Wawancara Eksklusif Adian Napitupulu

Wawancara eksklusif Tagar dengan Adian Napitupulu di rumah dinasnya di kompleks DPR RI Kalibata, dari A sampai Z tentang berbagai isu terkini.
Adian Napitupulu. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta - Adian Yunus Yusak Napitupulu yang pada awalnya dikenal sebagai aktivis pada zaman orde baru, adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. 

Ia lahir di Manado, 9 Januari 1971, anak dari pasangan Ishak Parluhutan Napitupulu dan Soeparti Esther. Ayahnya seorang jaksa, pernah bertugas di berbagai kota di antaranya di Kotamobagu, Barabai, dan Kupang. Adian kecil ikut orang tuanya yang selalu berpindah tugas ke beberapa kota tersebut. Ayahnya wafat pada 1981 ketika bekerja di Kejaksaan Agung di Jakarta.

Adian menyelesaikan sekolah dasar di SDN 01 Ciganjur, Jakarta, 1979 sampai 1985, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 166 Jakarta dari 1985 hingga 1988, bersekolah di SMA Negeri 55 Jakarta dan tamat pada 1991. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia pada 1991, karena berbagai macam kegiatan sebagai aktivis, ia baru dapat menyelesaikan studi S1 tersebut pada 2007.

Suami Dorothea Eliana Indah dan ayah dua anak ini, setelah kolaps karena serangan jantung di pesawat dalam perjalanan tugas ke Palangkaraya, Kamis, 19 Desember 2019, keadaannya semakin baik, sehat.

Berikut wawancara eksklusif Tagar dengan Adian Napitupulu tentang berbagai isu terkini, di rumah dinasnya di kompleks DPR RI di Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Maret 2020.

Adian NapitupuluAdian Napitupulu saat wawancara eksklusif dengan tim Tagar, di rumah dinasnya di kompleks DPR RI di Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Maret 2020. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Kenapa Anda menolak jadi menteri Jokowi?

Ya gue merasa tidak sanggup saja. Gini loh, presiden itu kerja 10 jam sehari. Menterinya harusnya 15 jam, karena menteri itu secara konstitusi pembantu. Pembantu itu biasanya bekerja lebih banyak dari yang dia bantu. Kalau kita pakai istilah yang lebih vulgar, pembantu harus bekerja lebih banyak dibanding majikannya. 

Kalau kemudian satu hari Jokowi bekerja 10 jam, pembantu harus 15 jam. Kalau satu bulan Jokowi keliling ke 20 daerah untuk memeriksa seluruh program pemerintah yang berjalan atau tidak, menterinya harus 40 kali 50 kali 60 kali. Dan gue yakin fisik gue tidak kuat begitu. 

Kenapa bangsa ini rusak, karena semua orang merasa mampu menjadi menteri. Tidak mau jujur pada dirinya sendiri, tidak mau jujur pada kemampuannya, apakah pikirannya, idenya, fisiknya. Nah, gue coba jujur dong, gue tidak mampu, ngapain gue paksakan diri untuk terima. 

Toh kalau misalkan gue tidak mampu dan gue terima, yang rugi negara juga, yang rugi rakyat juga. Gue tahu kondisi fisik gue dengan lima ring di dada gue, seberapa mampu gue bekerja maksimal, berapa mampu gue memforsir tenaga gue.

Waktu itu ditawari jadi menteri apa?

Enggak ada namanya. Dia cuma tanya kesediaan doang. Kan semua ditanya kesediaan dulu. Bersedia enggak, bersedia enggak? baru ditempatkan. Gue ditanya bersedia enggak, enggak gue.

Mengenai epidemi virus corona, ada yang berpendapat pemerintah kurang tanggap, bersikap meremehkan?

Enggak ah. Yang di Wuhan dijemput. Itu kan tindakan yang tidak meremehkan. Tapi kita harus sadari juga persentase yang meninggal dari seluruh yang terpapar corona itu, dalam data terakhir tidak lebih dari 4 persen. Dan karena ini menjadi sebuah..., dianggap sebagai sesuatu berskala dunia. 

Gue yakin dunia juga bergerak bersama-sama untuk mencari pengobatannya. Kalau kita bandingkan misalnya berapa yang meninggal sampai dua hari lalu dari sekian orang, yang meninggal 3000 orang. Nah berapa yang meninggal karena kecelakaan per tahun? 1.250.000 orang. Artinya bahwa lebih banyak yang meninggal tabrakan, kecelakaan. Nah pemerintah apakah bersiap? Bersiap. Hari ini gue dengar ada operasi pasar masker.

Kenapa respons orang pada umumnya terhadap virus corona berbeda? Seperti sangat mengerikan dibanding respons pada penyakit lain?

Pemberitaan. Pemberitaannya. Dan karena dia belum punya obat, jadi menakutkan saja. Tapi kan yang belum sembuh itu sampai kemarin data kita 48 persen. Kalau fisiknya sehat, sembuh. 

Lembaga survei Indo Barometer menyebut Prabowo Subianto sebagai menteri terbaik dalam kabinet Indonesia Maju pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin?

Kalau survei itu kan lebih pada jajak pendapat ya, bukan penelitian melihat kinerja. Ya kalau disurvei ya mungkin saja. Survei kan tergantung bagaimana kita membentuk opini.

Menteri terbaik Jokowi saat ini menurut Anda?

Basuki kali ya, PUPR. (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono).

Tiga menteri terbaik Jokowi saat ini?

Basuki, Pratikno, Pramono Anung. Tidak banyak hingar-bingar tapi kerja, gitu loh. Basuki itu dieeem aja, kita ketemu juga dieeeem aja. Mukanya ala kadarnya, diem, tidak berdandan berlebihan yang sok sok mewah gitu, maksud gue gitu, penampilannya ala kadarnya gitu kan. Tapi tiba-tiba jembatan, tiba-tiba jalan tol. Itu keren.

Pramono Anung?

Ya dia mengatur komposisi kabinet dong, komunikasi antarkabinet segala macam dan tidak banyak bicara. Diam. Pratikno diam, tapi kerja.

Kalau Nadiem Makarim?

Terlalu dini untuk menilai

Nadiem mengatakan radikalisme adalah bagian dari 3 dosa besar sekolah, sebaiknya penanganannya bagaimana?

Itu yang mau gue tanya sama Nadiem, bagaimana langkah dia, karena dia pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan. Saya belum pernah ketemu Nadiem sampai sekarang.

Ada rencana bertemu?

Hmmm... belum merasa penting kali ya untuk ketemu sekarang. Biarin aja dulu.

Beberapa orang kecewa dengan pemerintahan Jokowi pada periode kedua ini, menurut Anda?

Kalau gue pikir bahwa Jokowi tidak mampu menyenangkan setiap orang pada saat bersamaan, wajar-wajar saja. Sebagai seorang pengambil keputusan, ketika dia mengambil keputusan, tidak mungkin keputusannya itu membuat seluruh orang bahagia. Seluruh orang senang. Artinya bahwa ada orang yang kecewa, enggak mungkin kita paksakan untuk senang. Dan kalau kemudian ada yang kecewa, gue lihat tidak kepada Jokowi ya, tapi pada ketidakmampuan menterinya mengiringi Jokowi berlari. Jokowi kan kencang, nah menterinya enggak sekencang dia.

Adian NapitupuluAdian Napitupulu saat wawancara eksklusif dengan tim Tagar, di rumah dinasnya di kompleks DPR RI di Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Maret 2020. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jadi pemerintahaan Jokowi sampai hari ini on the track?

Sampai hari ini? Iyalah

Pembangunan rumah ibadah sudah diatur dalam surat keputusan bersama atau SKB dua menteri, tapi masih terjadi praktik intoleransi di tengah masyarakat? Apa sebaiknya dievaluasi?

Sebagai sebuah SKB yang sudah sekian lama, tidak salah kemudian ketika sebuah peraturan dievaluasi kan. Peraturan itu kan harus dievaluasi sepersekian lama, melihat dampaknya, efeknya, apakah sesuai dengan tujuan dibuatnya peraturan itu atau tidak, segala macam.

Kenapa intoleransi masih terdengar?

Ya karena kita bangsa yang harus belajar berdemokrasi lebih jauh. Setelah tidak berani memiliki sikap apa pun selama 33 tahun lebih ya kita butuh belajar lebih banyak. Kualitas demokrasi kita mungkin 15 samapi 20 tahun lagi lah ya. Akan jauh lebih baik dari hari ini.

