Warga Asing di Jepang Jadi Sasaran Diskriminasi

Sejak merebaknya virus Covid-19 di Jepang, ada peningkatan laporan bahwa orang asing menjadi sasaran diskriminasi dan ujaran kebencian.
Pemerintah Jepang memasang selebaran yang mendesak orang-orang untuk tidak mendiskriminasi warga asing atas pandemi Covid-19, yang dipasang di Stasiun JR Beppu di Prefektur Oita pada 4 September. (Foto: Kyodo|Japan Today).

Jakarta - Sejak merebaknya virus corona Covid-19, ada peningkatan laporan bahwa orang asing yang tinggal di daerah dengan komunitas internasional terkemuka di Jepang menjadi sasaran diskriminasi dan ujaran kebencian.

"Orang asing yang menyebalkan, corona." Seorang mahasiswa India berusia 22 tahun di Ritsumeikan Asia Pacific University menjadi sasaran serangan verbal tersebut saat berjalan di sekitar Stasiun JR Beppu, Prefektur Oita pada pertengahan Agustus. Komentar bernada sindiran itu datang dari tiga pria Jepang yang tampaknya berusia 30-an.

Baca Juga: Dampak Covid-19, Jepang Alami Resesi Ekonomi 

Meskipun mahasiswa India di Universitas Ritsumeikan yang berlokasi di Beppu, barat daya Jepang itu menegaskan bahwa ia tidak termasuk warga asing yang dinyatakan positif Covid-19, tetap saja kena bully. Sejak 8 Agustus dilaporkan bahwa selusin mahasiswa asing program pertukaran belajar positif tertular virus.

Orang-orang Jepang itu mengatakan kepadanya, "Kami menjaga jarak. Pergilah." Pada akhirnya, mahasiswa India itu seperti diberitakan dari Japan Today, Minggu, 13 September 2020, tidak bisa berbuat apa-apa.

Pemerintah daerah harus memperlakukan warga asing dengan cara yang sama seperti warga Jepang.

ilus covid 26 jutaPengunjung memakai masker berjalan-jalan di bawah pohon bunga sakura yang mekr di Taman Ueno, Tokyo, Jepang, 24 Maret 2020 (Foto: thediplomat.com/AP Photo/Koji Sasahara)

Prasangka seperti itu terhadap warga asing dipandang sebagai akibat dari ketakutan yang berlebihan terhadap infeksi Covid-19. Selain itu juga akibat ketidaktahuan mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan komunitas internasional.

Sekitar 2.700 siswa pertukaran di APU, yang merupakan hampir setengah dari pendaftaran, biasanya menjalin hubungan yang mendalam dengan komunitas lokal melalui pekerjaan paruh waktu dan kegiatan ekstrakurikuler. Namun sejak wabah merebak, kota itu telah menerima laporan bahwa beberapa salon rambut dan tempat makan memasang tanda-tanda yang menolak siswa dari universitas tersebut.

Beberapa bisnis di Pecinan Yokohama dekat Tokyo juga melaporkan menerima surat kebencian pada Maret . Warga lokal menyalahkan orang-orang China atas wabah Covid-19 dengan pesan seperti "Keluar dari Jepang."

Atas diskriminas itu, para warga asing menyampaikan pemberitahuan kepada operator bisnis untuk mengingatkan mereka bahwa ""perang melawan virus, bukan orang."

Menurut survei pada Mei lalu terhadap sekitar 400 orang asing yang tinggal di Prefektur Fukuoka oleh majalah multibahasa bulanan Fukuoka Now, sekitar 20 persen responden mengatakan mereka telah mengalami diskriminasi terkait Covid-19.

Toshihiro Menju, Direktur Pelaksana dan Kepala Program Officer di Pusat Pertukaran Internasional Jepang mengatakan penduduk lokal dan orang asing memiliki kesempatan untuk berinteraksi . Hal ini sebagai solusi untuk memberantas diskriminasi dan prasangka.

Simak Pula: Rahasia Jepang Cepat Pulih dari Virus Covid-19

Hubungan yang dibangun di masyarakat setiap hari berkembang pesat selama masa-masa luar biasa. "Pemerintah daerah harus memperlakukan warga asing dengan cara yang sama seperti warga Jepang, dan membuat pedoman dan kebijakan lainnya jelas," kata Menju. []

Berita terkait
Jepang Siap Perbaiki Struktur Ekonomi Imbas Covid-19
Jepang siap dalam menanggulangi sektor ekonomi yang merosot akibat penurunan permintaan global dan perpanjangan darurat lokal selama Covid-19.
Jepang Tertarik Vaksin Covid-19 Produksi AstraZeneca
Jepang tertarik dengan vaksin virus Covid-19 yang tengah dikembangkan perusahaan Inggris, AstraZeneca bekejasama dengan Universitas Oxford.
Rahasia Jepang Cepat Pulih dari Virus Covid-19
Jepang menjadi negara pertama di luar China yang terkena virus corona Covid-19. Namun negara ini juga yang pertama berhasil pulih.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.