Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran. Dari data drone tanggal 17 Februari 2021 teramati 2 (dua) kubah lava yang lokasinya berada pada barat daya yakni menempel di dinding Lava 1997 dan kubah yang berada di tengah kawah.
Baca Juga:
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan, berdasarkan perhitungan foto udara, kubah yang berada di barat daya memiliki dimensi panjang 258 meter, lebar 133 meter, tinggi 30 meter, dan volume sebesar 397.500 meter kubik. Laju pertumbuhannya sebesar 25.200 meter kubik per hari.
Laju pertumbuhan rata-rata 10.000 meter kubik per hari.
Sedangkan kubah lava yang berada di tengah kawah memiliki dimensi panjang 160 meter, lebar 120 meter, tinggi 50 meter, dan volume sebesar 426.000 meter kubik. "Laju pertumbuhan rata-rata 10.000 meter kubik per hari," kata Hanik dalam siaran tertulis tentang Laporan Aktivitas Gunung Merapi 12-18 Februari 2021 yang diterima Tagar.
Laporan lainnya meunjukkan intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu. Deformasi Gunug Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. "Dilaporkan adanya penambahan aliran di Kali Boyong pada tanggal 16 Februari 2021," ungkapnya.
Baca Juga:
Hanik menyimpulkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor Selatan–Barat Daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. "Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," ungkapnya. []