Jakarta – Dalam rangka menjadi induk holding hotel BUMN, Wika Realty berkomitmen untuk mengkonsolidasikan 28 hotel. Pada tahap pertama, terdapat 22 hotel yang akan terkonsolidasi, yaitu 11 hotel milik Hotel Indonesia Natour, 1 hotel milik Aero Wisata, 1 hotel milik Patra Jasa, dan 9 hotel milik PT Pegadaian.
PT Wijaya Karya Realty akan menerbitkan saham dalam simpanan atau portepel senilai Rp1 triliun untuk mengubah utang menjadi ekuitas kepada PT Wijaya Karya Tbk.
Berdasarkan pengumuman di harian Bisnis Indonesia pada Selasa, 4 Januari 2022. PT Wijaya Karya Realty telah menerima persetujuan pemegang saham untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor.
- Baca Juga: Profil Dirut Wijaya Karya Agung Budi Waskito
- Baca Juga: Memiliki 11 Kantor, Begini Profil PT Wijaya Karya (WIKA)
Hal itu dilakukan dengan menerbitkan 10 miliar saham dalam simpanan (portepel) dengan nilai nominal Rp100 per atau Rp1 triliun.
“Di mana total pengeluaran saham simpanan atau portepel tersebut akan disetor dengan cara konversi utang (debt to equity) perseroan kepada pemegang saham perseroan, yaitu PT Wijaya Karya Tbk.,” tulis Direksi Wika Realty, Selasa, 4 Januari 2022.
Sebelumnya, Emiten konstruksi PT Wijaya Karya Tbk. WIKA menyuntikkan modal sebesar Rp775 miliar kepada entitas usaha PT Wijaya Karya Realty (WKR).
- Baca Juga: Simpang Susun Semanggi, Keberanian Ahok Tantang Wijaya Karya
- Baca Juga: Erick Thohir Bongkar Jajaran Petinggi Wijaya Karya
WIKA menambah modal yang disetor melalui kontes saham baru di simpanan WKR. Saat ini kepemilikan saham WIKA sebesar 93,05 %.
Manajemen WIKA menyatakan transaksi ini digunakan untuk peningkatan modal WKR yang akan digunakan dalam rangka intergrasi dan peningkatan hotel-hotel milik BUMN.
(Putri Fatimah)