Warga di Lokasi Tsunami: Biasanya Anak-anak Menyalakan Kembang Api

Tak ada perayaan tahun baru di kawasan Selat Sunda yang diterjang tsunami. Yang ada hanya sunyi.
Warga Pesisir Sukaraja Teluk Betung Bandar Lampung masih bertahan di pengungsian kantor Gubernur Lampung, Lampung, Senin (31/12/2018). Warga mengaku masih merasa takut dan trauma dengan kejadian tsunami yang terjadi pada Sabtu malam 22 Desember 2018 yang terjadi di Lampung Selatan dan Banten. (Foto: Antara/Ardiansyah)

Bandarlampung, (Tagar 1/1/2019) - Menjelang malam pergantian tahun, Senin malam, suasana di pengungsian korban tsunami di perairan pantai selatan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung terlihat sunyi, tidak terlihat aktivitas warga menyambut pergantian tahun.

Padahal pada tahun-tahun sebelumnya mereka mengaku di desanya biasanya merayakan pergantian tahun dengan menyalakan kembang api.

"Boro-boro ngerayain Pak, orang-orang pada mengungsi," kata salah satu warga di Desa Way Muli Timur, Samaun saat dihubungi melalui teleponnya dari Bandarlampung, Senin malam (31/12/2018) dilansir kantor berita Antara.

Samaun mengatakan, sebelumnya warga sekitar khususnya anak-anak setiap pergantian tahun baru diramaikan dengan menghidupkan kembang api. Kini mereka tidak merayakannya lantaran desanya sedang tertimpa bencana.

"Memang tidak pernah ada acara besar untuk meramaikan malam tahun baru, tapi setidaknya anak-anak menghidupkan kembang api. Kalau kondisi malam ini benar-benar sunyi," kata dia.

Ia menambahkan saat ini warga korban bencana tsunami lebih memilih untuk mengungsi. Korban hingga malam ini masih ada yang mengungsi di pegunungan untuk mengantisipasi terjadinya tsunami susulan maupun antisipasi Gunung Anak Krakatau (GAK).

"Lebih baik mengungsi, Pak. Ini aja warga masih banyak yang mengungsi," kata dia.

Gelombang tsunami di perairan Pantai Selatan yang terjadi Sabtu (22/12/2018) telah menghancurkan ratusan rumah di sepanjang Pantai Selatan. Selain rumah, gelombang tsunami juga menghancurkan ratusan kapal perahu milik nelayan dan juga merenggut ratusan jiwa serta ribuan luka-luka.

Bergantian Ronda

Sementara itu, korban bencana tsunami di Pantai Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, mengisi pergantian malam tahun baru dengan kegiatan ronda untuk mengantisipasi terjadinya bencana tsunami susulan.

"Sedang prihatin, Mas. Warga di sini tidak merayakan tahun baru. Mereka bergantian ronda untuk melihat kondisi perairan," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus Maryani.

Maryani menjelaskan, korban bencana tsunami di perairan Teluk Kiluan yang mengungsi di pegunungan kini semuanya telah kembali ke rumahnya masing-masing.

Meskipun sudah normal, namun warga khususnya para pria terus melakukan ronda dengan cara bergantian untuk melihat kondisi di sekitar.

"Untuk korban yang tidak mempunyai rumah karena rusak dan hilang terbawa arus, mengungsi di kediaman saudaranya. Kemudian yang lainnya pulang ke rumahnya masing-masing," kata dia.

Ia menambahkan, biasanya pada pergantian tahun baru, kondisi di perairan Teluk Kiluan diramaikan oleh warga sekitar dan juga para wisatawan. Mengingat bencana tsunami tersebut, kondisi terlihat sepi dan tidak ada satu pun warga maupun wisatawan yang merayakan.

"Prihatin semua, Mas. Mereka masih terbawa kesedihan karena bencana tsunami," kata dia.

