Warga Sibolga Heterogen, Tak Ada Sekat Antar Agama

FKUB menilai kerukunan antar umat beragama di Kota Sibolga, Sumatera Utara, telah menyatu sejak nenek moyang terdahulu.
Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Sibolga, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Dody Irwansyah)

Sibolga - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menilai kerukunan antar umat beragama di Kota Sibolga, Sumatera Utara, telah menyatu sejak nenek moyang terdahulu.

Hal tersebut dikatakan Ketua FKUB Kota Sibolga, Nurdiswar Jambak kepada Tagar di kantornya Jalan Suprapto, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Kamis 12 Desember 2019.

"Kerukunan itu berjalan dengan baik, betul-betul terjamin oleh masyarakat Sibolga, karena adat istiadat orang Sibolga yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya telah menyatu sejak nenek moyang dulu," katanya.

Nurdiswar mengatakan, sebelum lahirnya FKUB di Sibolga, kehidupan masyarakat dari berbagai suku, etnis, dan budaya telah membaur dalam kehidupan bermasyarakat.

"Apalagi setelah lahirnya FKUB berdasarkan keberagaman Bineka Tunggal Ika, karena di Kota Sibolga selain dari agama yang enam itu tadi, etnis juga beragam mulai dari mulai dari Aceh, Batak Dairi, Batak Toba, Batak Mandailing, suku Minang, suku Sunda, suku Nias, bahkan dari Arab, etnis Tionghoa, India dan dari Indonesia timur dan Jawa semuanya beragam, dari situ lahir sebuah persatuan kerukunan," ucapnya.

Yang kami nikmati hampir tidak ada sekat-sekat di tengah-tengah masyarakat

Dia juga menyebut, gesekan antar umat beragama di Sibolga nihil, dapat dikatakan situasi dan perkembangan kerukunan umat beragama jika dihitung secara prosedural menurutnya mencapai 95 persen.

"Dilihat dari kehidupan sehari-hari contoh ketika orang Islam melakukan kegiatan yang sifatnya keagamaan, maka agama yang dari Protestan, Hindu, Budha, ikut bersama-sama dalam menyemarakkan, begitu juga sebaliknya," tuturnya.

Sementara itu, Pimpinan Pendeta Agama Budha Romo Sutoyo Wirajayo menjelaskan, menurut data tahun 2014 dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk agama Budha di Kota Sibolga tercatat sebanyak 3.203 orang.

"Agama Islam 55.488 orang, Protestan 33.918 orang, Katolik 4.881, Hindu 72. Kerukunannya luar biasa, karena di Kota Sibolga ini tidak membedakan suku, agama atau golongan, kita menyikapinya secara bersama-sama," kata Sutoyo.

Aratua Ompusunggu selaku Sekertaris FKUB Kota Sibolga, dan juga ketua clasis di gereja Kristen Indonesia, mengatakan tidak ada sekat antar umat beragama dan senantiasa hidup rukun damai di tengah masyarakat.

"Yang kami nikmati hampir tidak ada sekat-sekat di tengah-tengah masyarakat, kemudian keindahan yang ke dua saya melihat ada kesadaran di masing-masing umat beragama memahami agamamu untukmu dan agamaku untukku, jadi kita senantiasa hidup rukun di tengah-tengah masyarakat," tuturnya.[]

Berita terkait
Indeks Kerukunan, MUI: Harusnya Sumut No 1, Bukan 10
Kemenag tidak pernah melibatkan MUI untuk menentukan indeks kerukunan umat beragama.
Indeks Kerukunan di Aceh Rendah, Perlu Dipertanyakan
Nova Iriansyah ikut menyoroti survei yang dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia mengenai indeks Kerukunan Umat Beragama di Aceh.
Indeks KUB Kemenag, Siantar Selalu Menjaga Kerukunan
Kemenag merilis Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) tahun 2019. Sumut dan Pematangsiantar masih menjaga kerukunan.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.