Wabah Virus Corona yang Bikin Warga Dunia Panik

Setelah wabah SARS-CoV tahun 2002 dan MERS-CoV tahun 2012 yang mematikan, sekarang terdeteksi pula virus corona yang bikin warga dunia panik
Ilustrasi: Kesiapan warga China menghadapi virus corona (Foto: foxnews.com)

Setelah wabah SARS-CoV (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus) yang merebak pertama kali di China tahun 2002, dunia kembali digemparkan dengan wabah MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus) yang dideteksi pertama kali di Timur Tengah tahun 2012. Dunia kembali gempar menjelang perayaan Imlek tahun 2020 yaitu Novel Coronavirus (2019-nCov) atau virus corona.

Laporan Badan Kesehatan Sedunia PBB (WHO-World Health Organization) menyebutkan pada tanggal 31 Desember 2019, WHO menerima kabar tentang beberapa kasus pneumonia di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

1. Virus Ketiga setelah SARS-CoV dan MERS-CoV

Penemuan virus (baru) itu pun membuat panik karena hasil laboratorium menunjukkan virus ini tidak cocok dengan virus lain yang sudah dikenal secara medis. Kepanikan terjadi karena tidak diketahui bagaimana virus baru ini menginfeksi manusia.

Sampai saat ini sudah 14 negara yang melaporkan kasus 2019-nCov dengan jumlah korban 41 meninggal dunia. Sedangkan di China sendiri sudah dilaporkan 2.300 kasus dengan 80 kematian. Dilaporkan pula 35 penderita virus corona China dikabarkan bepergian ke luar China. Negara-negara yang melaporkan virus corona yaitu: Amerika Serikat, Australia, Hongkong,

Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Makau, Nepal, Perancis, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Infeksi 2019-nCov menunjukkan gejala umum pada orang-orang yang terinfeksi, seperti demam, batuk, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, hemoptisis, dan diare.

Pada tanggal 7 Januari 2020 atau sepekan setelah dilaporkan ke WHO, otoritas China mengabarkan bahwa mereka telah berhasil mengidentifikasi virus baru tsb. yaitu coronavirus. Virus ini termasuk keluarga virus yang mencakup flu biasa, dan virus seperti SARS dan MERS. Untuk sementara China menyebut virus baru ini dengan nama 2019-nCoV.

WHO menggalang kerja sama dengan otoritas China dan pakar-pakar terkait secara global untuk mempelajari virus baru tsb. Yang perlu diketahui, tentu saja secara medis, adalah bagaimana virus berpindah dari penderita ke orang lain dan apa yang bisa dilakukan negara-negara lain untuk menghadapi penyebaran virus tsb.

Sebagai perbandingan berikut ini gambaran tiga virus terkait dengan infeksi pernapasan tsb.

corona2Ilustrasi (Foto: theconversation.com)

SARS-CoV yang ditemukan pertama kali di China tahun 2002 jadi penyakit infeksi pernapasan yang paling menakutkan di dunia pada tahun 2002-2003. Dilaporkan 8.000-an kasus SARAS-CoV dengan 700-an kematian. Gejala penyakit ini terjadi secara umum yaitu demam, menggigil, batuk kering dan di bagian dada. Tingkat kematian penyakit ini 10 persen.

MERS-CoV ditemukan tahun 2012 di kawasan Timur Tengah. Dari enam kasus terkait MERS-CoV yaitu gejala gagal pernapasan dua di antaranya meninggal. Jika dibandingkan dengan SARS-CoV tingkat kematian penderita MERS-CoV jauh lebih besar yaitu 37 persen, sedangkan SARS-CoV sebesar 10 persen. Selain itu dilaporkan 22 meninggal dari 44 kasus yang dilaporkan di Arab Saudi.

2. Masih Banyak yang Belum Diketahui Tentang Virus Corona

Selain kasus di China tanggal 29 Januari 2020 Korsel melaporkan kasus 2019-nCov pada seorang perempuan berumur 35 tahun WN China yang tinggal di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Ketika tiba di Bandara Incheon wanita itu terdeteksi demam tinggi dengan suhu badan 38,3 derajat Celcius. Wanita itu dirujuk ke rumah sakit untuk diisolasi.

