Lhokseumawe – Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun I Sultan Iskandar Muda merilis laporan, akibat memasuki musim panas maka suhu udara di Provinsi Aceh mencapai 34 derajat celsius.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun I Sultan Iskandar Muda Zakaria mengatakan, kondisi udara di Aceh memang terasa panas dan menyengat, akibat adanya peningkatan suhu udara.
Bagi para nelayan dan kapal penyeberangan, agar berhati-hati karena gelombang laut Aceh sedikit tinggi.
“Peningkatan suhu udara ini disebabkan karena wilayah Aceh sudah memasuki musim kemarau dan diperkirakan nantinya suhu udara tersebut akan terus mengalami peningkatan mencapai 37 derajat celsius,” ujar Zakaria kepada Tagar, Rabu, 27 Februari 2020.
Zakaria menambahkan, selama musim kemarau maka diharapkan kepada seluruh masyarakat agar tidak membuka lahan dengan metode membakar, karena lahan-lahan gambut telah kering.
Apabila dipaksakan dengan metode membakar, maka akan terjadi kebakaran lahan dan bisa menimbulkan kabut asap, yang tentunya akan berdampak kepada segala sektor-sektor lainnya.
“Kalau cuaca seperti ini jangan lah membakar lahan karena sudah sangat kering, jangankan untuk membakar apabila terkena puntung rokok saja, maka lahan gambut akan menjadi terbakar,” tutur Zakaria.
Tambahnya, selain persoalan suhu udara yang panas, hal lainnya yang perlu diantisipasi adalah persoalan gelombang laut, karena adanya angin kencang yang bisa menyebabkan tingginya gelombang.
“Bagi para nelayan dan kapal penyeberangan, agar berhati-hati karena gelombang laut Aceh sedikit tinggi,” kata Zakaria. []
Baca Juga:
- Cuaca Panas di Aceh Warga Diimbau Konsumsi Air Putih
- Suhu Makassar 38,2 Derajat Terpanas di Tahun 2019
- Kebakaran Hutan di Australia, Suhu di Atas 40 C