Waspada Varian Omicron, Ekonomi Indonesia Dapat Terdampak

Belum usai penyebaran virus varian Delta, kini Covid-19 sudah memunculkan varian baru yang disebut dengan Omicron. Begini penjelasannya.
Ilustrasi- Perekonomian yang menurun akibat Covid-19. (Tagar: Foto/Pixabay/Gerd Altmann)

Jakarta – Belum usai penyebaran virus varian Delta, kini Covid-19 sudah memunculkan varian baru yang disebut dengan Omicron. Dilaporkan tersebar kali pertama di Afrika Selatan, ancaman virus varian baru ini semakin diwaspadai demi mencegah gangguan terhadap perekonomian nasional.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira meminta pemerintah lebih mencegah varian Omicron ini sebelum masuk ke Indonesia. Melihat kembali kepada penyebaran varian Delta, respon pemerintah masih terkesan lambat sehingga berdampak pada sektor perekonomian.


Setiap ada varian baru tentu meningkatkan risiko naiknya kasus harian Covid-19 di Indonesia di negara lain seperti Jerman sudah hadapi gelombang penularan.


“Sebelumnya pada saat ada varian Delta responnya terlambat sehingga menyebabkan pelemahan ekonomi di kuartal ke III,” ungkap Bhima dilansir dari IDX Channel pada Senin, 29 November 2021.

Menurutnya, dampak atau efek varian Omicron kepada perekonomian di Indonesia tergantung dengan bagaimana antisipasi dan respon pemerintah. Karena sebelumnya, respon pemerintah terhadap varian Delta cukup lambat hingga menyebabkan ekonomi melemah di kuartal III.

Bhima juga menyarankan agar visa wisman atau Warga Negara Asing (WNA) dari negara yang terindikasi mengalami lonjakan kasus baru ditutup dulu untuk sementara. Waktu karantina bagi WNA juga perlu diperketat kembali demi mencegah penyebaran di daerah yang krusial seperti destinasi wisata.

“Kalau antisipasi pemerintah cepat maka efek ke pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke IV maupun tahun 2022 masih terjaga positif. Harapannya tidak ada PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) ketat lagi di level 3 maupun 4,” katanya.

Sementara itu, Bhima menyebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia masih memiliki Sisa Lebih Pembayaran Anggaran (SiLPA) yang tidak terserap. Karena itu, ia menyarankan agar pemerintah dapat melakukan pencadangan dana untuk sektor kesehatan.

Bhima kembali menegaskan bahwa kenaikan Covid-19 perlu diwaspadai. Hal ini dapat terjadi sejalan dengan varian baru yang dapat meningkatkan risiko naiknya kasus harian. Indonesia juga harus bisa menghadapi penularan Covid-19 seperti negara lain yang hanya membutuhkan beberapa minggu.

“Setiap ada varian baru tentu meningkatkan risiko naiknya kasus harian Covid-19 di Indonesia. Di negara lain seperti Jerman sudah hadapi gelombang penularan yang sangat tinggi hanya dalam beberapa minggu terakhir. Jadi kita harus waspada,” ujar Bhima.

(Rana Maheswari Ummairah)

Berita terkait
Sandiaga: Pandemi Dorong Perkembangan Ekonomi Digital
Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan pandemi Covid-19 semakin mendorong berkembangnya ekonomi digital di Indonesia. Begini penjelasannya.
Mensos Sambangi Kediaman Kakak-Beradik Penderita Mikrosefalus, Bantu Asupan Nutrisi hingga Stimulan Ekonomi
Mensos Tri Rismaharini mengunjungi kakak beradik Rudi dan Rosidi yang menderita mikrosefalus di Jember, Jatim, bantu asupan gizi dan ekonomi.
Gerakan Benteng, Wujud Perubahan Ekonomi yang Malah Merugi
Gerakan ini bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi nasional dari berbasis kolonial menjadi ekonomi pembangunan.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi