Banjarmasin, (Tagar 23/02/2018) Melonjaknya harga liguified petroleum gas (LPG) ukuran 3 kilogram di Kota Seribu Sungai akibat stok atau pasokan tidak lancar. Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina akan melakukan tindakan tegas apabila menemukan permainan dari pihak pangkalan atau agen.
“Selama ini sanksi yang diberikan hanya penundaan pemberian pasokan kepada pangkalan atau pengecer yang terbukti nakal. Ini tentu tidak memberikan efek jera,” kata Ibnu.
Ke depan, papar Ibnu, sanksi yang di berikan harus menimbulkan efek jera seperti sanksi hukum yang lebih berat.
Kalau melihat harga eceran tertinggi (HET), sebut Ibnu, LPG 3 kg hanya Rp 17.500. Namun kondisi di lapangan selama seminggu ini mencapai Rp 30.000 hingga 40.000 per tabung.
“Mengapa harganya sampai melonjak tajam? Apakah satgasnya tidak jalan. Kalau itu tidak jalan akan kita buat nanti satgas LPG,” ucap Ibnu Sina.
Ia mengatakan kenaikan harga tersebut tentu sangat berpengaruh pada tingkat inflasi di Kota Seribu Sungai sehingga harus ada tindakan antisipasi dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Banjarmasin.
“Ini bertujuan agar lonjakan harga tidak mempengaruhi daya beli masyarakat,” sebutnya.
Menurut Ibnu, dirinya juga sudah melakukan koordinasi dengan TPID, termasuk Dinas Perdagangan Kota Banjarmasin agar segera melakukan pantauan dan melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga.
Dirinya juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak aparat keamanan dari Polresta Banjarmasin agar dapat melakukan pengawasan terhadap distribusi LPG 3 kilogram.
“Tentu saja pihak PT Pertamina harus menindaklanjuti dengan terjadinya kelangkaan LPG 3 Kg ini,” pungkas Ibnu Sina. (adm)