Yogyakarta - Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengantisipasi kegiatan-kegiatan yang diadakan di DIY oleh pendatang dari luar daerah. Sebab, provinsi DIY dikelilingi lima daerah episentrum Covid-19 yakni Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, Biwara Yuswantana mengaku khawatir terkait hal tersebut lantaran di daerah-daerah itu tren peningkatan kasus positif Covid-19 terus naik. "Ada kecenderungan kegiatan seperti rapat maupun pertemuan-pertemuan dipindah ke sini," ujarnya seusai rapat di Kompleks Kepatihan, Rabu, 16 September 2020.
Kegiatan rapat atau pertemuan, katanya, memang berdampak terhadap perekonomian di Yogyakarta. Meski begitu, efek lainnya adalah penyebaran Covid-19 berpotensi meningkat. "Harus diantisipasi dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat," kata dia.
Tujuannya agar semua punya pemahaman protokol kesehatan yang sama.
Pihaknya pun meminta gugus tugas bidang penegakan hukum supaya bersinergi dalam penegakan protokol kesehatan. Jangan sampai penegakan protokol kesehatan di kabupaten/kota di DIY tidak seragam. "Tujuannya agar semua punya pemahaman protokol kesehatan yang sama," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY itu.
Biwara menyebut, dalam waktu dekat akan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan melakukan penyemprotan disinfeksi di kampung-kampung. Penyemprotan disinfeksi untuk mengingatkan masyarakat jika bahaya Covid-19 masih ada.
Baca Juga:
- Mahasiswa Terpapar C-19, UIN Yogyakarta Lockdown
- Penyebab PN Sleman Hentikan Layanan Seminggu
- Sanksi Pelanggar Protokol Area Pantai Kulon Progo
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie menuturkan, masyarakat merupakan subjek untuk mencegah penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, masyarakat perlu didorong agar lebih taat protokol kesehatan.
Menurut Pembayun, berdasarkan hasil tracing, sumber penularan terbanyak adalah kontak erat. "Hal ini berbanding lurus dengan jumlah peningkatan kasus positif Covid-19," ujar dia.
Ihwal ketersediaan tempat tidur dengan ventilator, ada 48 tempat tidur. Baru digunakan 17 tempat tidur. "Artinya penggunaan tempat tidur bagi pasien Covid-19 yang kritis kurang dari 50 persen," terangnya.
Sementara untuk ketersediaan tempat tidur tanpa ventilator (non critical) ada 393 tempat tidur. Sejauh ini sudah diisi 245 pasien. "Jumlah pasien Covid-19 dengan komorbid yang kami rawat sudah lebih dari 60 persen," imbuhnya. []