Sebelumnya tanggal 15 Januari 2020 Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan kasus 2019-nCoV pada seorang pria berumur antara 30-39 tahun yang tinggal di Jepang yang baru pulang dari Wuhan. Pria ini pergi ke Wuhan akhir Desember 2019. Pria ini tidak mengunjungi pasar hewan hidup di Wuhan, tapi terindikasi berhubungan dekat dengan seorang penderita pneumonia.

Tanggal 6 Januari 2020 pria itu kembali ke Jepang. Hasil tes influenza negatif. Tapi, tanggal 10 Januari 2020 pria itu demam dengan gejala batuk dan sakit tenggorokan. Dia dirawat di rumah sakit. Tanggal 14 Januari 2020 dokter yang merawat melaporkan ke otoritas kesehatan setempat bahwa pasien tsb. diawasi untuk “Penyakit Menular Serius yang Tidak Dikenali”.

Tanggal 13 Januari 2020 Kementerian Kesehatan Masyarakat (MoPH) Thailand melaporkan kasus corona virus pertama. Kasus terdeteksi pada seorang perempuan WN China berumur 61 tahun penduduk Wuhan. Perempuan itu melancong ke Thailand kemudian dirawat di rumah sakit. Penyelidikan terkait dengan riwayat pasien ini menunjukkan dia sering berkunjung ke pasar satwa segar di Wuhan sebelum ada gejala penyakitnya pada tanggal 5 Januari 2020.

WHO menyebut bahwa masih banyak yang harus dipahami tentang virus corona yang baru ini karena pengetahuan tidak hanya terbatas pada bagaimana virus ditularkan, sejauh mana virus bisa menyebar dan alat-alat kesehatan apa yang bisa dipakai. Selain itu sumber virus belum diketahui.

corona3Penyebaran virus MERS-CoV (Sumber: who)

Untuk itulah WHO mendorong semua negara untuk tetap siaga menghadap virus corona. WHO sendiri sudah menerbitkan informasi tentang cara memantau kasus, mengobati pasien, mencegah penularan di sarana kesehatan, dll. Informasi yang diterbitkan WHO termasuk cara menjaga kebersihan tangan dan pernapasan serta menjaga higiene makanan di pasar.

3. Saran WHO Mencegah Virus Corona

WHO mengingatkan bahwa perlu menyebarluaskan informasi ke masyarakat berupa prinsip-prinsip dasar untuk mengurangi risiko penularan virus yang menyebabkan infeksi pernapasan akut tsb., yaitu:

  • Menghindari kontak fisik dekat dengan orang yang menderita infeksi pernapasan akut;
  • Sering mencuci tangan, terutama setelah kontak langsung dengan orang yang sakit atau lingkungan mereka;
  • Menghindari kontak langsung tanpa perlindungan dengan hewan di peternakan atau hewan liar;
  • Orang dengan gejala infeksi pernapasan akut harus berlatih etika batuk (menjaga jarak,
  • menutupi batuk dan bersin dengan tisu atau pakaian sekali pakai, dan mencuci tangan);

Dalam fasilitas pelayanan kesehatan, tingkatkan praktik pencegahan dan pengendalian infeksi standar di rumah sakit, terutama di unit gawat darurat (Bahan-bahan dari: WHO dan sumber-sumber lain). []

Berita terkait
Pemprov Bali Pastikan Belum Ada Suspect Virus Corona
Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra menyabut mewabahnya virus corona tidak hanya mengganggu sektor kesehatan, tetapi juga sektor pariwisata.
Dua Strategi Kemenkes Tangkal Virus Corona
Kemenkes telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona di Indonesia
Respons Kemenlu Soal Virus Corona di China
Kementerian Luar Negeri menanggapi perkembangan virus corona di China, berikut penjelasannya.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.