Wapres Harris Temui Presiden Guatemala Bicarakan Imigran

Jumlah imigran dari Amerika Tengah terus meningkat di perbatasan antara AS dan Meksiko, sementara Wapres Harris berkunjung ke Guatemala dan Meksiko
Para migran menyeberang dari Tecun Uman, Guatemala ke Meksiko untuk menuju ke Amerika Seikat, Senin 7 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta - Dalam kunjungan luar negeri pertamanya sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, menemui Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei, untuk membahas masalah imigrasi di perbatasan selatan Amerika Serikat. Harris sebelumnya ditugasi Presiden AS, Joe Biden, untuk mengatasi akar masalah di balik peningkatan jumlah migran yang menuju ke Amerika.

Dalam pertemuan dengan Presiden Giammattei di Guatemala City pada Senin, 7 Juni 2021, siang, Wapres Harris mengatakan bahwa kunjungan luar negeri pertamanya sebagai wakil presiden ke Guatemala mencerminkan prioritas pemerintahan Presiden Biden di kawasan tersebut.

Biden telah menugaskan Harris untuk memimpin upaya mengatasi penyebab peningkatan jumlah migran yang menuju perbatasan AS dan Meksiko.

Wapres AS Kamala HarrisWapres AS, Kamala Harris (Foto: voaindonesia.com/AP)

“Saya berada di Guatemala hari ini untuk mendiskusikan dan menjalankan prioritas bersama kita, terutama di antaranya, seperti yang Anda telah sebut, menyelesaikan masalah migrasi dari kawasan ini khususnya,” kata Harris.

Harris berusaha mendapatkan komitmen kerja sama yang lebih besar dari Guatemala dan Meksiko dalam aspek keamanan perbatasan dan investasi ekonomi.

Selain menemui pejabat pemerintahan, Harris juga dijadwalkan menemui para pemimpin lembaga-lembaga nirlaba di Guatemala untuk membahas berbagai masalah yang mengakar di sana, seperti kemiskinan dan kekerasan, yang menurut pegiat hak-hak migran menjadi alasan utama warga Amerika Tengah dan lainnya meninggalkan kampung halaman mereka dan pergi ke Amerika Serikat.

Kepada Kantor Berita Associated Press (AP), Pastur Jose Percy, direktur tempat penampungan migran di kota perbatasan Tecún Umán, Guatemala, mengatakan bencana alam seperti badai Eta dan Iota yang melanda Amerika Tengah tahun lalu serta pandemi virus corona memicu lebih banyak kemiskinan dan memaksa lebih banyak orang untuk bermigrasi.

“Salah satu hal yang harus dilakukan adalah menciptakan sumber-sumber lapangan kerja agar para migran tidak pergi kalau tidak menemukan pekerjaan, karena saya yakin jika mereka punya kesempatan, banyak orang Amerika Tengah akan tetap tinggal di negara mereka, di tanah air mereka,” katanya.

Kunjungan luar negeri itu dilakukan setelah pemerintahan Biden secara resmi mengakhiri kebijakan Mantan Presiden Donald Trump tahun 2019, yang mewajibkan para pencari suaka menunggu di Meksiko. Kebijakan itu menyebabkan kembalinya hampir 70 ribu orang ke Meksiko selama dua tahun kebijakan tersebut berlaku.

Perhatian masyarakat terhadap isu perbatasan selatan Amerika sudah berkurang selama beberapa minggu terakhir, seiring dengan menurunnya jumlah anak-anak di bawah umur tanpa pendamping yang ditahan oleh Patroli Perbatasan, dari 5.700 anak pada pekan terakhir Maret, menjadi 677 pada awal Mei.

Anak-anak migran Amerika TengahAnak-anak migran Amerika Tengah tanpa pendamping di penampungan sementara fasilitas imigrasi AS di Rio Grande Valley di kota Donna, Texas, AS (Foto: voaindonesia.com/AP)

Akan tetapi, orang-orang tetap mencoba menyeberang ke Amerika Serikat. Kantor Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS melaporkan bahwa pada bulan April, pihaknya mencatat 180 ribu orang, meningkat tiga persen dari bulan Maret. Dalam jajak pendapat NPR/Ipsos Mei lalu, empat dari lima orang Amerika menilai isu perbatasan sebagai sebuah “masalah.”

Sebagian pembuat kebijakan mengatakan bahwa bersamaan dengan penegakan perbatasan, penting untuk melihat kondisi yang mendorong orang-orang di negara-negara Segitiga Utara – El Salvador, Guatemala dan Honduras – menuju ke Amerika Serikat.

Kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri, Alejandro Mayorkas, mengatakan, “Kami tengah menangani akar penyebab migrasi dari negara-negara Segitiga Utara, mencari solusi atas alasan mengapa keluarga-keluarga itu memutuskan mengirim anak-anak mereka (ke sini).”

Sementara itu, kubu Partai Republik mengkritik kebijakan perbatasan pemerintahan Biden, khususnya pelonggaran upaya-upaya yang dilakukan selama masa pemerintahan Trump.

Anggota Kongres dari Partai Republik, Steve Scalise, pada bulan April menuturkan, “Wakil Presiden Harris perlu datang langsung ke perbatasan dan melihatnya sendiri, karena mungkin ia lalu akan mendorong Presiden Biden untuk membalikkan kebijakan-kebijakannya yang gagal.”

Bersamaan dengan kunjungan Harris ke Guatemala, Amerika Serikat akan mengumumkan sejumlah langkah untuk memerangi masalah perdagangan manusia dan penyelundupan.

Dari Guatemala, Harris akan melanjutkan kunjungannya ke Mexico City pada hari Selasa, 8 Juni 2021, untuk menemui Presiden Andrés Manuel Lopéz Obrador, kalangan pebisnis dan tokoh perburuhan di sana untuk membahas topik serupa (rd/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Wapres Kamala Harris Bertolak ke Guatemala dan Meksiko
Kamala Harris melakukan perjalanan luar negeri pertama sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) pada Minggu, 6 Juni 2021
Presiden Biden Tugaskan Wapres Harris Tangani Imigran
Presiden AS, Joe Biden, tugaskan Wapres Kamala Harris untuk ambil alih pengelolaan imigran sebagai isu terbesar yang dihadapi pemerintahannya
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura