Yogyakarta Menggeliat Saat Corona Jelang Lebaran

Aktivitas kehidupan di Yogyakarta mulai menggeliat saat pandemi Corona menjelang Lebaran.
Pusat pakaian yang berada di Jalan Pierre Tandean Wirobrajan, Kota Yogyakarta tampak ramai pembeli jelang Lebaran. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Yogyakarta - Aktivitas masyarakat Yogyakarta menggeliat dalam beberapa hari terakhir pada masa pandemi Corona menjelang Lebaran 1441 H. Kawasan Malioboro mulai ada yang jualan, termasuk di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta.

Pasar tradisional terbesar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini sempat sepi karena situasi pandemi wabah Covid-19. Kini kondisi sudah berubah, kembali ramai dikunjungi pengunjung. Pasar ini masih menjadi pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hari raya, seperti makanan dan baju baru.

Pasar Beringharjo sebelumnya vacum selama 15 hari sejak April 2020 karena kebijakan pemerintah untuk di rumah saja. Pengunjung pasar yang sebelumnya hampir tidak ada, namun kini mulai banyak didatangi pengunjung.

Pedagang pakaian muslim di Pasar Beringharjo lantai tiga, Ambar, 29 tahun, menuturkan tokonya mengalami peningkatan membeli dibanding awal virus Corona masuk ke Yogyakarta. Namun jumlah itu tak sebanding saat Lebaran 2019 lalu.

Beberapa toko yang sebelumnya tutup mandiri, saat ini kembali dibuka. "Sudah ada pembeli mendekati hari raya. Tapi memang sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena ada wabah ini mungkin hanya 50 persen pelanggan kami yang berbelanja menjelang Lebaran. Dinikmati saja," katanya saat ditemui wartawan pada Kamis, 21 Mei 2020.

Seorang pedagang pakaian, Lina Rahmawati, 50 tahun mengatakan sejak memasuki Ramadan apalagi jelang Lebaran, lapaknya mulai terjadi peningkatan pengunjung. "Pertama kali ada virus kami diimbau menutup lapak. Saya menutup tanggal 24 Maret. Tapi tanggal 26 Maret saya buka lagi. Saat itu pengunjung tidak ada sama sekali," ungkapnya.

Sudah ada pembeli mendekati hari raya. Tapi memang sangat berbeda dengan tahun sebelumnya.

Mulai awal Ramadan pembeli cuma satu sampai dua orang saja. Kebanyakan pembeli adalah mereka yang akan membagikan hadiah seperti baju saat Lebaran atau hadiah Tunjangan Hari Raya (THR). "Sekarang sudah bertambah banyak, misal satu orang pengunjung membeli banyak pakaian," ucap Lina.

Tak hanya Pasar Beringharjo, pusat pakaian Sakola yang berada di Jalan Pierre Tandean Wirobrajan, Kota Yogyakarta, juga dipadati pembeli. Toko tersebut sudah menjadi langganan bagi kalangan mahasiswa dan para ibu-ibu.

Demi menghindari hal yang tak diinginkan, kepada para pengunjung diharuskan menjalani protokol kesehatan cegah Coronavirus. Sebelum masuk ke area belanja, pengunjung diminta mencuci tangan dan dicek suhu tubuhnya oleh petugas. Meskipun ramai, pengunjung juga memahami betul pentingnya physical distancing.

Seorang pembeli asal Klitren, Yogyakarta, Melani, 18 tahun, mengatakan sengaja berbelanja ke toko tersebut untuk membeli pakaian hari raya Idulfitri. Melani juga mengaku tetap menjalankan protokol pencegahan virus dengan menggunakan masker

"Sebelum ke toko ini saya yakin pasti banyak orang. Tapi yang jelas saya tetap menjaga jarak aman, memakai masker agar tak tertular atau menularkan," ujarnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Viral Video Pasien Diduga Corona Kabur di Yogyakarta
Beredar video diduga pasien Covid-19 di Kota Yogyakarta kabur. Petugas Gugus Tugas setempat sedang menelusuri keberadaan kebenaran video tersebut.
Update Yogyakarta: Sehari 8 Pasien Corona Sembuh
Dalam sehari, Kamis, 21 Mei 2020 tercatat delapan pasien Corona di DIY sembuh. Total sampai saat ini yang sembuh sudah 105 orang.
Tren Hijab Anti-Corona Harga Murah di Yogyakarta
Pandemi Corona menciptakan tren fashion di Indonesia, salah satunya hijab anti-Corona di Yogyakarta.
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya