Wakil Ketua KPK Ungkap Teror Mistis ke Pegawainya

Wakil Ketu KPK ungkap sejumlah teror yang dialami pegawainya saat bertugas, termasuk teror yang bersifat mistis sekalipun.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyampaikan konferensi pers terkait ditetapkanya Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan sekretaris pribadinya Miftahul Ulum sebagai tersangka baru kasus dugaan suap penyaluran bantuan dana hibah KONI. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)

Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengungkapkan sejumlah teror yang dialami pegawainya saat bertugas, termasuk teror yang bersifat mistis sekalipun. Dia juga menyoroti ihwal pemberantasan korupsi di daerah yang menurutnya tidak mudah.

"Terlebih dengan kepala daerah yang tidak memiliki komitmen," ujar Alex dalam diskusi virtual bertajuk 'Merangkai Simfoni Melawan Korupsi', Senin, 27 Juli 2020.

Saya enggak tahu, Mas Dian ini sakit apa

Kesulitan yang disebutkan Alex dialami pegawai KPK di Unit Koordinasi Wilayah. Adapun Unit Korwil ini bertugas mendampingi pemerintah daerah dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan sinergi dalam penanganan perkara.

Mengutip Laporan Tahunan KPK 2019, ancaman yang diterima pegawai KPK berupa teror dan intimidasi. Bahkan, ancaman fisik dan mistis dialami beberapa pegawai lembaga antirasuah.

Satu di antara pegawai yang mengalami ancaman mistis ialah personel Koordinator Wilayah (Korwil) II, Dian Patria. Kejadian mistis yang menimpa Dian terjadi saat dia melakukan pemantauan di Bendungan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada 2017 silam.

Dian disebut sering mengalami sesak napas usai melakukan pemantauan. Di sela tugasnya, Dian sempat berobat ke rumah sakit. Selanjutnya, dokter menyebut ada cairan di jantung dan paru-parunya.

Lantas kemudian, Dian melakukan perawatan di ruang ICU selama dua pekan dan bertahan dengan bantuan ventilator. Selain itu, para dokter yang menanganinya tidak dapat menjelaskan penyakit yang menjangkiti tubuh Dian.

"Saya enggak tahu, Mas Dian ini sakit apa," ujar salah satu dokter dikutip dari laporan tahunan KPK 2019.

Teror kepada KPK tak hanya menimpa pegawainya, namun juga terhadap pimpinan, dan bahkan kantor lembaga antirasuah.

Pada Januari 2019, benda mirip bom ditemukan di kediaman Ketua KPK periode 2015-2019, Agus Rahardjo. Sebanyak dua bom molotov juga dilemparkan ke kediaman Wakil Ketua KPK periode 2015-2019, Laode M Syarif.

Pada Februari 2019, dua anggota tim surveillance KPK dianiaya saat memantau informasi dugaan akan adanya penyuapan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Kemudian, terjadi demo bayaran di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, pada September 2019.

Masih di periode yang sama, terdapat peta perlawanan dan dukungan terhadap KPK di media sosial terkait revisi undang-undang KPK. Tak hanya itu, ada surat kaleng yang menyebut pegawai KPK turut andil terhadap demonstrasi mahasiswa yang menolak RKUHP. []

Berita terkait
Firli Bahuri Pamerkan Capaian Kerja Selama di KPK
Selama 6 bulan, Firli Bahuri klaim sudah melakukan penyidikan terhadap 160 perkara tindak pidana korupsi.
KPK Masih Memburu Harun Masiku, Hiendra dan Samin Tan
Komisi Pemberantasan Korupsi masih melakukan pencarian terhadap beberapa orang DPO, yakni Harun Masiku, Hiendra Soenjoto dan Samin Tan.
Isu Harun Masiku Meninggal, KPK Tak Punya Data Valid
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku belum bisa memberikan informasi valid terkait dugaan Harun Masiku sudah meninggal dunia.