Warga Inggris Rela Duduk Lesehan Demi Nonton Wayang Kulit

Para penonton yang sebagian besar adalah warga Inggris dengan rela duduk lesehan memenuhi gedung pertemuan lantai satu KBRI London, akhir pekan.
Dr William Condee saat mendalang di Athens Ohio (Ist)

London, (Tagar 26/3/2018) - Pementasan wayang kulit Bali yang dinamis dan jenaka serta sarat falsafah ditampilkan dalang Profesor I Nyoman Sedana dari Denpasar dan dalang bule Prof Matthew Isaac Cohen, serta seniman Belanda Sietskr Rijpkema, Phd Student di Royal Holloway University of London memukau penonton.

Para penonton yang sebagian besar adalah warga Inggris dengan rela duduk lesehan memenuhi gedung pertemuan lantai satu KBRI London, akhir pekan.

Pertunjukan dibuka Dubes RI di London Rizal Sukma dan kepada Antara London usai pertunjukan rizsl Sukma mengatakan bahwa pertunjukan kesenian Indonesia khususnya Bali merupakan salah satu diplomasi budaya Indonesia di London, Inggris.

Diharapkannya dimasa datang akan lebih sering lagi tampil berbagai kesenian Indonesia.

Atase Pendidikan KBRI London, Prof Endang Aminuddin Aziz kepada Antara London, Senin mengatakan pertunjukan "Bali in Westminster" adalah sebagai penutupan masa tinggal atau residensi Prof I Nyoman Sedana, gurubesar teater di ISI Denpasar di Inggris.

Pagelaran wayang kulit demgan lakon Gugurnya nya Indrajit yang diambil dari cuplikan episode Ramayana 'The Death of Indrajit' diawali dengan penampilan musik angklung dari London Anglung Assemble pimpinan Hana A Satryo melantunkan tiga lagu yaitu Es lilin, Tanah air Pusaka , Obladi Oblada yang mengajak penonton untuk berjoget.

Pertunjukan wayang Bali yang baru pertama kali ditampilkan di London mengambil lakon Gugurnya nya Indrajit yang diambil dari cuplikan episode Ramayana 'The Death of Indrajit' dengan diiringi musik gamelan Lila Cita secara live berlangsung kurang dari satu jam tapi berhasil menghibur undangan.

"Fantastic", pertunjukan yang sangat menarik ," ujar penonton yang tidak saja dari kalangan tua tetapi juga muda seperti dua pemuda yang membawa gitar ternyata seniman musik rock.

Sebelum pagelaran Wayang Kulit Bali dalam pertunjukkan kesenian Indonesia yang bertema "Bali di Westminster" juga tampil tari Bali, Panji Semirang, yang para penarinya dari Centre for Asian Theatre yang terdiri atas berbagai negara dibawakan dengan iringan gamelan Lila Cita yang sebagian anggota nya warga Inggris.

Prof I Nyoman Sedana, gurubesar teater di ISI Denpasar kepada Antara London mengatakan bahwa penampilan wayang kulit Bali tidak saja pertunjukan wayang yang menghibur tetapi juga mempunyai filaafat, yaitu sebagai persembahan kepada sang pencipta, ritual, seremonial dan juga juga hiburan.

Diakuinya pertunjukan wayang kulit dengan lakon The Death of Indrajit mempunyai pelajaran yang dalam yaitu Indrajit yang respek pada sang ayah Rahwana namun akhirnya terbunuh dalam peperangan di Alengka yang sebenarnya salah Rahwana yang mengobankan sang anak.

Merasa senang Sementara itu Prof Matthew Isaac Cohen, dosen di Royal Holloway University of London ( RHUL) yang dikenal dengan dalang bule itu mengakui bahwa ia merasa senang bisa mendapat kehormatan mendalang besama seorang maestro seperti Prof I Nyoman Sedana.

Matthew Isaac Cohen yang biasa mendalang wayang golek Cirebonan dan wayang kulit gaya Jawa mengakui mendalang bersama prof Sedana sangat dinamis berbeda dengan wayang dari Yogya dan Solo, meskipun ada beberapa kesalahan dilakukannya namun tidak mengganggu jalannya pertunjukkan, akunya.

"Pertunjukkan yang baru pertama kali dan bersejarah tentunya,"ujar prof Cohen yang belajar mendalang pertama kalinya tahun 1988.

Atase Pendidikan KBRI London, Endang Aminuddin Aziz menyampaikan kehadiran Prof I Nyoman Sedana, gurubesar teater di ISI Denpasar di Inggris adalah mengikuti program residensi di Royal Holloway University of London ( RHUL) sejak Januari dan berakhir 30 Maret .

Program ini merupakan bagian dari program seniman yang diselenggarakan kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI London, sebagai kelanjutan dari program yang sama yang sudah digulirkan di tahun 2017 dan memperoleh sukses dan sambutan luar biasa dari masyarakat, ujarnya.

Selain di RHUL, Prof Sedana juga bekerja sama dengan University of Essex dan beberapa kelompok gamelan dan tari Bali, seperti Lila Bhawa dan Lila Chita, mengajarkan tari, wayang, dan gamelan Bali.

Selain mengajar, Prof Sedana pbekerja sama dengan Prof Matthew Cohen sedang menelaah buku karya Matthew Cohen tentang esensi bermain teater dalam masyarakat Bali.

Beberapa pertunjukan sudah dilakukan sepanjang pelaksanaan program ini, termasuk di Royal Holloway, di KBRI, dan juga di LSO (London Symphony Orchestra), Barbican. Komunitas pegiat seni Bali sangat berharap agar Atdikbud dapat melanjutkan program ini ke depan, demikian Prof Endang Aminuddin Aziz. ant/rmt

Berita terkait