Jakarta - Hasil survei LaporCovid-19 bersama Social Resilience Lab, NTU menyatakan sebagian besar warga Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta belum siap memasuki era New Normal pandemi virus Corona atau Covid-19.
Dari hasil survei tersebut, indeks risiko persepsi warga Jakarta masih berada pada skor 3,3 dari skala 5. Bahkan, hal itu menunjukan adanya penurunan skor pada temuan awal LaporCovid-19.
Dampak ekonomi yang signifikan mempengaruhi rendahnya persepsi risiko secara umum.
"Hasil survei menunjukkan sebagian besar warga Jakarta belum siap masuk new normal," ujar Sosiolog Bencana dan Associate Professor Nanyang Technological University Singapura Sulfikar Amir melalui webinar, Minggu, 5 Juli 2020.
Dampak ekonomi disebut menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya indeks persepsi risiko masyarakat di Ibu Kota. Sebagian besar responden mengaku pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi perekonomian.
Sekitar 33% responden menyatakan mengalami penurunan penghasilan, 26% menyatakan berdampak sangat besar, dan 17% terdampak besar.
"Dampak ekonomi yang signifikan mempengaruhi rendahnya persepsi risiko secara umum," katanya.
Selain itu, setidaknya sekitar 54% responden yang terlibat dalam survei masih mempercayai risiko tertular Covid-19 sangat kecil. Sedangkan, 50% yakin orang terdekatnya tidak terjangkit, dan 42% yakin kecil kemungkinan warga di sekitar tempat tinggalnya tertular virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
"Ini mengindikasikan kuatnya kecenderungan warga untuk menganggap remeh wabah Covid-19," kata Sulfikar.
Kendati demikian, survei juga menunjukan sebanyak 56% warga DKI tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
"Sedangkan perilaku menjaga diri DKI Jakarta atau self protection cukup baik dengan variabel menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," ucap Sulfikar.
Survei dilakukan berdasarkan enam variabel, yaitu persepsi risiko, ekonomi, pengetahuan, informasi, proteksi diri, dan sosial kolektif. Sebanyak 206.550 warga DKI turut serta dalam pengambilan data, namun hanya sekitar 154.471 responden yang dinyatakan valid. Pengumpulan data dilakukan sejak 29 Mei-20 Juni 2020 dengan metode survei quota sampling dengan variabel penduduk per kelurahan. []