Apa yang sebaiknya jadi prioritas pemerintahan Jokowi saat ini?

Sudah betul memang sumber daya manusia.

Kinerja Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta?

Kalau menurut gue minimalis banget kerjanya. Kenapa gue bilang minimalis, ya apa ya, yang dibuat apa coba, coba elo jelaskan yang dibuat apa, Monas gitu, Formula E, patung-patung bambu itu, apa ya? Yang gue lihat misalnya, ya gue tidak tahu ya secara data bagaimana, tapi pasukan orange pasukan yang warna-warni itu, jarang gue lihat sekarang. 

Dulu di zaman Ahok pagi gue keluar rumah gue bisa ketemu tu. Sekarang jarang gue lihat. Terus apa yang mau kita bilang berprestasi. Sangat minim prestasi ya. Harus bisa lebih maksimal lagi dengan anggaran yang sangat besar, dengan apa yang sudah ditinggalkan Ahok dia harusnya mampu lebih menyempurnakan lagi. Dan potensi itu harusnya bisa dimaksimalkan.

Kinerja Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina?

Kalau komisaris itu kan pengawas. Ya kalau kinerja pengawas itu sulit kita ukur secara terbuka. Yang bisa kita ukur itu kinerja direksi. Kalau pengawas ya dia mengawasi kerja direksi.

Kalau Anies Jadi presiden?

Ya banjirnya jadi nasional

Popularitas Anies nomor 1, disebut-sebut kandidat kuat Pilpres 2024?

Ya karena dia sering muncul di media mungkin. Popularitas kan bagaimana elo mempromosikan diri elo, tidak menjadi ukuran kerja. Tapi apakah populer itu identik dengan hasil kerja ya alat ukurnya kan tidak sama.

Gibran Rakabuming putra sulung Jokowi, maju jadi calon wali kota Solo, bagaimana pandangan Anda?

Enggak mandang apa-apa, itu hak mereka. Beda. Gini loh, nepotisme di zaman orde baru itu tidak lewat mekanisme pemilihan langsung. Tunjuk, tunjuk, yang memilih DPRD. Sekarang semua suara rakyat. Enggak bisa elo atur-atur semudah itu. Kalau Soeharto dulu mau A, B, C, D, E, F, segala macam-segala macam jadi anggota MPR, utusan golongan, utusan daerah, gampang. Sekarang gimana, enggak bisa. Elo mau jadi kepala daerah, DPRD yang memilih. Satu DPRD misalnya 70 orang 50 orang, itu aja milih, gampang kan, partainya cuma dua partainya zaman orde baru itu. Kalau di undang-undangnya pemilu diikuti dua partai politik dan satu golongan karya nah gitu loh. Jadi Golongan Karya bukan partai politik tapi ikut pemilu (Adian ketawa).

Bagaimana Anda menggambarkan Budiman Sudjatmiko?

Beda kelompok ya. Tapi ya kita berteman. Sebagai sesama aktivis ya kita berteman. Sama Egi (Sudjana) gue berteman, sama Ratna (Sarumpaet) gue berteman. Banyak. Soalnya kita dulu, semua anti-Seoharto itu teman kita. Sama Sri Bintang (Pamungkas) berteman. Gue ditangkap waktu aksi Sri Bintang. Yang demo setiap kali dia sidang salah satunya gue, minta dia dibebaskan.

Pendapat Anda tentang Ratna Sarumpaet yang membuat hoaks wajahnya dipukuli?

Enggak tahu, gue juga belum ketemu dia, gue juga pengin tanya sama dia. Beberapa tahun itu gue tidak berkomunikasi dengan dia dan gue lihat ada progres dalam pandangan mungkin, progres dalam pemikiran mungkin.

Prabowo Subianto yang dulu dikaitkan dengan pelanggaran HAM, kemudian dipilih Jokowi sebagai Menteri Pertahanan?

Ya selama proses penyidikannya terus dilanjutkan dong. Dan kita terus mendesak agar pelanggaran HAM di masa lalu itu diungkap. Termasuk keterlibatan Prabowo

Penyelesaian kasus pelanggaran HAM di Indonesia, apakah berjalan?

