Semarang - Teka-teki penyebab kisruh yang terjadi antara Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dan wakilnya, Mohamad Jumadi, mulai terkuak ke publik. Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia (GNPK) membeber ada dua isu fitnah yang jadi penyebab kisruh, yakni narkoba dan pacar Dedy Yon
Deputi Advokasi dan Perlindungan Hukum GNPK, Basri Budi Utomo mengaku pihaknya mendapat kuasa dari Wali Kota Tegal Dedy Yon untuk melaporkan perilaku Wakil Wali Kota (Wawalkot) Tegal Jumadi ke Polda Jawa Tengah.
Pelaporan didasarkan tudingan bahwa Jumadi diduga telah melakukan sejumlah tindak pidana yang merugikan nama baik Dedy.
"Yang bersangkutan sudah kami adukan ke Polda Jawa Tengah, Rabu kemarin. Ada penghasutan, pencemaran nama baik, pengaduan palsu, fitnah dan lainnya," tuturnya saat dihubungi Tagar, Kamis malam, 25 Februari 2021.
Basri lantas menceritakan kronologi peristiwa yang memicu Dedy akhirnya melaporkan wakilnya ke polisi. Bermula dari agenda kegiatan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan peringatan hari Pers Nasional bersama Presiden.
Kegiatan berlangsung di Jakarta dan dijadwalkan selama tiga hari, 9 hingga 11 Februari 2021. Ikut dengan Wali Kota Dedy di antaranya Sekda Kota Tegal. Mereka menginap di Hotel Century Park di kawasan Senayan.
Saat menginap di hotel tersebut, Selasa dini hari, 9 Februari 2021, sekira pukul 02.00 WIB, kamar Dedy didatangi oleh empat orang yang mengaku anggota Ditresnarkoba Polda Metro Jaya. Mereka mencurigai orang nomor satu di Pemkot Tegal itu mengonsumsi narkoba.
"Malam itu penggeledahan dipimpin oleh AKP S. Dipersilakan untuk menggeledah tapi Pak Dedy minta ada saksi dan direkam oleh stafnya bernama Sugito," jelas Basri.
Penggeledahan itu tidak menemukan barang apapun yang dicurigai terkait dengan narkoba. Bahkan hingga pukul 05.30 WIB, penggeledahan menyasar mobil yang digunakan Dedy, hasilnya juga nihil.
Jadi ada dua cerita, kacau itu. Mereka tidak sadar, dengan dua cerita modus itu, jelas ada yang merencanakan (fitnah).
Basri melanjutkan, Dedy juga diminta untuk tes urine namun hasilnya juga negatif. "Malam hingga pagi itu, tidak ada satupun yang mengindikasikan dia (Dedy) terkait dengan narkoba," tegas dia.
Merasa ada yang janggal, Dedy Yon lantas menghubungi pihak Polda Metro Jaya atas kegiatan kepolisian di hotel tempatnya menginap. Malam harinya, rombongan polisi yang menggeledah dipimpin Kompol D datang bertemu dengan Dedy. Kompol D adalah atasan langsung dari AKP S.
Dalam pertemuan itu, pihak kepolisian minta maaf atas kegiatan yang dilakukan di kamar Dedy. "Intinya klarifikasi dan minta maaf karena telah mengganggu semalam," ujarnya.
Dalam pembicaraan itu, Kompol D menyampaikan jika tugas operasi yang dilakukan AKP S dan anak buahnya menindaklanjuti laporan dari seorang wanita bernama Bella.
"Sebagai pelapor, Bella mengaku sudah 2 tahun dulu menjadi pacarnya Dedy. Orang Kalimantan," tuturnya.
Hanya saja saat didesak bukti laporan dari Bella, termasuk kartu identitasnya, Kompol D tak mampu memberi. "Katanya Bella sudah pergi, ini kan impossible," ucap Basri.
Pengakuan beda justru datang dari AKP S. Polisi ini malah menyampaikan informasi awal Dedy menggunakan narkoba didapat dari Wakil Wali Kota Tegal Mohamad Jumadi.
Bahwa AKP S sebenarnya tidak kenal langsung dengan Jumadi. Keduanya kenal atau setidaknya berhubungan lewat A, anak seorang wakil menteri yang jadi teman dekat Jumadi.
"Jadi A mengenalkan AKP S ke Jumadi karena pembicaraannnya mengenai narkoba," tuturnya.
Atas dua cerita yang berbeda itu, pihak Dedy lebih percaya dengan pengakuan AKP S ketimbang Kompol D. Mengingat cerita sosok Bella dinilai sebagai kamuflase untuk menutup sumber informasi sebenarnya.
"Jadi ada dua cerita, kacau itu. Mereka tidak sadar, dengan dua cerita modus itu, jelas ada yang merencanakan (fitnah)," imbuh dia.
Baca juga:
- Pengalaman Jogo Tonggo, Ganjar: PPKM Mikro di Jateng Bagus
- Penanganan Banjir di Pantura Jateng, Ganjar Usul Rp 3,19 T
- Jateng Lepas Zona Merah Covid, Ganjar Minta Gencar Tracing
Sementara itu, belum ada penjelasan Wakil Wali Kota Tegal Mohamad Jumadi soal tudingan dari pihak Dedy tersebut. Dihubungi via pesan WhatsApp, Jumadi belum merespons.
Diberitakan sebelumnya, hubungan dua pejabat utama di Kota Tegal, Wali Kota Dedy Yon Supriyono dan wakilnya, Mohamad Jumadi, retak dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan Jumadi tidak masuk kerja karena alasan fasilitas sopir dan ajudan ditarik dari rumah dinasnya.
Konflik antar keduanya sudah diketahui oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ganjar pun meminta keduanya bisa menyelesaikan persoalan secara dewasa dan tidak perlu membawa ke ranah hukum. Sebab dikhawatirkan kisruh keduanya akan berimbas pada pelayanan pemerintah ke masyarakat. []