Jakarta - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Gebreyesus mengingatkan bahwa jangan cepat berasumsi varian omicron adalah varian terakhir yang menandai akhir pandemi Covid. Ia pun meminta negara-negara untuk tetap fokus untuk mengalahkan pandemi.
"Berbahaya untuk berasumsi bahwa omicron akan menjadi varian terakhir dan akhir fase pandemi," ujar Tedros Adhanom pada pertemuan dewan eksekutif WHO tentang pandemi dua tahun yang telah menewaskan hampir 6 juta orang.
"Sebaliknya, secara global kondisinya ideal untuk lebih banyak varian yang muncul," ucapnya
Kita harus bekerja sama untuk mengakhiri fase akut pandemi ini kita tidak bisa membiarkannya terus berlarut-larut, bergerak di antara kepanikan dan kelalaian.
Dalam pandangannya, meskipun omicron memicu lonjakan kasus hampir 350 juta, dampak yang kurang mematikan dan meningkatnya prevalensi vaksin telah menyebabkan optimisme di beberapa bagian bahwa pandemi terburuk mungkin telah berlalu.
- Baca Juga: Puncak Omicron di Indonesia Diprediksi pada Februari-Maret 2022
- Baca Juga: Omicron Membuat Maskapai Penerbangan Dunia Kelabakan
Tedros, kepala Afrika pertama WHO yang mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua, mendesak disiplin dan persatuan dalam memerangi virus corona.
"Pandemi Covid-19 sekarang memasuki tahun ketiga dan kita berada pada titik kritis," kata Tedros dalam konferensi pers sebelumnya. "Kita harus bekerja sama untuk mengakhiri fase akut pandemi ini. Kita tidak bisa membiarkannya terus berlarut-larut, bergerak di antara kepanikan dan kelalaian," ucapnya.
Ia mengatakan, negara-negara harus memaksimalkan strategi dan alat yang sudah tersedia, seperti pengujian dan inokulasi. Hal ini agar darurat kesehatan global diharapkan berakhir tahun ini.
- Baca Juga: Ambisi China Selenggarakan Olimpiade dan Penyebaran Omicron
- Baca Juga: Waspada Omicron, Kemendagri Perpanjang 2 Inmendagri PPKM
Sementara itu berbicara kepada anggota dewan WHO, Tedros mencari perombakan model pendanaan badan tersebut. Jerman kini menjadi donor terbesar, menggantikan Washington yang menuduh WHO bias pro-China di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Amerika Serikat menolak proposal pembiayaan yang akan membuat badan kesehatan PBB lebih independen. Ini menimbulkan keraguan tentang dukungan jangka panjang pemerintahan Biden. []