapi resesi ini. Selain kapasitas masyarakat lokal sendiri, aktivitas ekonomi di DIY ditopang dengan adanya permintaan masyarakat lokal terhadap barang primer dan bisa disediakan oleh masyarakat lokal sendiri. Dengan demikian, ekonomi akan berjalan level minimal.

"Ini daerah yang tidak menjadikan jasa sebagai faktor besar. Tapi local demand, local supply ini jadi faktor penting positif bagi DIY," ujarnya kepada wartawan, Jumat, 2 Oktober 2020.

Baca Juga:

Sementara itu, ketika sektor wisata bisa bergerak terbatas dan tetap mengedepankan protokol kesehatan, itu bisa menjadi tambahan. "Pendidikan diharapkan juga bisa kembali dan di sanalah pemulihan ekonomi itu terjadi," paparnya.

Jaka memperkirakan, ke depan masih ada dimungkinkan adanya pertumbuhan UMKM baru di DIY, terutama yang bergerak di bidang penyediaan kebutuhan primer. Pertumbuhan usaha bisnis di bidang penyediaan kebutuhan primer itu dimungkinkan terjadi sampai pertengahan tahun depan. Sedangkan dalam sektor lain, jumlahnya masih terbatas.

Ini daerah yang tidak menjadikan jasa sebagai faktor besar. Tapi local demand, local supply ini jadi faktor penting positif bagi DIY.

Ketika ditanya apa yang bisa dilakukan masyarakat dalam menghadapi resesi, pertama-tama Jaka mengingatkan kembali, masyarakat harus lebih dahulu mengetahui apa yang menjadi prioritas, kesehatan atau ekonomi.

"Kalau saya, jelas kesehatan. Yaitu hati-hati, beraktivitas sesuai protokol kesehatan nomor satu. Untuk ekonomi, setidaknya bisa mengamati kebutuhan masyarakat primer, itu yang kemudian bisa diusahakan, dengan proses penjualan yang memperhatikan protokol kesehatan itu," katanya.

Namun yang unik, ia juga melihat sektor properti di DIY mulai bergerak perlahan. Hal itu diamati lewat aktivitas kantor dan proyek properti yang sudah mulai berjalan. Utamanya proyek yang sempat mangkrak di masa awal pandemi.

Baca Juga:

Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII ini mengatakan, DIY relatif terkena dampak perlambatan ekonomi yang cukup signifikan. Terlebih, sektor utama penggerak ekonomi DIY adalah pendidikan, pariwisata, dan usaha mikro kecil menengah (UMKM). "Mahasiswa adalah sumber utama transaksi ekonomi di Yogyakarta, selain pariwisata. Sementara ini mereka tidak berada di sini dan pulang ke daerah masih-masing," katanya.

Adanya sejumlah universitas sudah menggelar tatap muka saat ini, dipandang Jaka juga belum maksimal bisa mengatrol transaksi ekonomi di DIY. Ia menduga, tatap muka yang digelar sejumlah Perguruan Tinggi (PT) sifatnya masih insidental bukan massive class. "Belum berani dengan kondisi seperti sekarang ini," ujarnya.

Ia optimistis pada pertengahan tahun depan tatap muka yang sifatnya masif bisa dimulai. Diperkirakan setelah itu, pelan-pelan mengembalikan ekonomi DIY yang mengalami kontraksi. Sementara di sisi UMKM, dampak resesi tidak sebesar yang terjadi pada pendidikan dan pariwisata, sehingga diperkirakan UMKM akan bangkit lebih awal. []

Berita terkait
Sarman Simanjorang: Pengusaha Tidak Khawatir Resesi
Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan bahwa pengusaha tidak khawatir dengan resesi akibat dampak pandemi.
Resesi, Dorong Konsumsi Domestik untuk Perbaiki Iklim Usaha
Dalam kondisi resesi, peneliti Indef, Media Wahyudi Askar menilai penting untuk mendorong konsumsi domestik untuk mengembalikan iklim usaha.
Resesi Ekonomi, Core: Aktifkan Lagi Gerakan Sosial Masyarakat
Masyarakat disarankan untuk mengaktifkan kembali gerakan sosial di tengah ancaman resesi ekonomi.
0
Kanselir Jerman Scholz Sebut Rusia Kembali Menjadi Ancaman bagi Eropa
Kanselir Scholz mengatakan Jerman tingkatkan kemampuan militernya secepat mungkin hadapi ancaman Rusia terhadap tatanan internasional