Wabah Corona, Moeldoko Heran Ada Kekerasan di Papua

KSP Moeldoko mengatakan investigasi atas tiga peristiwa kekerasan di Papua masih dilakukan pemerintah sambil memutus rantai penyebaran corona.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berbicara dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema Sinergitas Pembangunan Pipa Gas Bumi Trans Kalimantan Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa, 3 Desember 2019. (Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang)

Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan investigasi atas tiga peristiwa kekerasan di Papua yang terjadi akhir-akhir ini masih dilakukan pemerintah. Dia mengaku heran dengan adanya kejadian tersebut, karena saat ini Indonesia sedang bertarung melawan wabah virus corona (Covid-19).

Di tengah pandemi Covid-19, Moeldoko memastikan pemerintah terus melakukan upaya pencegahan dan penanganan penyebaran virus corona dimanapun juga. Namun, di sisi yang bersamaan pemerintah juga terus berupaya melakukan penegakan hukum terhadap peristiwa yang terjadi di Papua.

“Sangat disayangkan, di tengah penanganan wabah Covid-19, terjadi insiden hingga menimbulkan korban rakyat sipil,” kata Moeldoko, dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Jumat, 17 April 2020.

Baca juga: Satu KKB Penyerang Freeport di Papua Ditembak Mati

Dia meminta semua pihak di Bumi Cenderawasih untuk menahan diri dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat memperkeruh suasana. Kemudian, semua pihak dia sarankan lebih memfokuskan pada kerja-kerja menjaga perdamaian, pembangunan kesejahteraan, dan mengatasi penyebaran virus corona di Papua.

"Pemerintah tidak mengharapkan terjadinya peristiwa kekerasan di Papua. Penugasan TNI dan Polri di Papua dalam rangka mengawal kedaulatan negara, khususnya mencermati aktifnya kembali Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)," ucapnya.

Moeldoko menjelaskan, aparat bertugas memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat dari berbagai gangguan. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki situasi ini.

Sangat disayangkan, di tengah penanganan wabah Covid-19, terjadi insiden hingga menimbulkan korban rakyat sipil.

Baca juga: Bentrok TNI-Polisi di Papua, 3 Orang Tewas Tertembak

Sebelumnya, terjadi tiga insiden yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Peristiwa pertama adalah penembakan tiga karyawan PT Freeport Indonesia oleh KKB di Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Senin, 30 Maret, pukul 13.50 WIT.

Kejadian tersebut menyebabkan korban tewas yaitu Graeme Weal, 57 tahun. Diketahui pria ini merupakan warga negara Selandia Baru. Sementara korban luka akibat kejadian tersebut yaitu Jibril MA Bahar, 49 tahun, dan Ucok Simanungkalit, 52 tahun.

Lalu peristiwa kedua, jatuhnya korban tiga anggota Polri yang meninggal akibat salah paham dengan anggota TNI di Kabupaten Mamberamo Raya, pada Minggu, 12 April 2020. Diketahui dari kejadian itu, sebanyak tiga anggota polri meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka tembak.

Korban meninggal yaitu Briptu Marcelino Rumaikewi, Bripda Yosias Dibangga, dan Briptu Alexander Ndun. Ketiganya adalah anggota Polres Mamberamo Raya. 

Sedangkan, yang mengalami luka-luka yaitu Bripka Alva Titaley anggota Reskrim Polsek Mamteng, dan Brigpol Robert Marien anggota SPKT.

Insiden terakhir, mengakibatkan tewasnya dua warga sipil di Timika, Senin, 13 April 2020. Korban bernama Eden Armando Bebari, 20 tahun, dan Roni Wandik, 23 tahun. Peristiwa di Papua ini menjadi sorotan, karena menyebabkan tewasnya dua orang dari warga sipil. []

Berita terkait
Gubernur Papua Lukas Enembe Tidak Terpapar Covid-19
Pemprov Papua mempertimbangkan upaya hukum terkait pemberitaan media yang menyebutkan Gubernur Papua Lukas Enembe terpapar Covid-19.
Gubernur Papua Sewa Pesawat Berobat ke Jakarta
Akibat terserang sakit, Gubernur Papua sewa pesawat, untuk periksa kesehatannya di Jakarta.
Total 61 Pasien Positif Covid-19 di Papua
Total 61 pasien dinyatakan positif corona secara akumulatif hingga Sabtu, 11 April 2020 di Papua
0
Patung Dewa Hindu Asal Kamboja Dipamerkan di Amerika
Hampir 1.500 tahun lalu, sebuah patung monumental Dewa Krishna dalam agama Hindu diukirkan pada gunung suci Phnom Da di Kamboja selatan