Warga Eropa Protes Pembatasan Saat Lonjakan Pandemi Covid-19

Warga Eropa protes lockdown dan keluhkan pembatasan terkait dengan Covid-19 di tengah-tengah pandemi yang melonjak
Pemilik restoran dan usaha kecil bentrok dengan polisi saat aksi protes menentang lockdown di Roma, Italia, 6 April 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Di jalan-jalan kota Roma, Italia, frustrasi akan pembatasan pandemi memuncak pekan ini ketika pengunjuk rasa yang putus asa, banyak dari mereka adalah pemilik restoran dan pemilik usaha kecil, mengeluhkan pembatasan dan lockdown yang berulang untuk menekan penularan virus corona.

Laporan situs independen, worldometer, menunjukkan sampai tanggal 11 April 2021 jumlah virus corona di kawasan Eropa mencapai 41.499.369. Jumlah ini menyumbang kasus sebesar 30,52% untuk kasus dunia. Sedangkan kematian sebanyak 948,920, jumlah kematian ini menyumbang sebesar 32,26% terhadap jumlah kematian dunia.

Banyak pengunjuk rasa, yang menekankan bahwa mereka tidak menyangkal adanya Covid-19, adalah anggota gerakan "I’m Opening.” Mereka adalah pemilik bar dan restoran yang menentang pembatasan, melanggar aturan dengan tetap membuka bisnisnya, sehingga dikenakan denda besar karena melakukannya.

corona eropaPara pejalan kaki berjalan melintas sebuah peringatan untuk selalu mengenakan masker di tengah pandemi virus corona (Covid-19) di Frankfurt, Jerman, 29 Oktober 2020. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Italia bukan satu-satunya negara Eropa yang mengungkapkan kekesalan atas hancurnya finansial dan terbatasnya kebebasan. Mereka juga tidak sendiri dalam menuntut agar pembatasan dilonggarkan, meskipun infeksi meningkat.

Dalam beberapa pekan ini, semakin banyak protes di Austria, Inggris, Finlandia, Rumania, Swiss, Polandia, Prancis, Bulgaria, Serbia, Belanda dan Rumania. Polisi Jerman tengah bulan lalu menggunakan meriam air, semprotan merica, dan pentungan terhadap pengunjuk rasa yang menolak lockdown di kota Kassel. Demonstran berjumlah sekitar 20.000 orang.

Di banyak negara, kemarahan anti-lockdown bercampur dengan keluhan lain. Di Inggris, kemarahan berbaur dengan protes atas penculikan dan kematian seorang wanita, usia 33 tahun, diduga oleh polisi yang bertugas, yang kini dituduh melakukan pembunuhan itu. Di beberapa negara, pengunjuk rasa mencela pemerintah yang menangguhkan hak protes karena krisis kesehatan masyarakat (ka/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Remaja di Eropa Berjuang Hadapi Dampak Pandemi Covid-19
Kesehatan mental remaja Eropa terganggu akibat pandemi Covid-19, mereka berjuang menghadapi kondisi yang mereka hadapi saat ini
Pandemi Virus Corona Memicu Revolusi Bersepeda di Uni Eropa
Pandemi virus corona membangkitkan kegemeran bersepeda di beberapa negara Eropa bahkan disebut sebagai memicu revolusi bersepeda
Negara-negara Eropa Pertimbangkan Kartu Vaksinasi Corona
Negara-negara Uni Eropa yang bergantung pada pariwisata inginkan adanya pemberian kartu vaksinasi voris corona, Jerman dan Prancis menolak