Bencana tsunami yang menghantam tiga dusun di Sinar Maju, Sinar Agung, dan Bandung Jaya, Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus sedikitnya telah merusak 72 perahu nelayan dan empat vila di dermaga setempat.

Selain itu, satu rumah hilang total, tiga rumah rusak berat, satu selter roboh, dan satu balita berumur tiga tahun meninggal dunia.

Istighosah

Korban tsunami Selat Sunda di posko pengungsian KSPN Tanjung Lesung di Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang, Pandeglang, menggelar istighosah bersama pada malam pergantian tahun.

Hujan deras tidak menyurutkan keinginan para pengungsi untuk berdoa bersama, memohon pertolongan kepada Allah SWT agar musibah cepat teratasi dan tidak datang lagi.

Camat Panimbang Suaedi Kurdiatna mengatakan bencana tsunami telah merenggut nyawa 29 orang dan menyebabkan hilangnya lima warga Panimbang.

"Kita berdoa bersama untuk para almarhum dan yang belum ditemukan, semoga musibah ini cepat berlalu, dan tidak ada lagi musibah ini di Indonesia," kata Suaedi.

Acara malam pergantian tahun baru itu juga menjadi ajang bagi warga dan pengungsi untuk duduk bersama dengan aparat pemerintahan Desa dan Kecamatan serta menyampaikan masukan mengenai penanganan dampak tsunami.

"Saat ini kita masih melakukan pendataan rumah-rumah yang rusak akibat tsunami, mudah-mudahan segera selesai dan mendapat solusi yang terbaik," ujar Suaedi.

Hujan Sejak Pagi

Akibat hujan disertai angin sejak Senin pagi di wilayah Pandeglang, Banten, sejumlah pengungsi dari dua desa yakni Desa Carita dan Desa Sukajadi Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang belum bisa kembali naik ke posko pengungsian yang berada di pegunungan.

"Hujan dari pagi, kami tidak bisa kembali ke tempat pengungsian," kata Edi warga Desa Sukajadi, Senin malam.

Edi mengatakan, sudah sepekan berada di tempat pengungsian di pegunungan di Desa Susukan.

"Biasanya pagi hari kami turun dari pengungsian lihat-lihat rumah, bersih-bersih rumah, dan sore harinya kami balik lagi ke pegunungan, tapi malam ini kami belum bisa naik karena hujan dari pagi sampai malam ini", ucapnya.

Menurut Edi, seribu lebih warga dari dua desa telah mengungsi ke pegunungan, yaitu Desa Carita dan Desa Sukajadi, sedangkan berjarak tempuh menuju ke tempat pengungsian sekitar tiga kilo lebih.

"Kalau ke posko kami paling tiga kilo, tapi ada juga yang di atasnya sekitar dua kiloan," kata Edi.

Edi menjelaskan, banyak pengungsi yang menumpang di rumah-rumah warga karena di posko mereka merasa tidak betah. Sementara Deden Warga Sambolo Desa Sukarame Kecamatan Carita mengatakan, hujan angin dari pagi hingga malam ini mengakibatkan banjir di bagian wilayah Carita.

"Hujan deras dan angin Sambolo banjir lagi, kami belum berani naik ke posko," katanya.

Deden mengatakan, di Kecamatan Carita Deda Sukarame yang paling parah terkena dampak tsunami bahkan empat temannya meninggal terkena hantaman ombak besar.

"Teman saya empat orang meninggal, Alhamdulillah saya dan keluarga bisa selamat," kata Deden.

Deden mengatakan, saat ini Ia dan keluarga masih di rumahnya di Kampung Sambolo." Kami belum berani naik karena kondisi banjir, mungkin jam sepuluhan baru naik," katanya. []

Berita terkait
0
Begini Cara Daftar BBM Subsidi Melalui MyPertamina
Pengguna BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Biosolar diwajibkan gunakan aplikasi MyPertamina mulai tanggal 1 Juli 2022 mendatang.