Kalau kita lihat di berbagai negara, pelanggaran HAM itu memang sulit diungkapkan. Di Filipina, pelanggaran HAM (Ferdinand) Marcos itu bisa sampai 20 tahun 25 tahun sampai dibilang tuntas itu bisa 27 tahun itu lama prosesnya. Apalagi kalau kekuasaan lama itu bisa dibilang masih punya kekuatan politik. Seperti di kita kan masih punya kekuasaan politik kan. Jadi cepat atau tidaknya pengungkapan kasus pelanggaran HAM itu tergantung juga dari sejauh mana kemudian masyarakat sipil ini memberikan ruang kepada kekuatan lama yang harusnya diadili ini. Sebesar apa ruang politik itu. Sampai sekarang kan masih dibuka sebesar ini.

Sekarang apa kasus pelanggaran HAM lama yang masih dalam proses penyelesaian?

Semua masih dalam proses dan pasti akan terungkap, ini masalah waktu.

Sekarang pemerintah kuat, kalau melihat komposisi oposisi, apakah ini sehat untuk pemerintahan?

Gini lo, oposisi itu jangan kita selalu artikan dia harus berwujud partai. Tapi bangkitnya kekuatan rakyat sipil ini pun bisa menjadi oposisi yang tidak berbentuk partai. Kebebasan terbuka sedemikian rupa sehingga orang bebas menyampaikan pendapat, satu bentuk oposisi yang tidak berbentuk partai.

Kalau gerakan seperti PA 212 dan FPI, apakah baik untuk Indonesia ke depan?

Menyampaikan pendapat itu kan hak ya. Apakah cara menyampaikan pendapatnya salah atau tidak ya biarkan hukum yang berlaku dong, mekanisme hukumnya. Tapi siapa pun berhak menyampaikan pendapatnya. Apakah cara menyampaikan pendapatnya itu salah atau benar, karena ada hak orang lain yang dilanggar, ya hukum yang menjawab itu.

Sekarang di DPR apa yang sedang Anda perjuangkan?

Kalau di DPR kan standar ya kita ada tugas, hak, kewajiban, kewenangan. Kalau gue sekarang di luar kerja parlemen ya sedang memperjuangkan tanah di Cileungsi, 12,6 hektare, itu tanahnya salah satu yayasan orde baru. Sampai sekarang masih gue perjuangkan.

Itu tanah hak siapa?

Tanah siapa ya. Tanah yang dikuasai yayasan orde baru. Ya menurut gue karena tidak digunakan sekian lama, mereka melanggar beberapa peraturan, harusnya kembali ke negara lah, dipegang rakyat.

Sudah sampai mana progresnya?

Sudah sampai menteri. Mudah-mudahan bisa selesai dalam beberapa minggu terakhir ini. Itu dibagikan ke rakyat. Itu salah satunya. yang lain tergantung yang diadukan. Pamdal yang dipotong gajinya, gue perjuangkan. Outsourcing di sini BPJS-nya tidak dibayar 900 juta ya gue perjuangkan. Gue merasa bahwa perbuatan baik itu harus berputar, semua, keliling itu. Yang bisa kita lakukan ya kita lakukan saja. 

Siapa yang pantas menggantikan Jokowi di 2024?

Gue pikir masih terlalu dini kita bicara itu, gue belum mau bicara soal itu. Karena masih 4 tahun.Tapi semua orang punya peluang. Hebatnya Jokowi ini kan membuat semua orang punya peluang untuk jadi presiden kan. Karena dia bisa, berarti saya juga bisa, berarti dia juga bisa, ini juga bisa, semua orang bisa, gitu.

Anda ada keinginan jadi presiden?

Enggak. Gue berpikir untuk punya kamar kos, mimpi gue enggak tinggi-tinggi. Punya kamar kos 200 kamar buat biaya sekolah anak-anak. []

Baca juga:

Berita terkait
Nasihat Fadjroel Rachman di Ultah Adian Napitupulu
Staf Khusus Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, memberikan nasihat kepada politikus PDIP Adian Napitupulu yang berulang tahun ke-49.
Fungsi Ring Jantung yang Dipasang Adian Napitupulu
Adian Napitupulu diketahui sudah pasang ring 5 pada jantungnya.Apa fungsi ring tersebut?
Kenapa Adian Napitupulu Tidak Mau Jadi Menteri?
Kenapa Adian Napitupulu tidak mau jadi menteri? Ini pasti pertanyaan yang ada dalam pikiran banyak orang. Tulisan opini Denny Siregar.