Wedus Gembel Merapi Menyembur 150 Detik Nonstop

Wedus Gembel meluncur sejauh 1.500 meter selama 150 detik.
Gunung Merapi terpantau dari Pos Kaliirang kembali terlihat tenang setelah beberapa jam sebelumnya mengeluarkan awan panas sejauh 1.500 meter selama 150 detik. (Foto: BPPTKG Yogyakarta)

Yogyakarta, (Tagar 12/3/2019) - Gunung Merapi selepas subuh kembali menyemburkan Wedhus gembel atau awan panas. Pada Selasa (12/3) pukul 04:56 WIB, awan panas meluncur sejauh 1.500 meter selama 150 detik.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta merilis semburan awan panas itu pada akun Twitter resminya.

"Terjadi awan panas guguran G. #Merapi pd tgl 12/03/2019 pukul 04:56 WIB dgn durasi 150 detik, jarak luncur 1.500 m, arah ke hulu K. Gendol. Awanpanas masih dlm jarak aman rekomendasi, masyarakat diimbau utk ttp tenang. #StatusWaspada sejak 21 Mei 2018," demikian Twitter yang diunggah  pada 05.21 WIB.

Petugas ruang monitoring (BPPTKG) Yogyakarta Nur Kholik menjelaskan, luncuran awan panas sejauh 1.500 meter mengarah ke arah hulu Kali (sungai) Gendol. "Jarak luncur 1.500 meter masih dalam jarak aman," kata dia, Selasa (12/3).

Kholik mengatakan, luncuran awan panas 1.500 meter tersebut bukan yang terjauh sejak Gunung Merapi berstatus waspada atau level II. Namun durasi 150 detik tercatat yang paling lama. Sejak saat itu, luncuran wedhus gembel terjauh 2.000 meter, namun dengan durasi yang lebih pendek.

Dia menjelaskan, pada level II ini Gunung Merapi memang sering terjadi erupsi-erupsi dan guguran-guguran lava. Sejauh ini belum membahayakan sehingga level belum dinaikkan. Masyarakat diminta tetap tenang dan selalu waspada serta mengikuti instruksi dari pihak yang berwenang.

BPPTKG Yogyakarta juga merilis laporan harian keberadaan gunung berketinggian 2.968 mdpl (meter di atas permukaan laut) itu selama Senin 11 Maret 2019. Selama 24 jam Gunung Merapi mengalami 34 guguran, 6 low frequency, 3 fase banyak, 4 vulkanik dangkal dam sekali tektonik.

Guguran lava teramati sebanyak tiga kali, dengan arah dominan ke tenggara atau Sungai Gendol dengan jarak luncur maksimal sejauh 700 meter. 

"Juga teramati asap solfatara warna putih tipis dengan ketinggian 200 meter dari puncak," kata Kholik.

Sementara itu, petugas pengamatan Gunung Merapi Sunarta menambahkan, meski status masih level II namun BPPTKG tetap merekomendasikan tidak diperkenankan ada kegiatan warga dalam radius 3 kilometer dari puncak Merapi. 

"Kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana," ungkapnya.

Secara umum akhir-akhir ini guguran awan panas semakin jauh dibanding pada awal-awal status level II. 

"Intensitasnya juga lebih sering, sehingga masyarakat yang tinggal di alur Kali Gendol diminta  meningkatkan kewaspadaan," pintanya. []

Berita terkait