Jakarta - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi, memberi arahan kepada Wali Kota Subulussalam, Aceh, untuk memberikan perhatian signifikan terhadap persoalan stunting di desa-desa.
Menurut Budi Arie, penyelesaian persoalan stunting sendiri, menjadi salah satu program yang mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat.
“Kalau soal ketahanan pangan, ketahanan pangan itu isunya kota. Orang desa tidak ada isu ketahanan pangan, karena semuanya lengkap. Tugas desa adalah menopang produksi tanaman pangan,” ujarnya saat menerima audiensi Wali Kota Subulussalam, Affan Alfian, Rabu, 16 Juni 2021.
Pembangunan Kota Subulussalam, lanjut Budi Arie, yang terdiri dari sejumlah desa ini sudah selayaknya dimulai dari desa-desa. Sebab, keberhasilan dalam membangun desa-desa akan menjadi penentu keberhasilan pembangunan daerah.
- Baca Juga: Gibran Optimis Piala Wali Kota Solo Membawa Dampak Positif
- Baca Juga: Pemerintah Terbitkan Dua PP tentang KEK di Batam
"Membangun Indonesia harus dari desa. Nggak ada pilihan lain. Kalau desa maju, mandiri, ini akan menopang kabupaten/kota dan seterusnya," ujarnya.
Tugas desa adalah menopang produksi tanaman pangan.
Dalam kesempatan yang sama, Affan mengatakan, Kota Subulussalam memiliki Sembilan Unit Permukiman Transmigrasi (UPT). Sebagian besar transmigran di daerahnya berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Menurutnya, hubungan antara transmigran dan masyarakat asli Subulussalam telah membaur dan berjalan secara harmonis.
“Di masa pandemi ini, Subulussalam tetap terjaga (ekonomi) karena ekonomi kreatif dari transmigrasi. Harga sawit naik, ekonomi ditopang sawit, yang ini adalah usahanya (Kawasan) transmigrasi,” ujarnya. []