Warga Chile Tuntut Akses Jalan ke Kawasan Pegunungan

Ratusan ribu warga Chili tuntut akses ke kawasan pegunungan di dekat Santiago, yang ditutup untuk tambang, segera dibuka
Pegunungan di barat Ibu Kota Santiago, Chili, diharapkan jadi destinasi wisata warga. Namun, saat ini hanya militer dan perusahaan tambang yang diizinkan mengakses kawasan tersebut (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Ratusan ribu warga Chile tuntut akses ke kawasan pegunungan di dekat Santiago, yang ditutup untuk tambang, segera dibuka. Kebutuhan rekreasional warga Ibu Kota Chile itu diyakini bisa mendorong program konservasi lingkungan.

Belakangan ini semakin banyak warga Chile yang menyambangi Cerro el-Barco, sebuah menara batu setinggi 4.500 meter yang diapit dua gletser kuno di dataran tinggi Pegunungan Andes.

Tapi, jika dulu kawasan terjal itu hanya disambangi pendaki professional, kini warga biasa yang tergabung dalam gerakan Kami Ingin Taman Nasional atau Queremos Parque mulai ikut berdatangan.

Sejak dibentuk April 2019 lalu, Queremos Parque sudah menjaring lebih dari 192.000 tanda tangan dan dukungan politik di parlemen untuk membuka taman nasional seluas 1.420 kilometer (km) persegi di perbatasan Argentina.

Mereka ingin membuka kawasan terpencil itu untuk penduduk kota sebagai sarana hiburan yang ramah konservasi.

"Taman-taman nasional ini tidak seharusnya ditutup,” kata inisator gerakan Pilar Valenzuela. "Taman nasional harusnya dimanfaatkan,” untuk kepentingan bersama.

chiliPeta Chile dan Ibu Kota Santiago (Foto: dw.com/id)

Bersama warga lainnya, dia juga ingin memaksakan status lindung bagi gletser seluas 80 km persegi di basin Rio Colorado. Kawasan itu merupakan sumber air minum bagi ibu kota Santiago. Namun, upaya mereka dihalangi lobi tambang yang ingin agar kawasan tetap dibuka untuk kegiatan ekonomi.

"Lokasi taman (yang dekat dengan ibu kota) dan potensi jutaan penggunanya, ditambah dengan gletser yang akan dilindungi, akan menjadikan pembentukan taman nasional sebagai pencapaian terbesar program konservasi di Chile,” kata James Hardcastle dari organisasi lingkungan, International Union for Conservation of Nature (IUCN).

1. Alam untuk Masyarakat

Basin Rio Colorado adalah sebuah kawasan pegunungan sejauh seratusan kilometer dari ibu kota Chile, Santiago, ke arah perbatasan Argentina. Sejak era kediktatoran Augusto Pinochet pada dekade 1970-an, kawasan ini berada di bawah kontrol militer.

Setiap pengunjung yang ingin berpergian ke area ini harus mengantongi izin pemerintah, dan melalui protokol yang rumit untuk bisa masuk.

"Pembentukan sebuah taman nasional di pojok Andes ini akan mendemokratisasi pegunungan,” kata Valenzuela.

Selain menjamin akses yang berdampak positif pada kesehatan mental warga ibu kota, status taman nasional menguatkan peran konservasi, dan sebabnya berguna bagi Bumi, menurut Kristine Timpkins, pakar lingkungan PBB.

pangkalan antartikaPesawat angkut Chile membongkar kargo di landasan pangkalan Eduardo Frei Chile di Antartika (Foto: dw.com/id)

"Sebagai solusi berbasis lingkungan bagi krisis iklim, peran taman nasional terhadap kelangsungan planet kita tidak bisa dianggap remeh,” kata dia. "Bagi warga Santiago, akses ini adalah penyambung hidup.”

2. Keterbukaan Akses dan Zonasi yang Baik

Pada 1996, sebuah perusahaan semen nasional membeli 10% lahan di basin untuk ditambang.

Lokasi tambang yang tidak dimasukkan ke dalam peta taman nasional ini terletak di tengah satu-satunya lembah menuju Rio Colorado. Sebab itu, perusahaan harus mengizinkan pengunjung melintasi wilayahnya.

Miguel Fajardo, seorang penggembala lokal, misalnya harus membayar uang kepada perusahaan untuk bisa membawa ternaknya merumput di atas lahan miliknya. Namun, begitu dia khawatir pembentukan taman nasional akan menutup sepenuhnya Rio Colorado bagi penggembala.

"Sebuah taman nasional bersebrangan dengan kepentingan kami,” kata dia. Sebaliknya Valenzuela dari Queremos Parque mengaku ingin melindungi hak penggembala mengakses taman nasional.

Adapun James Hardcastle dari IUCN meyakini, perpaduan antara kebijakan dan zonasi yang baik bisa mengakomodasi tambang yang ada, para penggembala, dan wisatawan. "Tidak ada alasan kenapa status taman nasional akan merugikan hak warga,” kata dia.

"Kebijakan yang baik, jaminan hak, dan akses adalah kunci bagi konservasi.”

Hal serupa diutarakan pendaki gunung lokal, Viviana Callahan, yang rajin menyambangi Rio Colorado. Menurutnya keterbukaan akses akan meningkatkan kesadaran warga dan melahirkan perilaku yang berkelanjutan. "Kita harus menghubungkan warga dengan tempat ini untuk melindunginya.” [rzn/ae (Reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Selfie Tanpa Masker Presiden Chile Didenda Rp 49 Juta
Otoritas Kesehatan Chili mendenda Presiden Sebastian Pinera sebesar Rp 49,3 juta setelah melakukan swafoto (selfie) tidak pakai masker
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.