Warga Dukung Pabrik Semen di Matim, Ini Tanggapan Pastor

Warga Desa Satar Punda Manggarai Timur NTT mendukung adanya pabrik semen di kampungnya. Ini komentar salah seorang Pastor.
Pastor Johny Dohut, OFM. (Foto: Tagar/Yos Syukur)

Manggarai Timur - Salah seorang pastor Katolik bernama Johny Dohut, Menanggapi berita yang beredar terkait warga Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur yang mendukung adanya pabrik semen di desanya.

Menurutnya, sikap warga yang mendukung pabrik tersebut karena merasa pemerintah setempat tidak pernah perhatikan akses jalan ke kampungnya yang sejak lama tidak pernah diaspal. Namun dengan kehadirap pabrik di kampungnya akses jalan sudah diaspal oleh pabrik semen itu.

Atas semua cara berpikir ini, Raba ngotot menerima pabrik semen di Luwuk.

"Ini pemerintah Kabupaten Manggarai Timur maupun lembaga lain, tidak pernah gali jalan aspal dari Gongger sampai di Luwuk. Ini perusahan yang gali, Jadi itu salah satu dampak positif yang kami alami di sini,"ujar Raba dalam videonya.

Pernyataan Raba dalm video yang beredar menegaskan ketidakhadiran pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dalam membuka isolasi di wilayah itu.

"Atas semua cara berpikir ini, Raba ngotot menerima pabrik semen di Luwuk. Ia sama sekali tidak menunjukkan keberatan untuk menyerahkan tanahnya ke perusahaan," kata Pastor Johny.

Pastor Johny menjelaskan, seiring rencana datangnya pabrik semen di Luwuk, Raba melihat tanda-tanda kemajuan versinya antara lain, rumah warga diperbaiki.

Alur logikanya jelas, rumah diperbaiki karena uang dari tambang. Semoga ini tidak keliru, warga juga menurutnya tidak lagi menjual kayu. Selama ini, menjual kayu bakar menjadi salah satu alternatif sumber pendapatan warga di wilayah itu.

Dikatakannya, dengan penuh sesal pada Lembaga yang datang menjelaskan dampak negatif tambang tanpa melihat kontribusi positifnya, Raba juga melihat kontribusi positif kehadiran tambang di wilayah ini dengan membuka akses jalan raya.

Pro dan Kontra Pabrik Semen di Manggarai Timur

Pro dan kontra di tengah masyarakat Luwuk, Desa Satar Punda, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi bahan diskusi di media sosial perihal rencana pembangunan pabrik semen oleh PT. Singa Merah di wilayahnya.

Alasan warga menerima dan menolakpun sangat bervariasi. Seperti yang diungkapkan Barnabas Raba, dia menerima pabrik di kampungnya karena sejak awal pihak perusahaan melakukan pendekatan dengan adat dan budaya kepada warga setempat.

Dari 70 kepala keluarga, 63 orang menerima pabrik semen sedangkan 7 kepala keluarga yang menolak kehadiran pabrik semen.

"Alasan warga menerima rencana pembangunan pabrik semen karena sebelumnya pihak perusahaan melakukan survei lokasi kegiatan yang diawali dengan ritus adat sesuai permintaan warga Luwuk," kata Barnabas ketika dikonfirmasi Tagar, Kamis 11 Juni 2020.

Ia menjelaskan, sebelum survei pihak perusahaan meminta izin ke tetua adat ke secara, begitu pula setelah melakukan survei pihak perusahaan juga melaporkan hasilnya ke masyarakat secara adat sesuai permintaan masyarakat luwuk.

"Pihak perusahaan mengatakan bahwa galian C yang ada di Luwuk dan sekitarnya mengandung bahan baku untuk membuat semen dan wilayah Luwuk akan menjadi tempat pembangunan pabrik semen. Namun bahan baku untuk membuat semen lebih banyak di Lengko Lolok," jelasnya.

Menurut pihak perusahaan, setelah melakukan survei, kampung Luwuk tidak di relokasi melainkan rumah penduduk yang direnovasi. Hasil kesepakatan antara warga pihak perusahaan biaya renovasi rumah warga luwuk sebesar Rp 50 juta per kepala keluarga dan biaya ini tidak termasuk harga tanah dan tanaman.

"Dari 70 kepala keluarga, 63 orang menerima pabrik semen sedangkan 7 kepala keluarga yang menolak kehadiran pabrik semen," ujar Barnabas.

Dikatakannya, warga yang menerima pabrik semen sudah menerima uang renovasi. Tahap pertama Rp 10 juta, tahap kedua Rp 10 juta dan minggu depan tahap yang ketiga akan memerima Rp 30 juta, sehingga totalnya Rp 50 juta.

"Kami menerima pembangunan pabrik semen ini agar hidup kami dan anak cucu kami ke depan lebih baik dari sekarang. Saat ini kami hanya mencari kayu lementoro di hutan dan menjualnya Ruteng, dengan kehadiran pabrik semen tentu kehidupan kami akan berubah dan lebih baik dari sekarang," kata Bernabas.

Ia menjelaskan, jika pabrik semen sudah dibangun maka karyawan diprioritas adalah warga Luwuk dan sekitarnya, hal ini sesuai dengan kesepakatan dengan perusahaan berdasarkan kemampuannya masing-masing.

Lebih lanjut Barnabas memaparkan, terkait dengan kedatangan masyarakat Luwuk ke Borong untuk menemui bupati Manggarai Timur, Agas Andreas beberapa bulan lalu merupakan inisitif dari warga Luwuk. "Kami ke Borong bertemu bupati  untuk meminta pemerintah mempercepat membangun pabrik ini agar masyarakat  mendapat pekerjaa," jelasnya.

Ketika bertemu bupati Manggarai Timur itu, kata Barnabas, warga Luwuk menyampaikan kepada bupati perihal kesepakatan dengan PT Singa Merah.

"Kami menyampaikan bahwa ada kesepakatan kami dengan perusahaan mohon masukannya,  jawaban Bupati pada waktu itu kalau soal kesepakatan pemerintah tidak bisa intervensi siapa-siapa dan tidak memaksa warga agar menerima atau menolak, semua keputusan ada masyarakat," ucapnya. []

Berita terkait
Alasan Warga Terima Pabrik Semen di Luwuk Matim NTT
Pro dan kontra di tengah masyarakat Luwuk, Desa Satar Punda, Kabupaten Manggarai Timur terkait rencana pembangunan pabrik semen di kampungnya.
Pagi Sunyi di Arumba Manggarai Timur NTT
Sunyi menyergap pagi di pengujung Maret 2020, seperti tak ada kehidupan di sudut Arumba di Manggarai Timur NTT pada masa pandemi Covid-19
NasDem Sumbang Telur untuk Tenaga Medis Manggarai
DPD NasDem Manggarai NTT menyumbangkan telur bagi tenaga medis di ada di Puskesmas yang ada di Manggarai.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.