Wapres Tegaskan Keimanan dan Berbangsa-Negara Itu Beda

Jusuf Kalla meminta masyarakat Indonesia untuk memahami dan membedakan porsi masalah keimanan dan kehidupan berbangsa-negara dengan prinsip saling menghormati.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan tausyiah usai menunaikan Salat Tarawih di Masjid Indonesia Tokyo, Meguro, Tokyo, Jepang, Minggu (4/6). Masjid Indonesia Tokyo yang baru diresmikan awal Ramadan 1438 Hijriah itu merupakan masjid pertama yang dibangun atas prakarsa warga negara Indonesia yang bermukim di kota Tokyo dan sekitarnya. (Foto: Ant/Akbar Nugroho Gumay)

Tokyo, (Tagar 5/6/2017) – Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat Indonesia untuk memahami dan membedakan porsi masalah keimanan dan kehidupan berbangsa-negara dengan prinsip saling menghormati dan menghargai.

Agama apapun dianggap paling benar oleh pemeluknya, sebagaimana juga umat Muslim yang meyakini agama Islam yang paling sempurna. “Tapi kalau berbicara tentang berbangsa dan negara, harus kita bedakan karena ada prinsip 'Lakum diinukum waliyadin',” kata Wapres saat berceramah usai Salat Tarawih di Masjid Indonesia Tokyo, Meguro, Tokyo, Jepang, Minggu (4/6) malam.

Menurut Wapres, ayat Alquran Surat Alkafirun Ayat 6, "Lakum diinukum waliyadiin" yang berarti "bagimu agamamu, bagiku agamaku" tersebut harus menjadi dasar semua umat Islam untuk menghormati pemeluk agama lain. “Itu sudah jelas, di samping kita meningkatkan keimanan kita dengan beribadah kepada Allah SWT, kita juga harus menghormati pemeluk agama lain sebagai bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai datu saudara, Bangsa Indonesia,” kata Wapres.

Wapres juga menggarisbawahi bahwa umat Muslim harus ingat bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan damai melalui ulama dan para pedagang, tidak seperti di Timur Tengah, dan perdamaian itu harus dijaga selamanya.

“Kita di Indonesia, mayoritas Islam, Muslim, tapi berbicara 'tourism' yang paling dikenal Bali, Borobudur, Hindu dan Budha, kalau di Timur Tengah saya kira sudah lebur itu, tapi di sini tidak, nah semangat ini yang harus kita pertahankan sendiri. Kita tidak ingin seperti Irak, Suriah, Iran yang bertengkar terus dengan Arab Saudi, sehingga yang sering saya katakan Rasulullah hijrah ke Madinah supaya lebih damai, sekarang terbalik, orang-orang Arab hijrah ke Eropa untuk mencari kedamaian,” kata Jusuf Kalla. (yps/ant)

Berita terkait