Yayasan Lima Sila Gelar Pelatihan Kepemimpinan Papua

Yayasan Lima Sila, menggelar pelatihan bagi anak SMP dan SMA Papua, bertujuan mendorong anak muda agar mampu menjadi seorang pemimpin.
Anggota DPR RI Komarrudin Watubun (kaos merah) menceritakan pentingnya pembangunan kesadaran kolektif kawasan lewat program pelatihan kepemimpinan sejak dini, Jumat 6 Februari 2020. (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura - Yayasan Lima Sila, menggelar pelatihan, Youth Leadership Forum dengan melibatkan 100 peserta dari kalangan pelajar SMP dan SMA digelar selama tiga hari ke depan di Papua. Tiga aspek yaitu logika, etika, dan estetika akan ditanamkan kepada para peserta oleh tiga akademisi dari berbagai kampus ternama di Indonesia.

Forum yang digelar sejak Jumat 7 Februari sampai Minggu 9 Februari 2020, di Sentani Purnama Resto, Kota Jayapura, itu bertujuan mendorong anak muda agar mampu menjadi seorang pemimpin.

Papua sengaja dipilih sebagai titik awal pergerakan program Yayasan Lima Sila karena memang memiliki makna filosofis.

Selain itu, peserta juga didorong untuk mampu mengambil kebijakan, menentukan kesepakatan, serta memiliki kemampuan analisis dengan mengedepankan informasi berupa data dan fakta. Forum ini digagas oleh Yayasan Lima Sila, sebuah lembaga nirlaba yang berkantor di Jakarta.

Pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembinan Yayasan Lima Sila, Komarrudin Watubun menjelaskan, pelatihan ini merupakan program pertama kali digelar pihaknya semenjak lahirnya yayasan tersebut, pada 20 April 2018.

Papua sengaja dipilih sebagai titik awal pergerakan program Yayasan Lima Sila karena memang memiliki makna filosofis, yaitu awal mula matahari terbit menyinari Nusantara,” kata dia usai memantau persiapan kegiatan.

Anggota DPR RI asal Papua yang telah 20 tahun malang melintang di dunia politik ini, melihat begitu peliknya permasalah yang dihadapi bangsa Indonesia selama ini. Dia merasakan pergeseran nilai gotong royong pada masyarakat di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Perubahan sosial yang semakin kompleks ini, menurut Komarrudin, diakibatkan oleh merosotnya rasa peduli terhadap sesama. Ditambah lagi kepentingan berbagai hal yang bersifat politis, yang merusak moral masyarakat dan juga lingkungan sekitarnya.

“Dari masalah itulah muncul gagasan Yayasan Lima Sila yang mengajak generasi muda untuk mampu memimpin dirinya sendiri lewat berbagai kegiatan positif dengan konsep membangun kesadaran kolektif kawasan,” ujarnya.

Dia berharap, forum ini akan melahirkan para pemimpin muda yang akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik 150 tahun mendatang. Terlebih, peduli pada kelestarian alam. Ke depan, pelatihan juga akan digelar di Maluku, NTT, Ambon dan wilayah Indonesia bagian timur lainnya.

“Kalau alam rusak maka kehidupan juga akan rusak. Logikanya, jika anak kita bergaul dengan lingkungan pemabuk maka kecenderungan itu akan turun ke dia. Program ini akan berlanjut dan kita fokuskan di kawasan Indonesia Timur,” kata Komarrudin seraya menjelaskan 80 persen materi pelatihan akan difokuskan pada soft skill peserta, sementara 20 persen lagi diskusi.

Walikota Jayapura Benhur Tomi Mano menyambut baik kegiatan yang digagas Komarrudin Watubun. Sebagai tuan rumah yang baik, BTM sapaan akrabnya itu menyumbang keperluan Yayasan Lima Sila demi suksesnya kegiatan pelatihan. Seperti akomodasi, konsumsi dan transportasi para peserta, serta upacara penyambutan para tamu undangan dari dari luar daerah Papua.

“Kita sepakat gotong royong dan saya sebagai tuan rumah siap membantu suhu kita, bung Komarrudin. Kegiatan ini akan masuk dalam agenda tahunan yang berkelanjutan dan pembiayaannya dari APBD Kota Jayapura,” kata Benhur seraya berharap forum ini dapat melahirkan para pemimpin muda yang berintegritas.

Kalau alam rusak maka kehidupan juga akan rusak. Logikanya, jika anak kita bergaul dengan lingkungan pemabuk maka kecenderungan itu akan turun ke dia.

Diketahui, Youth Leadership Forum adalah program untuk mendorong generasi muda yang berkarakter dan memiliki jiwa kepemimpinan dengan harapan mencerdaskan calon-calon pemimpin abad 21. Instruktur dan fasilitator program melibatkan berbagai latar belakang kemampuan seperti ilmuwan, seniman, dan aktivist muda serta kalangan profesional.

Para peserta program didorong untuk mampu menciptakan solusi, inovasi dan antisipasi isu-isu sosial, ekonomi, dan lingkungan Negara RI dan kawasan sesuai amanat alinea 4 Pembukaan UUD 1945. []

Berita terkait
Tambang Menurun, Ekonomi Papua Terjun -15,72 Persen
BPS Provinsi Papua kembali mencatat pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan IV 2019 mengalami kontraksi sebesar -15,72 persen.
DPR Siap Sukseskan PON dan Papernas 2020 di Papua
Ketua DPR Puan Maharani, Kepala BIN Budi Gunawan, Menpora Zainuddin Amali dan Mendagri Tito Karnavian siap menyukseskan PON-Papernas 2020 di Papua.
KPA Papua Bantah Dugaan Obat Ilegal Pengganti ARV
KPA Provinsi Papua membantah pernyataan polisi yang menyebut lembaga yang menangani pasien HIV/AIDS tersebut telah menghabiskan dana Rp 1,8 miliar.
0
Pemerintah Cairkan Gaji Ke 13 ASN dan Pensiunan Mulai Awal Juli 2022
Pemerintah akan mencairkan gaji ke-13 tahun 2022 bagi aparatur sipil negara (ASN) dan pensiunan mulai awal Juli 2022 ini