Yogyakarta - Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sepanjang Agustus 2020 kembali mencatatkan deflasi 0,04 persen. Dengan realisasi tersebut, laju inflasi DIY secara akumulatif sampai dengan bulan tersebut tercatat 0,68 persen atau secara tahunan 1,64 persen
Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta Hilman Tisnawan mengatakan rendahnya realisasi inflasi ini menunjukkan tingkat konsumsi di DIY yang masih rendah, meski aktivitas ekonomi perlahan mulai bergerak.
"Capaian ini berada di atas inflasi nasional yakni 1,32 persen. Realisasi inflasi DIY maupun nasional tersebut, berada di bawah sasaran yang ditetapkan, yakni 3,0 persen ±1 persen," kata dia, Sabtu, 5 September 2020.
Berdasarkan survei konsumen pada Agustus 2020, Indeks Keyakinan Konsumen di DIY bergerak mendekati batas optimistis pada level 95,5. Adapun penjualan di tingkat ritel menunjukkan pemulihan, di mana pada Juli 2020 Indeks Penjualan Riil meningkat 10,7 menjadi 83,3.
Deflasi yang terjadi Agustus 2020 terutama disebabkan oleh deflasi kelompok harga pangan bergejolak atau volatile food.
Posisi indeks masih di bawah angka 100 ini menunjukkan penjualan ritel masih lebih rendah dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya.
"Deflasi yang terjadi Agustus 2020 terutama disebabkan oleh deflasi kelompok harga pangan bergejolak atau volatile food. Sementara inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) maupun inflasi inti cenderung rendah," ucapnya.
Dari sisi volatile food, lanjut Hilman, deflasi disebabkan oleh penurunan harga daging ayam ras dan bawang merah. Stok daging ayam di pasaran saat ini cenderung melimpah, sehingga menyebabkan harga daging ayam di tingkat produsen terus menurun.
Berdasarkan data PIHPS, harga daging ayam ras di tingkat produsen pada Agustus 2020 terus turun mencapai 19.250 per kilogam. Dari sisi permintaan, serapan daging ayam justru mengalami penurunan.
Dampaknya harga eceran daging ayam ras menurun menjadi Rp 33.250 per kilogram, lebih rendah di bawah rata-rata harga normal pada kisaran Rp 35.000 per kilogram.
Adapun pada komoditas bawang merah, panen raya yang terjadi di Bantul dan Sleman menyebabkan pasokan bawang merah di pasar cenderung melimpah. Dampaknya harga berangsur-angsur menurun.
"Dari sisi inflasi kelompok inti, penurunan inflasi terjadi pada tarif sekolah dasar, sejalan dengan telah berakhirnya masa ajaran baru. Di sisi lain, peningkatan inflasi ditopang oleh peningkatan harga emas perhiasan dan sepeda," tuturnya.
Hilman menambahkan di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum mereda, tekanan dari isu geopolitik kembali meningkat. Hal ini menyebabkan gejolak ekonomi global kembali meningkat. Akibatnya harga emas global kembali meningkat sepanjang Agustus 2020.
"Sementara itu harga sepeda kembali mengalami inflasi, sebagai implikasi dari tren gaya hidup sehat di masyarakat," ujar dia.
Adanya Permendag Nomor 68 Tahun 2020 tentang Ketentuan Impor Alas Kaki, Elektronik, dan Sepeda Roda Dua dan Roda Tiga, bakal membuat impr sepeda akan cenderung terbatas.
Baca juga:
- Pertanian dan Perikanan Jateng Tumbuh 2,15%
- Bara JP - PMI KPRI Dorong Pemberdayaan Ekonomi
- Saat Gubernur BI Optimistis dengan Pertumbuhan Ekonomi
Pada kelompok administered prices mengalami inflasi terbatas akibat tarif angkutan udara. Sejak awal tahun hingga Juli 2020 tarif angkutan udara telah menurun hingga -27,3 persen. Pembatasan aktivitas masyarakat dan penerapan PSBB menyebabkan arus penumpang udara anjlok. Imbasnya maskapai memangkas tarif hingga mendekati batas bawah tarif tiket pesawat.
Dan sejak Agustus 2020, pelonggaran pembatasan aktivitas di beberapa daerah menyebabkan mobilitas manusia menjadi meningkat, sehingga penumpang moda angkutan udara mulai meningkat.
"Hal ini menyebabkan tarif angkutan udara perlahan mengalami inflasi menuju rata-rata normal," kata dia.
Melihat perkembangan inflasi terkini tersebut, Bank Indonesia memperkirakan inflasi DIY 2020 akan berada pada batas bawah titik tengah sasaran.
Untuk menjaga stabilitas harga pada sasaran yang ditetapkan, Bank Indonesia bersama dengan anggota TPID DIY akan meningkatkan sinergi dan koordinasi dalam memantau perkembangan harga, menjaga kecukupan stok pangan, serta mengupayakan kelancaran distribusinya. []
