Waspada, Musim Haji Sekarang Panas Ekstrim

Suhu di Arab Saudi mampu mencapai 50 derajat celcius atau 1,5 kali lipat dibanding suhu rata-rata di Indonesia.
Para calon jamaah haji mendapat pembekalan di asrama haji Donohudan, Boyolali, sebelum berangkat ke Arab Sudi via embarkasi Adi Soemarmo, Solo/SOC. (Agus Joko Mulyono)

Semarang (Tagar 18/7/2018) – Cuaca di Tanah Suci di musim haji 2018 kurang bersahabat bagi para calon jamah haji Tanah Air. Suhu di Arab Saudi mampu mencapai 50 derajat celcius atau 1,5 kali lipat dibanding suhu rata-rata di Indonesia.

“Jadi salah satu upaya menjaga kesehatan di sana (Arab Saudi) adalah dengan memperbanyak minum,” tutur Dirjen Pencegahan dan Pengendalian penyakit Kemenkes Anung Sugihantono, Rabu (18/7).

Pemeriksaan Calon HajiPetugas melakukan pengecekan ke calon jamaah haji di asrama haji Donohudan, Boyolali sebelum terbang ke tanah suci lewat embarkasi Solo/SOC. (Agus Joko Mulyono)

Lansia
Pesan lain adalah selalu mengenakan masker pelindung, menjaga kebersihan diri sendiri maupun lingkungan saat menjalankan ibadah di Tanah Suci. Serta diupayakan selalu mengonsumsi makanan yang sudah disediakan panitia mengingat dari kebutuhan gizi maupun higienitas lebih baik ketimbang makanan yang dijajakan di Arab Saudi.  

“Khusus jamaah lansia, mohon untuk selalu komunikasi dengan tenaga kesehatan kami disana. Jangan paksakan diri untuk melakukan sesuatu apabila tenaga kesehatan maupun pendamping tidak menganjurkan,” imbuhnya.

Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Tengah Farhani menuturkan sebanyak 33.364 calon jamaah haji dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berangkat dari embarkasi Adi Soemarmo Solo/SOC, mulai Selasa (17/7) hingga 15 Agustus mendatang.
“Terbagi dalam 95 kelompok terbang (kloter). 86 kloter dari Jawa Tengah dan 9 kloter dari DIY,” ungkap Rabu (18/7).

33.364 calon jamaah haji yang berangkat dari Solo, 30.231 merupakan jamaah Jateng dan 3.133 jemaah dari DIY. Jumlah tersebut belum termasuk petugas pendamping, yakni 273 petugas daerah dan 475 orang petugas kloter.

“Petugas kloter dari Jawa Tengah 430 orang, dari DIY 45 orang. Sedangkan petugas daerah atau tim pemandu haji daerah (TPHD) Jawa Tengah 248 orang, dan TPHD DIY 25 orang,” papar dia.

Ditambahkan Farhani, mulai tahun ini, pemeriksaan biometrik dan finger print dilaksanakan di seluruh embarkasi di Indonesia. Sebelumnya selalu dilaksanakan di bandara kedatangan di Mekah dan Jeddah, Arab Saudi. “Pemeriksaan di Arab Saudi memakan waktu lama karena seringkali terkendala dengan bahasa,” imbuhnya.

Pelayanan Terbaik
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap pelayanan terhadap penyelenggaraan haji di Jawa Tengah tahun ini semakin baik. Pasalnya penyelenggaraan haji di Jateng pada tahun lalu dinyatakan yang terbaik.

“Selalu jaga kesehatan, bawa dokumen pribadi dan antarkelompok mesti terikat antara satu dengan yang lain. Kalau suka misah biasanya tersesat, lupa jalan pulang, ketemu dengan orang, tasnya dipinjem. Kejadian-kejadian kecil, tapi kadang merepotkan. Saya harapkan mereka tidak segan bertanya karena tim pendampingnya sudah siap,” harapnya.

Terkait dengan pemeriksaan biometrik di embarkasi di tanah air, Ganjar menilai akan membuat tahapan di Arab Saudi semakin ringan. Di embarkasi Tanah Air, dirinya menerima laporan pelayanan biometrik  butuh waktu dua sampai tujuh menit. Ganjar yakin, seiring waktu para petugas akan menemukan ritmenya. Sehingga, pemeriksaan biometrik berikutnya bisa lebih cepat.

“Semua itu butuh kebiasaan saja. Butuh kecepatan, butuh latihan dan itu hal yang biasa saja,” pungkas Ganjar. (ags)




Berita terkait
0
Presiden Jokowi Tinjau Jalan Lingkar dan Jembatan Idano Sibolou di Nias
Presiden Jokowi meninjau infrastruktur Jalan Nasional Lingkar Nias dan Jembatan Idano Sibolou di Kabupaten Nias Barat