Jakarta - Petinggi rumah produksi Warner Bros menyalahkan pemberitaan media atas meluasnya reputasi buruk film Joker di berbagai belahan dunia, sebagai film dengan muatan yang dapat memicu kekerasan.
Diketahui, sejumlah bioskop melarang penonton mengenakan kostum cosplay pada saat film tersebut dirilis. Bahkan, pihak aparat kepolisian juga dilaporkan memperketat keamaan di sekitar lokasi premier film.
Sementara keluarga korban tragedi Penembakan Aurora -yang terjadi saat pemutaran film The Dark Knight karya Christopher Nolan tahun 2012 lalu- juga mengirimkan surat terbuka ke studio meminta sumbangan untuk badan amal anti senjata.
Kepala Divisi Marketing Warner Bros Blair Rich mengatakan, banyak kesalahpahaman di masyarakat tentang film Joker yang terjadi karena pemberitaan di media massa.
"Saya pikir ini sangat penting untuk dicatat dan dipastikan agar kebenarannya menjadi jelas," kata Rich, beberapa waktu lalu dikutip Variety.
"Banyak hal yang diangkat menjadi pemberitaan, seperti yang sering terjadi ketika media menjadi badai api, apapun mulai jadi mudah terbakar, terlalu banyak clickbait dan berita utama," kata dia.
Baca juga: Sinopsis dan Pemain FIlm Ratu Ilmu Hitam
Menurut dia, film yang dibintangi aktor Joaquin Phoenix tersebut memiliki banyak pesan yang ingin disampaikan, dan kekerasan bukan menjadi salah satunya.
"Yang benar adalah, kami selalu percaya pada kekuatan artistik dan pesan dalam film ini, dan empati menjadi salah satu pesannya menurut saya," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, film Joker dianggap oleh banyak orang memiliki tone muram dan cenderung gelap. Beberapa orang bahkan menyebut film ini bakal memengaruhi psikologi penontonnya yang lemah.
Lantaran itu, sejumlah pengamat film menyayangkan dengan masih banyaknya orang tua yang membawa serta anak-anak mereka yang masih berada di bawah batas usia menonton film dengan rating R (17 tahun ke atas) tersebut.
Dalam sebuah wawancara kepada media, Joaquin Phoenix mewanti-wanti penontonnya dengan mengatakan film terbarunya itu sebagai film yang sulit dan berdampak besar.
Ia bahkan memaklumi kalau karya terbarunya itu bakal memantik beberapa pihak untuk bereaksi keras terhadap film tersebut.
"Saya tidak membayangkan sebelumnya bahwa film itu akan menjadi lancar," kata Phoenix melansir The Hollywood Reporter, Rabu, 2 Oktober 2019.
"Ini film yang sulit. Dalam beberapa hal, ada kalanya orang-orang akan bereaksi keras terhadapnya," kata dia.
Baca juga: Spider-Man: Into The Spider-Verse 2 Bakal Tayang 2022
Reaksi keras yang dimaksud Phoenix, adalah adanya beberapa pengamanan khusus di sejumlah bioskop Amerika Serikat saat pemutaran perdananya saat itu.
Berbagai jaringan bioskop AS juga mengubah kebijakan mereka, agar para penonton tidak berdandan layaknya salah satu karakter super villain DC Comics itu pada pemutaran Joker. []