Warga Kota Sorong Terpanggil Galang Dana Untuk Asmat

Warga Kota Sorong terpanggil galang dana untuk Asmat. Aksi mereka merupakan bentuk kepedulian terhadap saudara-saudara Papua yang mengalami gizi buruk.
MASYARAKAT ASMAT: Warga melakukan aktivitas jual beli hasil bumi di Pelabuhan Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Minggu (28/1). Masyarakat Asmat merupakan masyarakat pemburu-peramu yang sangat bergantung kepada alam. (Foto: Ant/M Agung Rajasa).

Sorong, (Tagar 31/1/2018) – Warga Kota Sorong, Provinsi Papua Barat melakukan penggalangan sumbangan di sepanjang jalan protokol Kota Sorong untuk warga yang mengalami gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua.

Sekelompok pemuda sejak Selasa(30/1) sore berdiri berjajar di perempatan Jalan Remu, Kota Sorong sambil memegang karton dan menyodorkan kepada setiap pengemudi untuk meminta sumbangan bagi warga yang mengalami gizi buruk di Asmat.

Jhony, salah seorang warga Komunitas Yamakar yang melakukan penggalangan dana itu mengatakan, aksi mereka merupakan bentuk kepedulian dan simpati terhadap saudara-saudara Papua di Kabupaten Asmat yang mengalami gizi buruk.

Dia mengatakan, penggalangan sumbangan tersebut murni dilakukan untuk membantu masyarakat di Kabupaten Asmat dan tidak ada kaitan dengan situasi politik Papua saat ini.

Ia menyampaikan, masyarakat Kabupaten Asmat adalah orang Papua yang perlu mendapat perhatian tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari kalangan masyarakat Papua lainnya.

Menurut dia, sumbangan atau dana yang dikumpulkan akan disalurkan ke rekening resmi tim penanggulangan gizi buruk Kabupaten Asmat untuk membantu meringankan beban para korban yang juga orang asli Papua.

"Kami mengajak seluruh masyarakat khususnya di Kota Sorong untuk turut memberikan sumbangan guna meringankan beban warga yang mengalami gizi buruk di Kabupaten Asmat," ujarnya pula.

Sementara itu, pemerintah pusat juga terus berupaya mengatasi wabah campak dan gizi buruk di Asmat dengan mengerahkan tenaga kesehatan, obat-obatan, makanan, serta mengejar pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut untuk membuka akses daerah yang terisolir.

Hal itu mengemuka dalam diskusi Forum Merdeka Barat bertema Memajukan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Papua di Jakarta, Senin (29/1). (ant/yps)

Berita terkait