Wali Kota Blitar Akhirnya Datang Juga

Wali Kota Blitar akhirnya datang juga. “Kami hargai penyerahan diri tersebut," kata Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah.
Wali Kota Blitar Muh Samanhudi Anwar. (Foto: Ist)

Jakarta, (Tagar 8/6/2018) – Wali Kota Blitar Muh Samanhudi Anwar akhirnya mendatangi gedung KPK, Jakarta, Jumat (8/6) untuk menjalani pemeriksaan.

"Wali Kota Blitar telah datang ke KPK, saat ini sedang dalam pemeriksaan oleh penyidik KPK, dia datang sekitar pukul 18.30 WIB. Kami hargai penyerahan diri tersebut," kata Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah di Jakarta, Jumat (8/6) malam.

Sebelumnya pada Jumat (8/6) dini hari, nama Muh Samanhudi Anwar bersama Bupati Tulungagung nonaktif Syahri Mulyo dan empat orang lainnya, diumumkan KPK sebagai tersangka tindak pidana korupsi suap pengadaan barang dan jasa di Pemkab Tulungagung dan Pemkot Blitar Tahun Anggaran 2018.

Febri mengungkapkan, selain Muh Samanhudi Anwar yang telah mendatangi KPK, lembaganya juga mendapat informasi terkait Bupati Tulungagung nonaktif bahwa partainya sudah mengimbau agar yang bersangkutan menyerahkan diri.

"Sikap kooperatif ini tentu akan baik bagi yang bersangkutan dan akan memperlancar proses hukum," ucap Febri.

Kehilangan Jejak

Sementara dalam konferensi pers di gedung KPK, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menyebutkan bahwa pihaknya kehilangan jejak Wali Kota Blitar Muhammad Samanhudi Anwar dan Bupati Tulungagung Syahri Mulyo saat berlangsung operasi tangkap tangan pada Rabu (6/6).

Hilangnya dua sosok Kepala Daerah yang berhasil lolos dari jeratan tim satuan tugas (satgas) tentu saja membuat KPK meradang.

Saut Situmorang pun memberikan ultimatum kepada dua kepala daerah tersebut untuk menyerahkan diri secepatnya.

"KPK mengimbau Bupati Tulungagung dan Wali Kota Blitar agar bersikap kooperatif dan segera menyerahkan diri ke KPK. Sebelum ada upaya jemput paksa," tegas Saut, Jumat (8/6) dini hari.

Sekadar informasi, kedua Kepala Daerah itu menjadi 'buronan' KPK lantaran diduga telah menerima suap dari pengusaha bernama Susilo Prabowo.

Susilo Prabowo diketahui adalah pengusaha developer kakap di Jawa Timur, termasuk pihak pemenang tender sejumlah proyek di Blitar dan Tulungagung.

Dikatakan Saut, Susilo Prabowo juga menjadi benang merah dua kasus berbeda ini saling berkaitan. "Dalam kasus OTT kali ini ada dua perkara berlainan yang diusut oleh KPK. Namun keduanya, baik Wali Kota Blitar dan Bupati Tulungagung menerima suap yang sama dari pihak berinisial SP," jelasnya.

Diketahui, perkara yang menimpa Samanhudi dimulai dari terendusnya dugaan suap terkait ijon proyek pembangunan sekolah lanjutan pertama di Blitar dengan nilai kontrak Rp 23 miliar.

Sementara Syahri diduga menerima suap terkait commitment fee proyek-proyek pembangunan infrastruktur peningkatan jalan pada Dinas PUPR Pemerintah Kabupaten Tulungagung sebanyak Rp 2,5 miliar.

Dalam kasus ini, KPK pun telah menetapkan tujuh orang sebagai tersangka untuk dua perkara tersebut. (ant/sas)

Berita terkait
0
Kasus Covid-19 Didorong Omicron Meningkat di Amerika
Warga AS yang belum divaksin lengkap berisiko terimbas parah, sementara kasus penyakit akibat virus corona itu terus meningkat